Bab 6

381 41 12
                                    

Berulang kali Arleen menghela napas. Sejak dari tadi Arleen hanya duduk dengan tubuh yang hampir dipenuhi busa sambil memainkan iPhonenya. Ia sedang membantu kakak lelakinya, mencoba meringankan pekerjaannya dengan mencuci mobil lamborghini Silver milik Rai tapi nyatanya ia hanya duduk santai. Iya duduk, tapi lihat dulu wanita itu duduk dimana. DIATAP LAMBHORGINI SILVER RAI YANG HARGANYA MILIARAN RUPIAH!

Hal itu adalah hal kali pertama untuk Arleen. Bersusah payah ia modus membantu Rai yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, hingga lupa mencuci mobilnya sendiri. Tentu Arleen tidak akan melewati kesempatan tersebut.

Tubuh Arleen juga sudah kotor, rambut basah dan badan yang bau.
Maklum, pagi ini saja ia lupa mencuci wajahnya. Setelah 2 hari mengurung diri dikamar karena kejadian beberapa hari yang lalu, ia rasa tidak ada gunanya. Anggaplah Arleen lebay, tapi memang itulah kenyataannya. Kedua orangtua Arleen juga tak henti hentinya menanyakan alasan perihal pekerjaan anak perempuannya yang berganti menjadi seorang model, tentu berita itu didapatkan dari Valia. Bahkan telinga Arleen lama lama panas mendengar ocehan ibunya yang membuatnya semakin bete.

Wajah Arleen tampak cemberut. Sejak tadi kegiatannya hanya duduk berselfie ria diatap lambhorgini kakaknya, tapi ia sendiri juga kecewa dengan Wifi rumah yang sedang rusak dan tidak memungkinkan untuk mengupload foto nya tadi keinstagram. Ia kembali menghela napas dan menatap tangannya yang mulai keriput.

"Kenapa fotonya nggak bisa diupload, kan keren banget ih." Gerutu Arleen melihat foto dirinya tersenyum saat diatap lambhorgini.

"Arleen, Leen!" Suara berat Rai memanggil dari dalam rumah. Dengan panik dan cepat Arleen turun dari atas lambhorgini tersebut. Bisa gawat jika Rai mengetahui adegan berbahaya yang bisa saja merusak mobil kesayangannya.

"Iya kak."

"Ya Tuhan." Rai mengernyit dahi melihat tubuh adiknya dari kepala hingga kaki yang sangat mengenaskan!

"Kamu ngapain?"

"Ya cuci mobil kakaklah, jadi?" Balas Arleen polos.

"Iya cuci mobil tapi nggak usah mandi disini juga." Rai mendekat lalu meraih tangan adiknya. "Ini lihat tangan kamu, udah ngalah ngalahin nenek nenek umuran 80 tahun."

"Kan cuma cuci mobil kakak juga sih," Arleen melipat tangan didepan dada dan melirik sebal Rai

"Astagfirullah..." Rai bergidik ngeri saat melihat lambhorgini kesayangannya yang sudah tak tampak lagi tertutup busa.

"Cepat mandi sekarang!"

"Tapi mobilnya kak?"

"Mandi!"

"Tapi dalemnya belum dibersihin."

"Mandi!"

"Iya deh, lagi PMS ngeri banget."

"Cepetan mandi sana! Pak Seto aja nanti yang lanjutin, bau banget kamu" Ucap Rai lalu masuk kedalam rumah meninggalkan Arleen diluar.

Hhhh... Untung aja nggak ketahuan. Batin Arleen. Arleen hendak menyusul Rai masuk kedalam rumah ketika...

Tin Tin Tin

Suara klakson mobil mengagetkan Arleen, ia menoleh dan mendapati mobil Ferrari putih terparkir didepan rumahnya. Mata Arleen membelalak melihat pemandangan didepannya. Seorang laki laki berpakaian kemeja hitam polos juga kacamata hitam bertengger dibatang hidungnya. Kemeja pria itu dilipat sampai siku menambah ketampanan dan kegagahannya. Air liur Arleen nyaris terjatuh ketika lelaki itu mendekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Differences Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang