1 : Aqua

110 7 7
                                    

Sore ini membosankan. Sangat. Tak ada kegiatan yg akan dilakukan kedepannya, justru aku malah berharap ada kegiatan mendadak yg menyibukkan ku sore ini.

Ooh ya, berhubung aku baru pindah, seharusnya aku mencari-cari apa yang baru disekitar lingkunganku sekarang. Mungkin saja aku menemukan hal-hal yang menarik atau mungkin saja aku bertemu artis secara tak sengaja.

"Chol, kamu bisa anter kue ke tetangga sebelah? Mamah lagi sibuk banget."pinta mamahku dari dapur.
"Sip momom thayangku. Walaupun Chol harus sampe berkilo-kilo meterpun demi momom Chol sanggup, kok"balas ku menghampiri mamah sambil cengar-cengir.

Ku ambil piring berisikan kue-kue buatan mamah yang baru keluar dari oven setengah jam yang lalu. Mamah memang pintar banget dalam urusan beginian, makanya itu masakan mamah is the best banget deh.

Jalan musholah aridwan RT 02/01 No.47

Hmmm, dimana ya rumahnya. Ini alamat rumah terakhir yang harus diberikan kue mamah ini. Aku celingak-celinguk, kesana-kemari, memperhatikan setiap papan nomor yang tertempel disetiap rumah."Aish, dimana sih ini rumahnya, kok susah banget nemunya"

Matahari sore menghangatkan kulit ku, walaupun tak menyengat, tapi aku dibuat gerah. Matahari tetap saja panas, mau pagi, siang, sore buntut-buntutnya bikin gerah.

Ketika aku sedang nikmat-nikmatnya memejamkan mata sambil merasakan rindang nya tempat istirahat ku ini, seseorang menepuk bahu ku. Aku membuka mata tak niat.

"Kenapa?"tanya ku dengan nada judes.
"Ini."Laki-laki itu menyodorkan sebuah dompet berwarna hijau tua dan bergambar beruang.

"Ini dompet mu bukan? Tadi kalau ngga salah jatuh dari kantung celana mu"katanya lagi.
Aku mengangguk. Mengambil dompetku itu dari tangannya."Thanks."

Aku kembali menyeder kan badanku ke pohon lalu memejamkan mataku lagi. Awalnya ku kira laki-laki tadi sudah pergi dan tak mengindahkan ku lagi, tapi aku menyadarinya tepat ketika tak sengaja badannya menyenggol jari-jari tanganku dari samping.

"Kamu ngapain masih disini, malah sempet-sempet nya duduk disampingku."aku memelototinya.
"Aku juga capek. Emang tempat ini milikmu seorang? Ini tempat umum tau."balasnya tanpa memperdulikan aku yang makin memelototinya.
"Iya tau, tapi masih banyak tempat umum yang lain"
"Kamu ngapain disini? Bukannya nyari alamat rumah yang kamu cari. Nanti kue nya udah keburu melempem"

Aku menganga. Darimana dia tau aku dari tadi sedang mencari alamat rumah. Atau jangan-jangan dia mengikutiku dari tadi?

"Kamu jangan ge-er. Aku ngga ngikutin kamu, aku cuma nebak doang"laki-laki itu melirikku.
"Siapa juga yang ge-er. Aku emang lagi nyari rumah yang aku tuju, tapi aku ngga nemu."
"Alamatnya?"tanyanya. Matanya memandang mataku.
"Jalan musholah aridwan RT02/01 No. 47. Aku ngga nemu-nemu dari tadi."Aku mendengus kesal.
"Oh itu, itu rumahku. Dan rumahku itu berada disamping warung itu"ujar laki-laki itu tenang sambil menunjuk warung tak jauh dari tempat kami duduk.

Kampret. Dasar rumah menyebalkan. Kenapa aku dari tadi ngga ngeliat. Aku berdiri. Menghampiri rumah itu, sebelum aku pergi laki-laki itu ngomong sesuatu dan membuatku menoleh kearahnya.

"Makanya sering-sering minum Aqua. Kamu jadi blo'on gitu"

Rasanya ingin sekali ku tendang laki-laki yang kulihat itu. Enak sekali dia mengataiku blo'on. Untung aku lagi ngga minat, kalau ngga, pasti sekarang dia sedang menangis-nangis mencium kaki ku minta diampuni.

"Jangan mikir yang aneh-aneh. Aku ngga bakalan minta ampun sampe segitunya sama kamu."kata laki-laku itu dengan wajah penuh penyindiran.

Menyebalkan. Lagi-lagi dia tau apa yang sedang aku pikirkan. Sial emang sial. Aku pergi meninggalkannya kemudian menghampiri rumah yang berada disamping warung itu.

Dasar laki-laki menyebalkan. Pake nyuruh-nyuruh minum Aqua lagi, emang dia ngga pernah kaya aku apa.

***

ALL IN LOVE..Where stories live. Discover now