The Sun

78 10 0
                                    

Matahari semakin terang kupikir, karena disini terasa sangat panas. Semakin aku berjalan, semakin tubuhku terasa lumpuh seakan-akan tubuhku tidak ingin pergi kemanapun dan hanya diam sepanjang hari. Kupaksakan tubuhku untuk berjalan, kucari triza di sepanjang jalan.

Mataku tertuju pada suatu bangunan putih berbentuk bundar putih polos, hanya gambar hitam berbentuk baju dibagian atas pintu masuk. Aku masuk ke dalam bangunan itu, terlihat banyak baju didalam sana, rupanya ini toko baju. Dari ruang ganti kulihat seorang pria yang ternyata adalah Triza, dia keluar memakai kaos v-neck tanpa lengan berwarna cream teduh, celana panjang hitam dan sepatu hitam bergaris putih yang tipis. Dia terlihat sangat keren dan tampan dan terlihat sempurna di mataku.

"Ahh, Zuraa. Cepat kemari, kau juga harus mencoba pakaianmu." ucap Triza setelah melihatku.

Setelah Triza menuruhku memakai beberapa pakain yang dia pilihkan, aku mencobanya di ruang ganti. Aku memilih dan mencoba beberapa baju dan celana sampai akhirnya aku memutuskan memakai baju putih dengan tangan panjang yang punya lubang di kedua bahunya sehingga memperlihatkan bahuku, bagian bawah bajunya mempunyai bagian samping yang lebih panjang daripada bagian depan-belakangnya. Untuk bagian bawah aku lebih memilih celana daripada rok, celana yang kupilih lebih seperti celana panjang jogger tetapi beberapa helai kain dengan ukuran yang sama besarnya yaitu sekitar 10-15 cm menyelimuti celananya, warnanya yang putih keemasan membuatnya terlihat mewah dan berkelas. Sepatunya sendiri aku lebih memilih sepatu tanpa hak karena aku tidak biasa memakainya jadi aku memilih sepatu yang tidak terlalu tebal dengan warna yang sama dengan celanaku yaitu putih keemasan.

Setelah aku selesai ganti baju Triza membayar pakaianku, aku jadi merasa tidak enak karena aku merasa aku hanya memberi masalah dan beban. Tapi Triza yang melihatku sadar apa yang kurasakan.

"Sudahlah, tidak setiap hari kau merasakan kebahagian. Nikmatilah hari ini karena besok siapa tahu apa yang akan terjadi." Ucap Triza sambil menggandengku pergi ke suatu bangunan.

"Iya." Aku tidak berkata banyak, sepertinya Triza benar. Terkadang kau harus istirahat sejenak melepas semua beban dan masalahmu.

Di dalam bangunan itu terdapat alat-alat yang cukup mewah dan banyak wanita berkumpul, tempat apa ini ?

"Temui aku nanti di gedung biru." Bisik Triza kemudian pergi meninggalkan aku, saat aku hendak mengejarnya seorang perempuan mencegahku.

"Apakah benar anda Azura?" Tanya perempuan itu.

"Ahh, iya. Itu aku, kenapa?"

"Mari ikuti saya." Ucapnya ramah dan menggiringku ke sebuah ruangan.

Disitu aku duduk di kursi biru yang sangat nyaman, aku sedikit berbaring di tempat untuk kepalaku. Saat aku bersandar tiba-tiba rambutku dibasahi dengan air oleh wanita itu, awalnya aku tekejut dan ingin lari dari ruangan itu tapi si wanita mencegahku dan menjelaskan, dia mengatakan seperti "ini salon." Lalu "berdandan.", "makeover" dan apalah itu.

Setelah dibasahi rambutku dikeringkan dengan alat peniup udara panas dan setelah itu dia menggunting rambutku.

Setelah dibasahi rambutku dikeringkan dengan alat peniup udara panas dan setelah itu dia menggunting rambutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2064Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang