Part 8 - Kena Kau.

1.1K 124 4
                                    

Kelas sudah sepi. Bell sekolah baru saja berbunyi. Aku segera merapikan buku-buku ku kedalam tas dan menunggu Shawn datang dan dengan senang hati membawaku yang menyusahkan ini keluar dari kelas, haha.

"heh bitch! Sekarang jawab pertanyaanku. Kau siapanya Magcon? Kenapa kau bisa dekat dengan Shawn? Dan juga Hayes? Oh, kulihat tadi kau bermain basket berdua dengan Brooklyn? Padahal kan kau--"

"bukan urusanmu" jawabku singkat. Aku tidak ingin berususan dengan anak seperti itu.

"how dare you! Crap-- kau memotong ucapanku?!" ia bersumpah serapah padaku.

Seandainya saja kakiku tidak sakit dan aku tidak memakai kursi roda ia akan habis denganku.

Ia mengambil iPhone ku yang kebetulan saat ini kugenggam.

"Lucy kembalikan!" aku berusaha merebut iPhone ku.

"ambil saja kalau bisa" ia menaikkan iPhone ku keatas, membuatku tak bisa meraihnya karena aku duduk di kursi roda.

"catch it, cia" ia melemparkan pada salah satu sidekick nya, Acacia Brinley.

Acacia melempar pada sidekick Lucy yang satunya, Lauren Westphalen.

"balikin gak?!" teriakku.

Saat Lauren melempar pada Lucy, Lucy tak dapat menangkap dan iPhone ku jatuh ke lantai.

Dengan santai ia mengambil dari lantai dan memasukannya ke saku seragam.

iPhone 6 cuy:(

"upss, sorry Shenna" ucap Lucy dengan suara diimut-imutkan, Cih.

Dia menyebut namaku, terdengar seperti penghinaan bagiku.

Aku hanya bisa menatap mereka bertiga jengah.

Tak lama kemudian Shawn masuk ke kelasku.

"Hai Shawn, kau mau mengajakku pulang bareng ya?" Lucy langsung nyamber pada Shawn, tapi diabaikan oleh Shawn. Mampus.

"Babe I call you, why you didn't answer?"

"udahlah gapenting, ayo pulang"

"tunggu, kenapa ga angkat telepon aku?" Shawn menatapku bingung.

"handphone aku rusak, kena air" jawabku asal sambil memutar bola mata.

"jujur Shen, handphone kamu dimana?"

Aku malas menjawab.

"Lucy kau kemanakan handphone Shenna?" ia bertanya pada Lucy.

"handphone Shenna? enggak ah gatau" ia mengelak.

"jujur!" Shawn membentak.

Lucy bergeming.

"Acacia? Lau?" mereka sama-sama terdiam.

"just answer me, bitches! Where's my sister's phone?!"

"sister? She is your sister?" tanya Lucy. Wajahnya berubah menjadi ketakutan.

"yes, why? Got a problem with you?" kali ini aku yang menjawab. Dengan sarkasme dan tatapan sinis tentunya.

"you just make a problem with mendes, Slater"

"no, please Shawn. She started first. She--"

"Not my fault at all" aku memotong kalimatnya.

"give it back to her"

Lalu ia mengembalikan iPhoneku, eh maksudku iPhone rusakku. What the hell is she doing? Layarnya pecah. Hiks.

"kenapa bisa pecah?" tanya Shawn geram.

"you! Westphalen?! Brinley?! Don't just shut your crap mouth. Answer me" kali ini nada bicara Shawn lebih tenang tapi tetap dengan kata-kata -you know what-.

"Mereka  lancang banget merebutnya dariku, lalu dilempar-lemparkan dan akhirnya jatuh, pecah lagi" jawabku santai.

"Go apologize to her, stupid" suruh Shawn dengan tatapan jengah pada mereka.

"we have to go, bye Shawn" Lucy mengalihkan pembicaraan dengan watados dan dengan suara yang diimut-imutkan. Ewh.

Mereka bertiga kabur tanpa meminta maaf terlebih dahulu.

"Apa-apaan coba?!" protesku sambil mengepalkan tangan kesal.

"udahlah, biarin aja. Biar kak Shawn suruh guru Konseling men-skors mereka" kata Shawn dengan santai.

Gampang sekali dia bilang'_'

Okay, aku tak bisa memendam rasa penasaranku ini pada Shawn. Kutanyakan saja sekarang. Eh jangan, nanti saja saat di dalam mobil.

Shanwn pun mendorongku keluar kelas menuju ke parkiran.

*saat dimobil*

"Shawn.." panggilku. Mungkin ini saat yang tepat untuk bertanya.

"ya?" ia menoleh ke wajahku.

"aku ingin nanya, boleh gak?"

"iya boleh, nanya apa?"

"kau itu sebenarnya siapa sih?" aku menoleh pada Shawn, wajah kita bertemu.

"siapa gimana?" tanyanya balik.

"tadi aku dengar suster UKS memanggilmu tuan , Mr. Flitch juga. Terus saat kakiku tidak bisa digerakkan kau seenaknya menyuruh suster UKS mencarikan kursi roda. Dan kau dengan santai bilang kalau akan mengadu ke guru konseling agar men-skors Lucy. Kenapa kau seperti di anak emaskan sih? Apa karena kau artis? Disini banyak artis tapi mereka tidak se-anak emas sepertimu. Seperti kau adalah pangeran disini. Kenapa bisa begitu?" tanyaku panjang lebar.

Shawn menghela nafas, lalu terssnyum.

"kau tau apa nama sekolah ini?" tanyanya.

"iya, Sednem International School. Kenapa?"

"coba kau balik huruf 'Sednem' , akan menjadi Mendes" ia memberi clue.

"Lalu? Apa hu-- Oh aku tau. Ini sekolah milikmu?" tebakku.

"Sekolah milik Dad, lebih tepatnya. Jadi aku dianak emaskan disini. Kau pun juga akan sama sepertiku" jawab Shawn.

"Okay, aku mengerti" aku tersenyum. Shawn mengecup lama keningku.

Aku memalingkan wajah lalu menghela nafas. Shawn melakukan hal yang sama lalu segera melajukan mobilnya.

********

Huh, ada yg nunggu aku update gak? *GAK.

Wkwk.

Shawn Mendes' StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang