-11-

4.2K 364 0
                                    

Jimin pov

Aku ini benar-benar kesal padanya. Setega itukah dia tidak ingat padaku?

'Drrt drrt drrt'

"Notif line. Taehyung wah tumben sekali."

'Jangan dimasukkan ke hati perkataan Yeon Hae tadi, aku tau kau pasti kesal padanya tapi kau juga harus memakluminya karena dia masih hilang ingatan. Dia juga sudah tau kalau kau bukan Tae Sung.'

Sudah kubilangkan aku tidak bisa menjadi Tae Sung.

'Kapan dia masuk sekolah? Apa tadi dia menanyakanku?'

'2 atau 3 hari lagi, dia bilang seperti mengenalmu tapi dia tetap tidak ingat kalau kau mau dia cepat pulih dan ingatannya kembali seperti semula kau juga harus membantunya.'

'Baiklah akan kucoba untuk membantunya, gomawo Tae.'

Aku segera mengambil kunci mobil dan pergi menuju rumah Yeon Hae.

***

"Uh ternyata Jimin masuklah."

"Ahjumma apa Yeon Hae ada?"

"Tentu saja ada memang kau pikir dia kemana."

"Hehe mianhae maklumilah sifat ku ini."

"Kau ingin bertemu dengannya?"

"Tapi bagaimana jika Yeon..."

"Dia pasti mau. Tunggu sebentar."

Yeon Hae eomma pergi meninggalkanku sementara perasaanku masih gugup.

"Yeon temanmu datang berkunjung. Mengobrol lah eomma masih banyak pekerjaan."

"Ne eomma."

Di sini hanya ada aku dan Yeon Hae, aku harus pastikan dia ingat padaku.

"Yeon Hae-ah."

"Hmm ne ada apa?"

"Apa kau mengingatku?"

"Kau Jimin."

Yang benar saja dia menyebut namaku.

"Kau mengingatku?"

"Ani, aku hanya pernah mendengar namamu bahkan sering dan kupikir aku mengenal mu tapi aku tidak ingat padamu."

Harapanku hancur, dia masih tidak ingat.

"Kalau begitu kita mulai dari awal saja."

"Dari awal?"

"Ne seperti saat pertama kita bertemu, tempat-tempat yang pernah kita temui bersama."

"Baiklah terserah padamu saja."

"Naneun Jimin, Park Jimin."

"Park Jimin. Baiklah akan kuingat."

"Apa ada sesuatu yang kau ingat selain namaku?"

"Entahlah aku tidak yakin."

"Benarkah?"

"Hmm."

Dia hanya mengingat namaku. Tapi aku harus tetap berjuang.

"Kalau begitu kau juga harus ingat."

"Ingat apa?"

"Aku adalah sebangku mu."

"Uh kau sebangku ku?"

"Ne. Aku akan menjelaskannya kalau kau sudah masuk sekolah nanti."

"Baiklah."

***

Yeon Hae datang dengan senyum yang manis.

"Jimin-ah."

"Kau sudah datang?"

"Ne, apa aku terlambat?"

"Ani, sebenarnya hari ini semua guru rapat tapi murid tetap disuruh masuk."

"Uh jadi begitu."

"Ayo ikut aku ada beberapa hal yang ingin kutunjukkan padamu."

"Ok."

Aku menarik tangannya dan dia hanya menurutiku.

"Nah sekarang kita sampai."

"Kolam renang? Kenapa kita ke sini? Siapa yang mau berenang?"

"Di hari pertama aku masuk di sekolah ini, ada pelajaran renang tapi aku tidak membawanya jadi aku tidak berenang. Saat aku pergi ke tempat duduk dekat kolam renang di sana ada kau."

"Jadi aku tidak ikut berenang?"

"Ne, apa kau ingat?"

"Ani, aku sama sekali tidak mengingat hal itu."

"Kala begitu apa kau ingat saat datang ke cafe ku?"

"Cafe? Yang mana? Kapan?"

"Saat itu weekend dan sepertinya kau habis jogging."

"Mianhae Jimin, aku tidak ingat apapun yang kau katakan itu."

"Jadi begitu, yasudahlah mungkin aku tidak bisa membantumu."

"Ku yakin banyak hal yang pernah kita lakukan, kau bisa mengingatkanku pada hal lain siapa tau saja aku dapat mengingatnya."

"Ada satu tempat dimana kau menyalahkanku dan menangis di sana."

"Menangis? Dimana."

"Akan kutunjukkan kajja kita pergi."

###

Hiii gimana ceritanya? Gak bingungkan? Kalau kalian bingung pahamilah sendiri okay.

Voment nya tetep we tunggu lho. Bye bye

My Lovely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang