prolog

207 14 1
                                    

Pagi yang mendung dan udara dingin yang menusuk tulang,adalah waktu yang tepat untuk bersantai atau tidur.

Tapi pagi ini Brianna tidak melakukan keduanya.

Dengan mata yang setengah terpejam, Brianna mem-pecking barang-barangnya. Dia melakukannya dengan ogah-ogahan. Padahal mamanya sudah memperingatkannya untuk mem-packing barang tadi malam.

Tapi Brianna dengan santainya menjawab "masih ada besok kan ma? Mama tenang aja deh." Dan hasilnya, ia harus bangun pagi-pagi untuk menyiapkan barang-barang yang harus ia bawa.

"Dibilangin gak percaya sih! Kalo kamu nyiapin barang-barang kamu tadi malem kan nggak perlu keburu-buru. Coba kamu nurutin omongan mama, jadi kamu sekarang kan bisa santai-santai." Samar, terdengar suara seli yang ngomel-ngomel.

"Iya ma,iya. Lagian aku juga yang ngerjain kenapa mama yang ngomel sih?" Brianna menggerutu sebal.

"Terserah deh! Tuh di meja makan udah mama siapin sarapan"

"Hmmm..."Briana hanya menggumam menanggapinya

Setelah selesai mem-packing barangnya Briana mencek sekali lagi

"Skeatboart, baju, sweater, skinny jeans, topi beanie, bantal, guling,apa lagi ya?"

Briana melihat-lihat kesekelilingnya,mengingat -ingat jika ada barang yang belum ia masukan

"Udah, semuanya udah!" Ucapnya mantap.

Ia menggeret koper dan kardus yang berisi barang-barangnya.
Briana mengamati kamarnya sekali lagi.

Kamar yang bercat putih dan segala kenangannya. Briana memejam kan matanya dan menghembuskan nafasnya secara kasar.

Ia telah bertekat untuk merupakan segala hal yang pernah ia lakukan di sini, Malang-kota yang menyimpan banyak kenangan pahit Briana.

Briana menghembuskan nafasnya sekali lagi. Di jakarta nanti dia akan memulai banyak hal yang menyenangkan, dan melupakan segala masalah yang ada di Malang.

"Briana cepetan sarapan! Taxi udah
nunggu" seli berteriak

"Iya, mama sarapan dulu aja"

"Mama udah sarapan! "

"Loh kok nggak nunggu Briana"

"Tadi nyuruh duluan tapi mama bilang mama udah makan kamu marah. Kamu sih lama banget, udah cetetan."

Dengan itu Briana menutup pintu kamarnya dan bergegas untuk sarapan.

Slowly - BriannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang