Kota yang bingit
sesak dalam suara mereka
yang impikan perubahan dan revolusi
menjerit-jerit ke atas
dan melontar bom koktel
meletup pada permukaan tembok tinggi
lalu serpihan api merebak
kembali ke merekaKota yang bingit
mereka megumpul darah
dari luka-luka badan
dimasukkan dalam jag besar lutsinar
menjadi satu trofi berwarna delima
untuk dibawa ke mana-mana
agar dia dan dia mampu banding
siapa yang lebih berjasa dari siapaKota yang bingit
mereka tidak perlukan mikrofon
mereka perlukan cermin.