Confession

269 11 1
                                    

"Ya...kembalikan oppa" Yuri memekik keras, tubuhnya berjinjit menggapai figura yang dijunjung tinggi-tinggi oleh seungri.
"Ish- dapat dari mana fotoku?" Lagi seungri bertanya, ini sudah kesekian kalinya, tapi gadis dihadapannya masih tetap membungkam mulutnya rapat.
"Baiklah, foto ini tak akan aku kembalikan" ucapnya masih menjunjung tinggi benda berbentuk persegi itu.
Yuri berhenti menggapai, tubuhnya berbalik, duduk disofa panjang dipojok ruangan.
"Eh kenapa jadi cemberut?" Pria itu ikut duduk disamping Yuri. Meneliti gadis yang saat ini mepoutkan bibirnya.
"Cepat kembali kekamarmu, pasti oppadeul mencari mu" usirnya.
Seungri menarik dagu gadis itu, agar menatapnya. Menilik dua bola mata hitam yuri.
"Kau merindukanku?. Aku merindukanmu, sangat" seungri menarik lengan yuri, hingga tubuh kecil gadis itu membentur dada bidangnya. Mengeratkan pelukannya.
"Aku tak bisa melepaskanmu. Seharusnya aku bisa oppa, aku tak pantas bersanding dengan seorang pria sempurna sepertimu. Sementara sakitku belum juga sembuh" tangisnya pecah, gadis itu terisak dalam pelukan seungri.
"Annio" pria itu mengusap punggung gadisnya. "Kau tak perlu memikirkan apa kata orang. Kau akan sembuh, kalaupun tidak biaralah. Aku menerimamu apa adanya. Aku juga manusia yang kurang, yang butuh dirimu untuk melengkapiku"
"Tapi"
"Tak ada tapi, bukankah kita sudah melewati beberapa tahun ini dengan kekurangan yang kita miliki. Kau tak sendiri. Ada aku, ahn dan hyungdeul yang akan selalu menyemangati mu"
"Fans mu?" Tanyanya dengan alis bertaut.
"Mereka akan menerimamu lambat laun. Aku juga manusia yang butuh memiliki pendamping hidup"
"Kau bicara manis, tapi kelakuanmu masih seperti anak kecil"
Seungri nyengir kuda, menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kau mencintai anak kecil ini kan?" Ucapnya bangga dan dijawab dengan anggukan antusias yuri.

Summer in SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang