Uuu yeee.
Ini hari pertama kali aku sekolah. Entah. Entah bagaimana anak-anaknya. Aku tidak peduli bagaimana kondisi fisik sekolahnya (tapi jangan bobrok-bobrok amat, aku juga ngga nyaman) yang penting anak-anaknya easygoing."Ish, dia anak baru ya?? Cantik."
Idih, aku lewat kok pada bisik-bisik kaya gitu. Bukannya aku yang ke narsisan, tp terus terang volume suara mereka tidak cocok untuk ukuran bisik-bisik.
Kalau dibilang cantik, ya, jelas lah. Siapa yang tidak bilang aku cantik? Tuhan pasti menciptakan sesuatu dengan indah dan terbaik, tinggal hamba-Nya saja yang bersyukur atau tidak.
"Cholen Amanda. Murid pindahan dari SMA Sevila yang akan duduk dikelas XI. Prestasi standar tapi ahli dalam bahasa Inggris dan pernah mendapatkan juara pertama pidato bahasa Inggris diSMA Sevila."ujar Bu Esti, si kepala sekolah SMA Balta.
"Iya, bu. Boleh saya tanya.."belum sempat aku melanjutkan, Bu Esti sudah melanjutkan ucapannya.
"Kamu bisa pakai seragam sekolah ini mulai besok. Nanti sebelum ke kelas, kamu bisa ambil bajumu dikoperasi sekolah."kata Bu Esti.
Aku mengangguk. Bu Esti mengizinkan ku keluar ruangan. Benar-benar kepala sekolah yang tegas dan judes.
Setelah mengambil seragam baruku dikoperasi, aku melanjutkan pergi ke kelas baruku. Tadi pas aku ngambil baju, Pak Bowo memberitahukan ku kalau aku diterima dikelas XI-IPS 2.
"Permisi, bu. Saya Cholen, murid pindahan."jelas ku pada guru yang sedang mengajar dikelas.
"Ah, iya. Cholen boleh duduk disitu."balas sang guru sambil menunjuk bangku yang ada dibarisan paling belakang.
"Iya, makasih bu."
Dan lagi-lagi semua mata tertuju padaku, mulut mereka tak tahan untuk tidak saling berbisik. Ku beri mereka tatapan sengit seolah-olah aku ingin menelan mereka hidup-hidup kalau sudah tak sayang nyawa.
Tiba-tiba saja saat pelajaran sedang berlangsung (ternyata aku masuk pada saat tak tepat, pas pelajaran matematika berlangsung) tercium aroma kue. Castangel. Kue yang beraroma khas keju dan butter itu membuatku tak konsen.
Tunggu. Ku lihat anak didepanku, cewek yang masih belum diketahui namanya sedang diam-diam makan dengan was-was. Mengetahui dirinya kepergok, dia cuma bisa cengengesan.
"Eh, anak baru, kamu mau?? Enak, loh."dia menunjukan tempat makan berisikan kue menggoda itu.
"Ngga, makasih."
"Enak, loh. Nyesel ngga nyobain."
"Aku ngga laper."tolak ku lagi.
"Yaudah.""Urelllll, lagi-lagi kamu makan pada saat pelajaran saya!"bentak si guru padanya.
"Eh, laper, bu. Ibu mau??"
"Urellllll!!"
"Iya, bu. Saya kan belum sarapan."Urel menutup tempat makannya dengan muka tak rela.
"Kalau nanti ibu tau kamu makan lagi, makanan kamu ibu sita."
"Uh, dasar penjilat."
"Bilang apa kamu td Urel?"tanya si Ibu yang tak sengaja mendengar kata-kata si Urel.
"Bukan, bu. Saya manggil si Panjul"jawab Urel dengan muka polos.Bhak, dasar pintar, ahahah
Kalau dilihat-lihat sepertinya si cewe bernama Urel seru juga. Sepertinya si Urel tak terpengaruh aksi kepergok nya dia sama si guru tadi, malahan dia masih diam-diam makan.
"Ini cobain satu. Khusus anak baru gue kasih gratisan icip-icip."Katanya padaku.
"Gue ngga laper."
"Udah, makan aja"Mau tak mau, karena kondisi perut juga mendukung, aku terpaksa memakannya. Hm, enak. Tak jauh beda dari buatan mamah. Lagi lagi dan lagi. Aku benar-benar ketagihan, bukannya takut ketahuan, aku dan Urel justru seperti merupakan keberadaan guru mtk itu.
"URELLL!!! CHOLENN!!!"bentak si guru memergoki dua orang yang sedang diam-diam makan.
OUPS.. GAWAT!!
**
YOU ARE READING
ALL IN LOVE..
Teen FictionCinta membuat mu merasakan segalanya, dari segi manapun. Apapun yang kamu rasakan, jadikan pelajaran. Karena cinta tidak sesimple itu.