guys, , sorry kalo part ini pendek. hmm, lagi rada bingung mau lanjutin dengan plan awal cerita ini atau ngikutin ide yang baru keluar. so, itu bakal berpengaruh dengan happy ending atau sad ending kah cerita ini nanti. . maaf yak^^
enjoy the reading. . :)
Siang nya setelah pesta di rumah Aubrey. . .
Aku seharusnya sedang tidur di rumah atau paling tidak berendam sekarang. Tapi yah, aku di sini. Sehari setelah mid test, di hari minggu dimana semua orang bersenang-senang. Di hari indah dimana banyak hal yang bisa di lakukan. Aku stuck di sini. AKU STUCK DI PERPUS DAN DI KELILINGI TUMPUKAN BUKU SE-ALAIYUNG-GAMBRENG.
Tadi pagi Mrs. Fitzgerald, dosen The Theoretical of Electrodynamics menghubungi dan menanyakan power point yang dia minta untuk ku kerjakan minggu lalu.
Itu bukan semacam tugas yang lalai ku kerjakan.
Itu adalah power point yang ia minta tolong aku kerjakan di tengah mid test. Ha! Bercanda saja ku akan mengerjakan itu jika saja aku tidak mengicar posisi asisten dosen.
Well,, intinya sekarang otak ku sedang mendidih. Pertama karena semalam aku kurang tidur. Kedua karena aku kurang tidur. Ketiga karena aku kurang tidur. Ke empat karena aku kurang tidur. Dan ke seratus pun penyebabnya adalah karena aku kurang tidur dan terjebak dengan power point ini.
Dari tadi aku masih tidak beranjak dari slide ke tiga.
Bagaimana mungkin aku bisa mengerjakannya sedangkan mata ku sengantuk ini. dan pula, penyebab ku kurang tidur semalam bukan sesuatu yang biasa. Itu special^^. Ah, memikirkannya saja membuat ku malu dan rela mati. Malam yang sangat indah.
"Gina Laura, kau bercanda." Teriakan seseorang mengagetkanku dan menarik ku keluar dari pemikiran tentang malam yang indah.
Aku berdiri seketika dan keluar dari tumpukan buku. Laura masuk dari pintu depan sambil heboh dengan mulutnya, entah apa lah itu, aku kurang mendengar jelas.
"What the hell are you doing here?" teriak nya lagi. untuk teriakan pertama saja orang-orang masih belum memindahkan mata mereka dari kami, yang benar saja dia malah berteriak lagi?!
Ups, Mrs. Duff berjalan ke arah kami, sepertinya kami akan di usir dari perpus. Good, Laura. GOOD!
"Ini perpustakaan, bukan tempat minum orang barbar." Jutek Mrs. Duff.
Laura menunduk seperti ulat bulu tersiram air panas. Tapi aku melihat dia belum menyerah. Aku tahu dari sorot matanya.
Ia duduk persis di harapanku, mengambil kertas HVS yang ada di meja, pulpen, dan mulai menulis.
"Apa yang kau lakukan?" aku berkata padanya dengan mata ku.
"Diam dan tunggu daja." Balasnya dengan mata pula.
Heol! Apa Laura sedang membawaku bersurat-suratan dengan kertas?
Ia menyodorkan kertas itu padaku.
"Gina Laura, kau tidak akan lolos sebelum menceritakan proses dan detail bagaimana kau melepaskan gela VIRGIN PUSSY mu."
What? Kapan sih anak ini bisa lulus pelajaran tata karma?
"Kenapa kau berteriak?"
Bala ku melihat caps lock di tulisan nya.
"AKU TIDAK BERTERIAK," balasnya.
"Kau menulis dengan huruf besar, dan itu artinya berteriak." Balas ku sengit. Aku menambahkan ekspresi langsung dengan wajahku. Mata laura menyipit. Itu terlihat mengerikan dengan warna mata dan eyelinernya. Seperti mata ular. Mata ular yang seksi sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE?
ChickLitBagai mendapati hujan emas bercampur berlian. Itu yang Gina Laura rasakan ketika ia di terima sebagai mahasiswa di Columbia University. Kampus yang berkelas dan masuk ke dalam Ivy Leauge adalah impian semua orang, termasuk dirinya. Ia merasakan hidu...