Aku tahu..
Aku bukan kodomain dari relasi fungsi hatimu,
Aku bukan himpunan penyelesaian dari persamaan jiwamu,
Aku juga bukan koefisien dari variabel hidupmu,
Aku tak pernah menjadi absis atau ordinat yang memenuhi kartesius pikiranmu,
Aku tahu dan sadar itu.Mungkin bagimu aku hanyalah sebuah akar negatif,
Yang nilainya tidak dapat didefinisikan,
Mungkin aku seperti bilangan berpangkat nol,
Biasa.. Tidak istimewa..
Tak berharga di hidupmu,
Tak ubahnya seperti kurva tertutup,
Dimana a selalu bernilai negatif,
Tak pernah sempurna di matamu.Aku tak mengerti..
Mengapa vektor hatiku masih terarah untukmu?
Mengapa dimensi ruang pikiranku masih terisi namamu?
Mengapa transformasi bayangan wajahmu selalu menghantuiku? Mengapa proyeksi senyumanmu tak pernah hilang dari ingatanku?
Entahlah..Terkadang aku lelah menjalani grafik skenario ini,
Aku tak kuasa menyimpan matriks perasaan ini,
Aku ingin mendiferensiasi cinta ini hingga bernilai nol,
Ingin ku eliminasi semua luka ini,
Tapi usahaku bagaikan mengalikan suatu bilangan dengan angka 0,
Seumpama melempar dadu dan berharap muncul angka 7,
Sia-sia.. Tanpa hasil..Semakin kucoba melupakanmu, semakin meningkat statistika rasa ini,
Modus ponens.. Modus tolens.. tak berlaku lagi untukmu,
Mungkin ini yang dinamakan cinta dalam matematika,
Dimana garis ceritanya diatur oleh Sang Pencipta,
Aku yakin semua akan indah pada waktunya,
Karena premis-premis Allah bersifat tautologi yang terbukti kebenarannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Matematika
PoetryTerima kasih untuk dua hal yang menginspirasi. Matematika, dan... kamu.