.
Prilly mengibaskan rambutnya jengkel, mengetuk-ngetuk lantai marmer hingga bergema. Berdiri didepan seorang pemuda yang dengan santainya menyalakan korek api.
Selalu saja, setiap gadis itu bermain di griya tawang milik teman masa kecilnya, tempat ini seperti baru saja di bom oleh musuh. Bahkan pemiliknya saja lebih berantakan dibanding tempatnya. Aliando shirtless, hanya memakai celana panjangnya saja.
Tujuan Prilly disini untuk menyalami Aliando karna kau tahu apa yang terjadi hari ini?
Aliando berulang tahun, yang ke duapuluh enam.
Tapi setelah melihat bagaimana kondisi apartemennya, meriam besar siap meledak tanpa aba-aba kalau Prilly tidak mengingat bahwa hari ini spesial. Jadi ia hanya menarik napas dalam-dalam melihat besarnya tingkah Aliando sekarang.
Apalagi setelah melihat tumpukan beer di kulkas tadi—Prilly melihatnya sebelum Aliando terbangun dari tidurnya omong-omong—itu membuatnya kalang kabut.
Pasalnya, Aliando tak pernah minum-minum tanpa sepengetahuan Prilly. Sekali pemuda itu mabuk, Prilly tak bisa berkutik sedetikpun.
"Kamu mandi dulu, nanti aku beresin apartemennya," ujar Prilly sambil membenahi letak barang-barang yang berjatuhan di lantai.
Aliando tak bergerak, ia hanya mengambil bungkusan rokok dan membukanya. Prilly semakin heran, Aliando akhir-akhir ini gemar sekali menghisap batangan itu. Prilly tidak suka rokok, asapnya membuat ia batuk-batuk.
"Kamu ngerokok ya sekarang?" Prilly bertanya lembut, setelah diyakini apartemennya sudah bersih gadis itu memposisikan dirinya disebelah Aliando, Prilly memeluk bantal sofa yang berada di sampingnya.
"Iya," jawab Aliando singkat, tak peduli bahwa benda yang dijepit jemarinya itu dapat menyebabkan kanker paru-paru. Prilly menghela napas pasrah
"Bahaya buat kamu, jangan ngerokok lagi, aku nggak suka,"
Kepulan asap keluar dari bibirnya.
Aliando tersenyum kecil, mematikan api yang masih menyala dengan menekannya ke dalam asbak bening di atas meja. Pemuda itu mengacak rambut Prilly gemas.
Tak tahukah ia kenapa Aliando merokok akhir-akhir ini? Karna Prilly selalu ada didalam benaknya, setiap detiknya ia tak bisa menghalang nama berlian yang selalu berteriak didalam hati. Aliando gusar, perasaan ini semakin mendalam, Prilly membuatnya gila.
Saking gilanya, beberapa bulan yang lalu saat ia berhenti di toko perhiasan, ia bahkan sempat membeli cincin asscher cut diamond walaupun harganya membuat orang-orang jantungan mendadak. Belum tentu juga Prilly ingin memakainya juga.
Makin pening kepalanya.
Prilly berdehem pelan, menyamankan posisi duduknya, mengibas rambut yang menghalangi pandangan, gadis itu menaruh tergesa kotak biru dongker keatas meja kaca. Aliando mengernyit keheranan.
"Apa itu?" sungguh konyol sekali, kalau saja Prilly tak sayang pada temannya yang satu itu, tulang hidung Aliando akan retak beberapa detik yang lalu. Untung Aliando ganteng.
Menahan napasnya gusar, "Kado hadiah ulang tahun kamu."
"..hari ini?"
"iya, bodoh. Jangan buat aku gugup, cepet buka," ujar Prilly tergesa, ia memainkan jemarinya panik. Hadiah ulang tahun darinya, walaupun tak sebanding dengan barang mahal lain yang pemuda itu miliki, setidaknya Prilly membeli dengan uang hasil jerih payahnya sendiri.
Aliando membuka kotak biru tersebut, pertama kali yang ia lihat adalah sebuah jam tangan metalik memanja mata. Dada pemuda itu menghangat.
"Buat aku?" katanya sambil menoleh menatap gadis anggun disamping, memperlihatkan kado hadiah dari sang pemberi. Prilly mengangguk mengiyakan.
Aliando memakainya, terlihat cukup bagus pada pergelangan tangannya, lagipula pada dasar konsep wajah ada peraturannya juga..
..orang ganteng itu bebas.
Jadi karna Aliando ganteng ia bebas memakai apapun karna wajahnya mendukung.
Satu yang baru saja disadari, Aliando bahkan tak ingat hari ulangtahun-nya sendiri. Jujur, ia bahkan lupa berapa umurnya sekarang. Ia sudah lama tak mengindahkannya, sejak ada Lucifer—kucing hitam yang selalu nangkring yang akhirnya ia jadikan peliharaan—hidupnya semakin sulit, hidupnya harus simpel, tidak harus mondar-mandir membeli peralatan dan makanan kucing.
Sudah lama sekali, Aliando bahkan sudah lama menahan napas.
"Suka sama jam tangannya?" Prilly bertanya, gadis itu mencari remot kontrol pada setiap sofa.
Aliando mengangguk pelan, "Kalo dari kamu semuanya aku suka," ucapnya sambil mencubit pipi gembil Prilly.
Prilly terdiam. Jangan membuatnya semakin bimbang pada perasaannya. Jangan, kumohon. Ini lebih sakit daripada mengetahui bahwa mantannya main api dibelakang. Hentikan ini, jangan sampai ada yang terluka.
Darisudut mata brownies yang jelalatan memindai aksi sahabat lelakinya, Aliando merogoh saku kain kantorannya, memperlihatkan kotak beludru kecil berwarna hitam gelap. Oh, astaga air matanya memanas.
Prilly tidak kuat dengan ini semua, hatinya sudah pecah berkeping-keping, terlanjur sakit mengetahuinya, terlalu tegar melihatnya tersenyum cerah sementara ia sekarat menghadapinya. Kakinya gemetaran menahan tumbang tubuhnya. Prilly ingin berteriak.
"Hm, ada yang mau aku omongin,"
Jadi mungkin selamanya Aliando takkan pernah ada perasaan untuknya...
"Aku mau minang seseorang, dia malaikat aku, dia cantik, baik, selalu lembut pada siapapun, tingkahnya yang membuatku selalu tersenyum."
Prilly ingin bunuh diri saja setelah ini. Aliando sudah memilih calonnya sendiri, jadi untuk apa...
"Jadi, langsung saja ya...."
Hm. Dengan racun mungkin lebih baik, astaga air matanya sudah tak bisa ditahan. Terlalu sakit mendengarnya langsung.
"...Prilly, maukah kamu menjadi pendamping hidupku dalam suka duka hingga maut menjemput?"
Kepalanya berdenyut. Pandangannya mengabur.
Eh? Dia bilang apa tadi?
BRUK!
****
Iya maaf kalo updatenya kelamaan hahaha, beneran deh akhir-akhir ini lagi males banget buka hape apalagi kalo udah ada tugasnya bikin kenjang kenjang.ini maksa ga sih? gak kan? kasih kritik dan saran dong hehehe, betulin aja kalo misalkan ada yang salah.
vote dan komen jangan lupa yaa, itu juga faktor dukungan kalian agar semangat author nambah💪🏼
sign,
sky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfekt Vard
RomanceAliando Syarief, akan berumur duapuluh enam tahun bulan depan, hidup sendiri di apartemen bersama satu kucing hitam yang selalu menemaninya. Kabar beredar bahwa CEO tampan ini masih saja berstatus sendiri hingga kini, hanya satu wanita yang terlihat...