1

58 5 0
                                    

Malam itu bulan tidak menampakkan wajahnya. Sedang udara dingin serasa menggigit tulang-tulangku. Ngilu.

Angela, gadis manis berambut coklat yang kutunggu belum juga muncul. Sekarang, hampir tengah malam, dan para pelayan sudah membereskan meja serta hendak menutup tempat ini.

Aku melirik jam di pergelangan tanganku.

Sial, ternyata jamku mati.

Aku memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi, sampai tempat ini benar-benar ditutup.

Cahaya lampu yang berpendar di tengah-tengah meja ini entah kenapa membuat kesan romantis dan misterius dalam waktu yang bersamaan.

Jujur, ini pertama kalinya aku datang ke tempat ini. Dan kalau bukan karena Angela, aku tidak mungkin membuang waktuku yang berharga ini hanya untuk duduk dan menunggunya yang tak kunjung datang.

Sayup-sayup kudengar suara binatang malam yang saling bersahutan. Aku melirik ponselku yang tergeletak di atas meja.

Sambil menghela nafas, aku membuang pandanganku ke luar jendela berukiran ornamen batik di sekelilingnya.

Tidak ada pemberitahuan apa-apa.

Satu persatu lampu mulai di matikan dan aku mulai beranjak dari tempat dudukku.

"Andy!"

Suara itu. Suara Angela.

Aku maju beberapa langkah ke depan untuk melihat wajahnya lebih jelas. Gadis itu, masih dengan pakan kerjanya-- rok span selutut dan hem putih, serta rambut yang acak-acakan, berdiri di sana.

Wajahnya tampak pucat, tanpa rona merah yang biasa menghiasi kedua pipinya.

"Dari mana saja kau? Kukira kau tidak akan datang." Aku tidak bisa menahan nada sinis yang keluar dari mulutku.

"Aku dari kantor, tadi ada meeting.."

Tiba-tiba saja, aku mendengar suara deringan ponsel. Saat itu aku mengingat bahwa ponselku masih tertinggal di atas meja. Segera saja aku berbalik dan mengambilnya.

Ternyata, ada sebuah pesan yang baru saja masuk.

Dari Audy, kakak perempuan Angela.

'Andy.. Angela ditemukan meninggal jam tujuh malam tadi. Polisi menemukan mayatnya dekat Café Bulan.'

Dengan perasaan heran bercampur tidak percaya dengan isi pesan tadi, aku menoleh kembali ke arah tadi.

"Angela bukankah--"

Perkataanku terhenti karena tidak melihat Angela lagi di sana.

***
Vote and comments, pls? :)

Cafe BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang