The 'it' of previous chapter
"So, jawabannya apa?" Juno menanyakannya lagi. Degup jantung kembali terdengar olehnya.
"Apakah harus aku jawab lagi pertanyaan kamu, setelah kita berciuman?" Ucap Alex tersirat. Ia juga tak sadar sudah ber-aku-kamu dengan Juno.
"I'm so proud of you" Alex mengucapkannya penuh dengan rasa bangga.
"Thank you, Lex. Aku seneng kamu bisa hadir. Kehadiran kamu itu semangat buat kakak" ucap Alyssa sambil menyeka air matanya, yang ternyata tumpah saat memeluk Alex.
"Aku akan selalu ada buat kakak. Dan apapun akan aku lakukan untuk ngebahagiain kakak" Alex membantu menyeka jejak-jejak air mata di pipi Alyssa.
"Kata Keira juga, suara kamu itu bagus. Jadi karena kamu gak ngasih apa-apa sama aku, gimana kalo kamu nyanyi buat aku," ucap Juno entah untuk memuji atau mengejek.
Sepintas Alex memandang Juno, lalu ia memejamkan matanya berusaha menghayati bait demi bait lagu yang akan ia bawakan.
Alunan piano perlahan memulai penampilan Alex. Melodi-melodi menyatu membentuk harmoni, melantunkan lirik-lirik penuh emosi, Alex memulai nyanyiannya.
Yah, ia tahu. Cowok itu pilihannya. Tak akan ada Ramon lagi dihatinya.
Ia memegang dadanya. Dalam hati ia bertanya pada 'hati'nya, "Siapa di dalam sana?"
Samar-samar 'hati' menjawab, "Saat ini hanya ada Juno."
Selanjutnya, Alex sendiri sibuk memainkan bibirnya di rahang Juno, lalu ke leher. Membuat Juno mengerang nikmat, berusaha mengapresiasi.
Malam itu dikuasai oleh desahan-desahan halus yang pasti diredam oleh suara hujan yang tampaknya memberi andil untuk mereka. Yah, andil untuk menghangatkan tubuh satu sama lain.
Erangan Juno semakin keras saat sesuatu yang lembut dan kenyal bergerak berirama di 'pusat' tubuhnya. Berkali-kali ia merasakan itu, berkali-kali ia mengigit bibir bagian dalamnya. Juno merasa dimanjakan, karena memang sebelumnya ia belum pernah merasakan itu. Ia meremas pelan rambut Alex, yang tengah sibuk dengan 'pusat' Juno.
Dan semua kembali terhenti.
Alex memandang kaku sosok itu. Tatapan sosok itu kaget bercampur kecewa. Dada dari sosok itu, naik-turun, sepertinya entah berusaha menetralisir kekagetannya atau sedang mengendalikan amarahnya.
Yang jelas Alex terkejut.
———————————————————
Alex terdiam kaku, kilatan petir sepersekian detik itu memperlihatkan siluet yang begitu ia kenal. Sosok cewek. Alex melihat cewek yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya. Tatapan cewek itu tak terbaca, antara amarah yang membuncah sekaligus rasa kaget yang teramat sangat.
Alex mendorong halus tubuh Juno yang hampir menguasai geraknya. Juno menyingkir, memberi gerak leluasa pada Alex. Juno sendiri merasa terkejut melihat cewek itu, namun ia bisa mengendalikannya.
Tiba-tiba lampu menyala, dan semuanya menjadi jelas. Sosok itu terlihat begitu nyata. Alex bangkit dari tempat tidurnya, menghampiri cewek itu. Langkahnya terasa berat. Seakan ada beban yang tak sanggup diangkat, kecuali ia seret.
"Kei, g..gue bisa jelasin" ucap Alex terbata-bata. Hatinya kini dipenuhi rasa bersalah pada cewek ini-Keira.
Namun, seperti yang Alex duga cewek itu malah diam membisu. Pandangannya nanar bercampur kosong. Keira merasa dibodohi oleh Alex. Adalah perbuatan salah mengenalkan Juno pada Alex. Ia harusnya sudah tahu kelakuan Alex. Hubungannya dengan Ramon adalah buktinya jika Alex memang bukanlah orang baik-baik. Alex pasti yang menyeret Juno ke dunia, yang bagi Keira, dunia yang menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomanceCinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!