Thirteenth (Camping)

110 13 15
                                    

Kurang lebih sekitar 4 jam perjalanan, akhirnya SMAN 45 sampai di Kota Bandung. Tepatnya di tempat Camping yang sudah dituju.

Tempat nya sangat luas sekali dan terletak diatas bukit. Udaranya pun sangat sejuk dan jika kita naik ke atas bukit, kita akan disuguhkan pemandangan yang sangat indah dan dapat menyegarkan otak dan pikiran.

"ANJIR SUMPAH YA, SEJUK BANGET DISINI" Ucap Nanda ketika turun dari bus dan langsung menghirup udara segar.

Tasya yang baru turun dari bus sama kagum nya dengan Nanda, disusul dengan teman-teman nya yang lain. Mereka segera mengikuti perintah guru dan mencari tempat untuk mendirikan tenda.

Tenda cowo dan cewe dipisah tetapi dibuat berhadapan sehingga berbentuk seperti melingkar. Ngerti kan?

Kelompok Tasya yang terdiri dari Anna, Atha dan Nanda dapat dengan mudah membuat tenda. Karena kami adalah cewe-cewe tangguh. Aseekk.

Terlihat Vina dan teman-teman nya seperti kesulitan membuat tenda dan Vina meminta bantuan Rafa dan Anwar.

Anna sepertinya kesal melihat Anwar yang selalu digodai oleh Dina. "Ish, apaan sih tuh Dina. Centil banget, udah tau Anwar punya gue!" Ucapnya sambil mengepalkan tangan.

"Udahlah An, nanti juga kak Anwar kesini" baru 3 detik yang lalu Tasya berkata seperti itu, ternyata benar Anwar menghampiri Anna dan mengajaknya berkeliling. Enak yah Anna, punya doi.

Tak lama kemudian disusul dengan Nanda yang dijemput Andra dan Atha yang sudah dibawa pergi oleh Devan entah kemana, dan sekarang sisa Tasya sendiri yang sedang sibuk mengumpulkan data kelompok dari kelas nya. Oh ya, sekarang sedang waktu luang jadi guru-guru memperbolehkan kami untuk melakukan kegiatan bebas.

And you know? Banyak relationship yang memanfaatkan waktu ini untuk berdua.

Iya kalo punya doi mah enak ya hehe.

"Nah udah selesai deh, tinggal kasih ke bu Sri" Tasya mengumpulkan sisa kertas dan beranjak pergi meninggalkan tenda nya. Ia menyipitkan kedua bola matanya untuk mencari bu Sri.

Saat ingin menuju ke tenda guru, Tasya bertabrakan dengan seseorang. Alhasil, kertas-kertas itu terjatuh dan berserakan. "Eh sorry, gua gak sengaja. Nih ker-- Eh Tasya?"

"Ya gapapa kok" Tasya mendongakkan kepala nya dan yang ada didepan nya adalah Rafa.

"Lo mau ngasih ke guru?"

"Iya"

"yaudah bareng aja, gua juga mau ngasih ke Pak Budi" Ajak Rafa yang refleks langsung menggenggam tangan Tasya dan menuju ke tenda guru. Tapi anehnya, Tasya tidak menolak sama sekali.

"Nih bu data kelompok dari kelas X.5" Tasya memberikan kertas-kertas itu kepada bu Sri. "Iya makasih ya sayang. Eh kok kelompok kamu cowo nya cuma 3? Satu lagi siapa?" Tanya bu Sri.

"Satu lagi saya bu" Rafa tiba-tiba datang dari samping Tasya dan langsung berkata seperti itu.

Apa-apaan sih Rafa. Dia kan sekelompok sama Vina. Gak jelas dah.

"Eh nak Rafa belum dapet kelompok ya?"

"Sebenernya sih udah bu, tapi Tasya nya gak nulis nama saya bu, saya gak dianggep" Ucap Rafa dengan nada sok sedih dan ia pun terkekeh.

Sontak, Tasya langsung menyenggol lengan Rafa dan menginjak kaki Rafa. "Eh ngga kok bu, saya cuma lupa nulis. Yaudah ya bu saya permisi dulu"

Rafa sedikit berlari kecil mengejar Tasya. "Heh cil! Tanggung jawab nihh, kaki gua sakit" Protes Rafa.

Nada dan gaya bicara Rafa sekarang berubah. Sosok Rafa yang suka bercanda dan selalu selaw inilah yang dikangenin oleh Tasya.

"Lagian lu ngomong asal jeplak. Yaudah sana lu balik ke tenda. By the way, ketua kelompok nya lu aja ya, gua males" Tasya juga berubah gaya bicara nya. Tasya yang biasanya jutek dan dingin, sekarang bersikap seperti biasa seolah-olah tidak pernah terjadi 'sesuatu' diantara mereka.

"Keliling yuk Sya, biar kaya yang lain" Ajak Rafa lembut sambil menggengam tangan Tasya pelan.

Tasya sempat berpikir sejenak. Daripada gue di tenda sendirian, mendingan gua keliling aja deh.

Belum sempat Tasya menjawab, tiba-tiba Vina datang dan langsung menggagalkan semuanya. "Raf, keliling yukk, kita liat-liat pemandangan" Seru Vina dengan nada yang sedikit manja.

Mood Tasya langsung turun, dia muak ngeliat muka Vina seperti itu. "Ngga usah deh Raf, gua mau balik ke tenda aja. Lu sama Vina aja. Daahh" Tasya memberikan senyum tipis kepada mereka berdua yang dibalas dengan senyum kecut dari Vina.

"Apa-apaan sih Vin! Lo selalu ganggu gue mulu, gak ada kerjaan lain apa? Dasar kurang kerjaan!" sindir Rafa yang menyelekit. Vina sudah terbiasa dengan itu semua. Karena misi nya cuma 1, yaitu membuat Rafa jatuh hati lagi kepadanya dan Vina gak segan-segan melakukan seribu cara agar Rafa bisa kembali lagi kepada nya.

"Tega ya lo! Dulu lo ngejar-ngejar gue, tapi sekarang apa Raf? Kenapa lo malah giniin gue?!" Bentak Vina. "Itu dulu Vin, sebelum gue tau kalo lo ternyata main belakang sama gue. Perlu gue sebutin lagi Vin?" Ucap Rafa datar.

"Plis Raf, maafin gue. Gue nyesel banget udah pernah gitu ke lu dan gua gak bermaksud buat jalan sama Bagas. Gu--" lirih Vina dengan panjang lebar yang membuat kuping Rafa panas.

"STOP VIN! Semua udah terlambat. Ter.lam.bat" seru Rafa dengan penuh penekanan. "Jangan ganggu gue lagi! Sampe kapan pun, gue gak bisa lagi kaya dulu ke lo. Dan lo harus bisa ngertiin itu semua. Coba belajar ikhlas, lo bisa dapetin yang lebih baik dari gue. Gak usah lo sesalin perbuatan lo ke gue karena itu gak bakal berarti apa-apa. Jadi tolong, gak usah ikut campur urusan gue lagi Vin!".

Terlihat mata Vina berkaca-kaca, mukanya memerah dan tangan nya mengepal. "Hiks..hikss jahat lo Raf! Brengsek!" Vina akhirnya pergi meninggalkan Rafa menuju tenda nya. Rafa menghela nafas panjang 'Sorry Vin, gua gak bisa begini terus. Semua udah terlambat'

Dari siang hingga sore ini dipenuhi berbagai macam aktivitas yang sangat menyibukkan dan seru. Rafa dan Tasya pun mulai bersikap biasa seperti layaknya 'Teman' atau sebatas 'kakak dan adik kelas'. Vina and the gang juga tidak muncul dan menampakkan dirinya semenjak Rafa berbicara terang-terangan kepada Vina.

Atau mungkin Vina dan teman-teman nya sedang menyusun sebuah rencana? Atau mereka sibuk dengan osis untuk menyusun berbagai acara untuk nanti malam? Ah ya, mereka osis, mungkin mereka sibuk.

"Eh nong, bengong aja lu!" Rafa menepuk jidat Tasya pelan. "Yeuu apaan sih Raf, gak jelas luuu!!" Cibir Tasya ke Rafa.

"Ciee kayaknya ada yang lagi CLBK lagi nihh" ledek kak Anwar disertai tawa evil nya. "Iya nih, kayak nya ada yang udah baikan nih" Atha pun ikut-ikuttan.

"Apaan sih, kagak kok. Ya kan Raf?"

Rafa terdiam. 'Sebenernya iya Sya, gua mau kayak dulu lagi. Tapi kenapa lo harus bilang 'engga'? Lo gak peka sama kode-kode yang sering gua kasih ke lo?'

Tasya menyenggol lengan Rafa dan menepuk pundak nya "Bengong aja lo, kesambet baru tau rasa!"

"Eh kagak kok, CLBK darimana dah" Ucap Rafa kepada yang lain disertai senyum yang seperti nya tidak ikhlas atau biasa disebut fake smile.

Jleb.

Jleb.

'Jadi dugaan gua, Atha, Nanda dan Anna selama ini SALAH. Rafa cuma pengen memperbaiki semuanya, bukan pengen balikan kaya dulu. Oke Sya, lo gak boleh cepet BAPER kali ini'.

Kami ber-8 sedang duduk-duduk santai menikmati suasana sore hari disini dan menunggu matahari tenggelam ke peraduan nya. Sangat hangat sekali berada diantara sahabat-sahabat yang selalu ada buat kita. Suasana ini lah yang membuat sosok Tasya seketika melupakan semua pengalaman pahit nya ketika bersama Rafa dulu. Tawa dan canda nya begitu lepas seperti tidak ada beban. Begitupula dengan Rafa.

'Gue harap, senyum dan tawa lo bisa gue liat setiap hari, Sya. like it used to be' -Rafa

'Gua kangen Raf sama kita yang dulu. Semoga kita bisa begini terus selamanya' -Tasya





Some RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang