Maafkan aku jika hingga kini aku belum bisa menggapaimu. Masih saja aku bersembunyi dibalik benteng ketakutan yang ku ciptakan sendiri. Mengingkari tiap pesona dan debaran yang hadir karenamu. Kamu akan selalu berputar di tiap mimpiku, tiap khayal tanpa mampu aku bawa ke alam nyata.Maafkan jika hingga kini aku masih meringkuk di dalam tempurung asa. Kamu nyata. Namun selalu aku tak mampu membuat mu ada. Maaf jika kemudian kamu harus pergi. Melepas tiap harap yang sudah kau hembuskan, melerai semua asa yang kau sandarkan di dada rentanku, melerai dirimu sendiri menjadi abu.
Terbanglah. Ikutlah bersama angin. Bisikan kepada tiap sudut dunia tentang asaku yang tak mampu memilihmu. Ceritakan kepada air tentang aku yang tak dapat meletakkan mu diperahuku.
Lakukan apapun,tapi jangan membenciku.
Mulai hari itu aku mati. Sepertimu.Untuk cerita yang terlewat namun tak pernah mampu terkisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
2:36 AM
PoésieSegala sesuatu punya cara sendiri untuk jatuh. Seperti; Hujan pada tanah, bintang pada laut, . . . . Dan aku pada kamu.