Prologue

15.2K 1K 0
                                    

"Apa-apaan kamu, Mas." Gadis itu akhirnya berbicara setelah menatap nanar pemuda yang dengan acuhnya mencoret-coret lembar kertas kosong yang tersedia di meja kebesarannya. "Tega," ucapnya lagi

Dahinya mengkerut ketika mendengar suara isak tangis. Oh tidak. Jangan di jam kerjanya.

"Aku sedang kerja. Keluar." ucapnya dingin tanpa menatap gadis lawan bicara. Aliando Syarief memangku dagu dengan tenang sambil menatap laporan menangani afiliasi.

Cukup sudah. Sudah cukup.

Air mata palsu itu membuat Aliando menghela napas tidak kuat. Hentikan drama konyol ini, ia lelah.

"Prilly, nanti saja curhatnya." Aliando memijit keningnya yang berdenyut, sahabat cebolnya itu kembali berulah di tempat kerja. Setidaknya bisa'kan Prilly mengeluarkan cuap-cuapnya di kafe, nanti Aliando yang menjadwalkan pertemuannya.

"Ih, mangkanya dengerin!" berucap sinis, Prilly bangkit dari tempat duduk, "Jadi pria itu gentle kayak Kak Kevin tuh,"

"Terserah." Aliando sedang bukan dalam mood ingin bertengkar, Prilly yang merasa didiamkan menjadi panas. Mondar-mandir sambil menggerutu menunggu sobat karibnya selesai menjalankan tugas.

"Pantas saja tidak punya kekasih, modelnya aja kayak gini." Prilly menggumam dalam hentakan kaki suara high-heels nya.

Menghentikan ketikan pada laptop yang menemani sembari menoleh jengah pada gadis didepannya, "Kata siapa aku tidak laku?"

"Kata aku, buktinya kamu masih sendiri! Cari perempuan mangkanya!"

Mendengus geli mendengar jawaban Prilly, "Tapi aku maunya sama kamu doang, Pril."

Semburat merah terlihat. Tunggal Syarief ini selalu membuatnya jantungan.

***
Hai semuanya😊😊 Maaf aku delete story Fullmoon Tears sama Keep Crazy, soalnya vote dan comment belum masuk kriteria buat ngelanjutin, daripada ditelantarin yaudah aku hapus wkwkwk.

6+ vote for next chappie🙏🏻

Sunday
4th October 2015.

Perfekt VardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang