someone is blushing, eh?

3.3K 544 124
                                    

Louis menatap buku fisikanya dengan malas. Ia menatap rumus-rumus pada materi gravitasi yang kali ini di ajarkan oleh Ms. Merry. Jujur saja, sedari tadi Louis tidak memerhatikan pelajaran yang di sampaikan karena pelajaran fisika adalah pelajaran paling menyebalkan menurut Louis. Siapa yang setuju dengan pendapat Louis?

Mendengus pasrah, Louis berusaha mencari rumus yang tepat untuk menjawab soal nomor satu. Tapi ia sama sekali tidak tahu harus menggunakan rumus yang mana. Lagi pula menurut Louis, kebanyakan soal fisika yang ditanyakan selalu tidak terlalu penting.
Seperti pertanyaan pada soal nomor satu yang menanyakan tentang kecepatan buah apel yang jatuh ke tanah.

"Apel jatuh ya jatuh aja sih, gak penting juga nyari kecepatan jatuhnya. Dih, tinggal makan aja apelnya kok susah." Celoteh Louis lantas membaringkan kepalanya diatas meja.

"Louis, kamu sudah selesai mengerjakannya?" tanya Ms. Merry yang kini sedang menatapnya garang.

Louis terlonjak kaget mengangkat kepalanya dan langsung melancarkan aktingnya. "Belum Miss, ini lagi di hitung."

"Coba kamu menghitung di depan kelas, ayo tulis jawaban kamu di papan."

"Lah anjir. Shhh, Liam! Oi Liam! Oi bantuin gue, minjem buku lo napa."

Louis yang sedang kelimpungan mencari contekan langsung menghembuskan napas lega saat bel sekolah yang dinanti-nanti akhirnya berbunyi dengan nyaring. Ms. Merry hanya bisa menggelengkan kepala lalu menutup pelajaran fisika dan segera meninggalkan kelas.

"Makanya, kalo gak bisa tuh belajar jangan malah males-malesan." Cibir Liam sambil menyampirkan tas ranselnya di bahu.

"Sialan, bukannya bantuin." Gerutu Louis, lalu memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan bangkit berdiri.

"Kantin yuk, gue laper nih Li." Ajak Louis yang langsung disambut anggukan kepala oleh Liam.

Keduanya pun berjalan beriringan menuju kantin yang memang berjarak tak jauh dari kelas fisika. Sesampainya di kantin, Niall, Harry dan Zayn ternyata sudah berada di sana, lengkap dengan makanan dan minuman mereka. Tapi bukan itu yang jadi objek fokus Louis kali ini, tak jauh dari meja itu seorang Clyde duduk sendirian sambil memainkan handphone-nya.

Refleks, kedua sudut bibir Louis tertarik membentuk senyuman. Dengan segera ia menghampiri cewek yang terlihat kebosanan itu.

"Sendirian aja neng?"

Clyde mengangkat kepalanya dan seketika tertawa kecil menyadari kehadiran Louis. "Iya nih, lagi nungguin Aaron yang masih ada kelas. Lo udah pulang ?"

Louis membulatkan bibirnya sambil mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan Clyde. Tiba-tiba terlintas satu ide.

"Mau pulang bareng gue?" Tawar Louis to the point. Entah kenapa rasa lapar yang Louis rasakan tadi bisa lenyap dengan seketika.

"Eh, boleh sih. Gue udah kelamaan nunggu lagian."

"Okay! Yuk pulang." Ucap Louis bersemangat dan tanpa sadar menggandeng tangan Clyde.

*

"Louis kalo lo nganterin gue pulang gini gak ada yang bakal marah kan?" Tanya Clyde setelah beberapa menit hening di dalam mobil.

Louis tersenyum lalu menggeleng, dia benar-benar gemas dengan pertanyaan yang Clyde berikan. Memangnya tujuan Louis mendekatinya selama ini apa?

"Emang siapa yang mau marah? Nyokap gue?"

"Ish Louis apaan sih," Clyde memukul bahu Louis pelan sembari tertawa geli.

Louis tak pernah gagal membuat semua orang tertawa, kau tahu itu?

Louis melirik Clyde dari ekor mata dan ikut tertawa geli melihat cewek itu terbahak-bahak. Gue culik juga lu, Clyde. Batin Louis yang gemas melihat tingkah orang di sebelahnya.

"Maksud gue tuh, apa cewe lo gak marah kalo tau cowonya nganterin gue pulang?"

"Lah, yang gue anter pulang kan cewe gue sendiri."

Skakmat!

Louis tersenyum puas melihat Clyde yang tidak bisa menahan semburat merah di kedua pipinya.

+++

Jangan baper yeu wkwkwk :):):):):):)

Yang pernah dianterin doi nya pulang ke rumah siapa coba? :")

Kalo gue ga pernah :(
Orang kita ldr-an.
Dia lagi sibuk promo album.
Wkwk



Unresponsive - Louis T.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang