Liam's POV
Masih terngiang dikepalaku kata-ata serta pujian demi pujian dan juga rasa kagum dan kata cinta yang kak Max lontarkan untuk wanita yang nyatanya adalah separuh dari jiwaku, tulang rusukku. Yuangka. 3 hari yang lalu.
Setelah memutuskan telepon --yang tentunya kak Max yang mengakhiri-- aku langsung berteriak frustasi dalam hatiku. Mengacak-acak rambutku --tak peduli akan tatapan aneh yang orang layangkan padaku--. Aku frustasi. Oh tentu saja. Bagaimana mungkin aku dan kakakku terjebak dalam cinta yang sama. Wanita yang sama. Oh tidak. Kak MAx secara terang-terangan mengatakan bahwa dia tertarik --bahkan lebih dari sekedar tertarik-- dia mencintai Yua. Kekasihku. Separuh jiwaku. Dia yang dulunya konyol dan sangat jauh dari kata manis cinta dan menjelma menjadi playboy tampan dengan tiba-tiba berubah haluan dan jatuh dalam pesona Yuangka. Oh siapa yang sanggup menahan pesona alamiah yang Yua punya. Dia cantik alami tanpa polesan. Punya aura menyenangkan. Serta punya senyum semanis madu. Siapa yang tahan akan pesonanya? Wajar saja kak Max jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.
Yang mengejutkan adalah saat kak Max menyatakan bahwa dia menemukan Yua pingsan dimeja kerja ruangannya. Sontak aku panik langsung bertanya bagaimana keadaannya dan apa penyebab dia jatuh pingsan dengan suara yang menggebu-gebu. Bahkan kak Max sampai curiga padaku karena aku sedemikian paniknya padahal Yua hanyalah sekretarisku. Setelah menjelaskan bahwa aku sudah menganggap Yua adalah adikku sendiri --dan jantungku langsung perih dan sakit saat mengatakan kebohongan itu-- hingga akhirnya kak Max percaya dan menjawab bahwa Yua baik-baik saja. Dia hanya kelelahan dan kurang tidur. Bahkan kak Max mengambil gagasan untuk meliburkan Yua dan aku setuju dengan gagasan itu. Yua pasti perlu istirahat , dia bahkan sangat jarang libur dengan alasan tak mau pekerjaannya terbengkalai. Aku yakin sebelum mengiyakan gagasan kak Max untuk meliburkannya, pasti Yua membantah dengan segala argumennya. Namun kalah di akhir. Kak Max patut aku acungi jempol. Dia berhasil melumpuhkan ke keras kepalaan Yuangka.
Aku belum dapat menghubungi Yua. Sudah sejak 3 hari yang lalu aku mencoba menghubunginya. Tapi gagal, nomornya tidak aktif. Dia mematikan ponselnya. Aku juga sudah mengirim email. Tapi tak kunjung dibalas. Apa dia marah padaku? Oh tentu saja. Kekasih mana yang tak marah ditinggal pergi tanpa kata selamat tinggal dan juga pelukan perpisahan. Oh maafkan aku Yua.
Saat ini aku sangat mengkhawatirkannya. Sangat amat mengkhawatirkan keadaannya. Aku tahu kabar dari kak Max bahwa Yua sudah semakin membaik. Tiap malam selama 3 hari yang lalu kak Max selalu mengubungiku dan selalu membahas topik yang sama. Yuangka. Dia mengatakan dia banyak menghabiskan waktu bersama Yua. Makan bersama. Nonton bersama. Bahkan mengerjakan tugas bersama. Semua itu membuat hatiku memanas. Kak Max benar-benar jatuh cinta pada Yua dan menginginkannya.
Tidak! Yuangka adalah milikku. Hanya milikku.Aku terus menekankan kalimat itu dikepalaku.
Saat ini aku tengah dalam perjalanan menuju jakarta. Tentu masih mengenakan jet pribadiku. Kali ini Chelle ikut bersamaku. Dia akan menetap di jakarta. Tinggal bersamaku. Aku telah resmi melamarnya tadi malam. Kami melaksanakan acara pertunangan di paris. Tentu saja itu bukan acara pertunangan yang sederhana. Itu merupakan acara pertunangan yang mewah. Oh tentu saja mengingat keluargaku bukanlah keluarga kecil. Keluargaku adalah keluarga yang cukup terpandang. Banyak rekan bisnisku yang hadir disana. Ibuku hadir, tentu saja. Tapi kak Max tak dapat hadir. Dia harus memikul pekerjaanku dijakarta dan aku meminta kak Max untuk tak memberitahu Yua masalah pertunangan ini. Lagi-lagi dia bertanya dengan nada curiga. Aku tahu kak Max bukan orang yang bodoh. Dia hapal betul gerak-gerak yang mencurigakan. Lagi-lagi punya jawaban yang aku rasa cukup membuatnya puas. Aku mengatakan akan memberikannya kejutan nant di saat acara pernikahanku, karena kami membuat acara taruhan kecil. Siapa yang menikah lebih dulu segara permintaannya akan dikabulkan dalam jangka waktu 24 jam. Dan kak Max langsung memahami alasanku bahkan dia ikut tertawa karena menurutnya itu konyol namum cukup menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WONT GIVE UP
RomanceTidak ada yang pernah merusak diriku selain dirimu, Tidak seorang pun yang kuinginkan selain dirimu Tidak ada orang lain yang dapat membuatku menjadi begitu lemah Membuatku begitu memujamu Tidak ada seorang pun yang mengenalmu selain aku Tidak ada o...