Aku berdiri gontai menghadap kaca besar, dibelakangku ada Vera sedang mengikat tali gaun yang sedang kupakai. Bahkan hanya mengikat tali gaun saja hampir setengah jam. Aku mendengus lalu melipat tangan didada sambil sesekali melirik lebaman didahi kiri Faras yang sedang dibedaki oleh Nasha. Tadi aku sempat marah besar saat Faras tiba tiba meraba dadaku, dan tanpa babibu lagi aku langsung menghajarnya dengan serangan maut ku. Tak kupedulikan ringisan dan racauannya, enak saja dia. Memang wanita diluar sana banyak yang bebas disentuh tapi tidak dengan aku!
"Apa kau lihat lihat? Sudah puas hah?!" Ucap Faras dingin.
Aku melotot sambil menunjuk nunjuk tangannya yang kelewat berani itu "Salah siapa memang? Tanganmu, tanganmu ya, tolong dijaga."
"Tidak usah sok jual mahal, aku tau kau senang dengan perlakuanku tadi,"
"Heh! Mulutmu ya, mulutmu itu dijaga" Tarik napas dulu...
"Kalian ini kenapa sih? Please, jangan bertengkar. Aku pusing lihat kelakuan kalian berdua," ujar Vera berhenti mengikat gaunku sejenak lalu melanjutkan aktivitasnya.
Kami berdua saling membuang muka beberapa saat sebelum pandangan kami bertemu kembali.
"Ngapain lihat lihat lagi?" Faras mengangkat sebelah alisnya
"Pede sekali kau!"
"Memang kenyataan,"
"Ngapain juga aku melihatmu? Tidak penting dan membuang waktuku saja. Iya kalau kau tampan, sixpack dan... Eh eh eh ngapain kau buka bukaan didepanku?!" Cepat cepat aku menutup mata dengan telapak tangan
"Kau meremehkanku hah?"
"PAKAI BAJUMU! KAU TIDAK MALU DILIHAT ORANG SEPERI ITU?! PAKAI BAJUMU CEPATTT!!!" Ya Tuhan, aku tidak mau mataku tidak suci lagi sebelum aku menikah.
"Ngapain juga aku malu, setiap hari aku bertelanjang dada dimuka umum" Eh iya, bodohnya aku lupa kalau si Faras juga model. Bagaimana aku bisa lupa? Seluruh dunia juga pasti sudah pernah melihat Faras bertelanjang dada.
Aku menjadi kikuk, perlahan kubuka kedua mataku. Hhh... Dan benar saja, omonganku tadi berbanding terbalik dengan kenyataan yang sebenarnya. Ee... Faras, Faras, Faras emang sixpack sih ah sudahlah!
"Bagaimana penilaianmu?" Tiba tiba saja Faras menyingkirkan kaca besar didepanku dan berdiri dihadapanku sambil berkacak pinggang, berniat memamerkan dada bidangnya. Wajahku yang tiba tiba merah pun langsung membuang muka.
"Sama saja."
"Yakin?"
"Hmm." Gumamku
"Kenapa mukamu merah?"
"Sudahlah minggir kau!" Aku mendorong dada Faras tapi pria itu tak sedikit pun bergeser. Alamak, sentuhan dada bidang Faras membuat bulu kudukku merinding. Aku semakin merinding melihat Faras tersenyum sambil menundukkan kepalanya. Oh jangan! Jangan bilang aku terpesona padanya! Itu bencana.
"Bilang saja kau mau melihat tubuh sixpack ku, Iyakan."
"Faras, kumohon padamu jangan memulai pertengkaran lagi." Vera membuka suara dibelakangku
KAMU SEDANG MEMBACA
Differences Of Love
RomanceKehidupan Arleen berubah semenjak menginjakkan kaki diParis. Niatnya untuk membantu seorang pria yang sedang sakit dipesawat dan tidak bisa pulang berhasil membuat kehidupan Arleen berputar 180 derajat. Arleen terjebak dalam pekerjaan yang ia benc...