Saat Claire membuka matanya perlahan-lahan, ia mendapati tubuhnya terasa sangat hangat. Sebuah lengan memeluknya dengan erat. Sebenarnya badannya terasa sangat pegal dan sakit tapi entah mengapa berada dalam pelukan lengan ini membuatnya merasa nyaman dan enggan untuk bangun. Claire melihat ke samping, seseorang yang memeluknya itu masih tertidur pulas dalam selimut yang sama. Harusnya tidak begini! Harusnya ia tidak boleh merasa nyaman! Laki-laki ini adalah iblis yang diciptakan dengan rupa malaikat. Ia harus selalu waspada akan apa yang mungkin terjadi.
Pandangan Claire terpaku pada wajah Yonaz yang sangat dekat dengan wajahnya hingga ia mampu merasakan setaip hembusan nafas laki-laki itu. Wajah polos Yonaz yang sedang tertidur, sungguh jauh dari kesan penjahat. Wajah itu benar-benar wajah seorang malaikat. Tapi bukankah itu yang justru berbahaya? Vampir yang biasanya ditokohkan di film saja wajahnya dibuat sangat tampan untuk menggaet mangsa mereka sebelum akhirnya mangsa itu dibunuh dengan dihisap darahnya.
Ini kesalahan, Claire! Bisa-bisanya kamu mengagumi wajah itu! Ia adalah penjahat yang sudah tega menculik dan menyiksamu, terlebih memperkosamu dengan sadis! Hati Claire mengingatkan dirinya sendiri.
Claire menghela nafas berat, ia ingat kemarin saat Yonaz dengan tega mendorongnya ke kamar mandi dan menyiramnya dengan air dingin. Jika saja ia tidak dalam keadaan lemah, ia akan melawan Yonaz. Ia akan melakukan apa saja untuk membalikkan posisi mereka. Tapi dirinya yang sekarang sangat menyedihkan. Bahkan untuk bangun dari ranjang saja ia merasa tidak sanggup. Tapi bukankah ini saat yang tepat untuk melarikan diri disaat sang iblis sedang tertidur pulas? Hmm.. tapi Yonaz tidak bodoh. Tidak mungkin ia membiarkan pintu tidak terkunci.
Lengan Yonaz bergerak perlahan sebelum kedua kelopak matanya terbuka. Claire yang kaget mendapati Yonaz telah terbangun akhirnya memejamkan matanya berpura-pura tidur. Tapi terlambat, sepertinya Yonaz sudah melihatnya yang telah mencuri-curi pandang. Satu kebodohan lagi! Mengapa ia begitu terbawa suasana hatinya untuk saat ini? ia takut Yonaz berpikir ia sudah mulai menyerah pada laki-laki itu dengan membiarkan saja ketika ia bangun dan melihat laki-laki itu memeluknya bahkan ia telah mengagumi Yonaz diam-diam. Aaarrgghhhh!!!
"Selamat pagi, Claire," bisik Yonaz sangat lembut.
Ugh! Berbeda sekali dengan ia yang kemarin terlihat seperti kerasukan setan, batin Claire.
Yonaz mencium kening, hidung dan bibir Claire sekilas sebelum bangkit berdiri. Sementara Claire sudah tidak memiliki tenaga untuk bangun dari ranjang nista ini. Ia melihat Yonaz berjongkok disisi ranjang dan kemudian mendengar suara pecahan beling. Mungkin Yonaz sedang membersihkan pecahan mangkuk kemarin yang ia lempar begitu saja. Mengingat itu membuat perut Claire berteriak-teriak. Ia sangat lapar. Sudah berapa hari ia tidak makan? Tapi ia sangat gengsi untuk meminta makan dari laki-laki bajingan itu. Bisa saja makanan itu telah diberi racun dan tentu ia harus ekstra berhati-hati.
Setelah selesai membersihkan pecahan kaca, Yonaz keluar dari kamar. Ia hanya bertelanjang dada dan Claire dapat melihat bagaimana otot-otot Yonaz terbentuk sempurna ditambah dengan perut six-pack nya. Aaahh!! Hantikan pikiran kotor itu, Claire! Hentikan mengagumi tubuh bajingan itu!! Claire memukul kepalanya sendiri.
Claire mencoba untuk bangkit dari ranjang walaupun ia sangat kesulitan. Ia berdiri dan dengan tertatih-tatih menuju ke depan cermin besar yang ada di salah satu sudut kamar. Ia sedikit kaget mendapati dirinya mengenakan pakaian milik lelaki itu. Ia hanya mengenakan kemeja Yonaz yang sangat besar hingga mampu menutupi lutut. Ia melihat dirinya sendiri. Wajahnya sangat pucat. Ada memar kebiruan di bibir bekas ciuman Yonaz. Ada memar kemerahan di pergelangan tangannya bekas ikatan. Ia membuka satu kancing atas kemeja Yonaz dan melihat ada tanda-tanda kebiruan di leher dan juga dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Abductor [SUDAH TERBIT]
RomanceCERITA INI BELUM MENGALAMI REVISI EYD... Pembunuh... mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menyebut Yonaz Richardson. Bahkan di usia yang masih belia ia sudah membunuh adik kandungnya sendiri. Karena tragedi itu akhirnya membuat Yonaz hidup dala...