Chapter 3 - Partikel Langka !

376 27 3
                                    

"Veranda sayang .... bobok yah .. ntar klo gagh bobok digigit Ayah .."

"Husssh ... kok jd digigit ayah ?. digigit nyamuk donk .."

"Hahahhahaa ... tuh ayahmu ngambek Ve .."

Selalu tersenyum, penuh canda tawa ., bahagia . Begitulah kehidupan sehari-hari pasangan petani itu .. dengan hadirnya Veranda ., kehidupan merekapun berubah .. tidak pernah ada lagi pertengkaran. Hidup rukun menjadi pasangan bahagia dengan seorang anak . Anak yg sangat cantik. Mereka berduapun memberikan panggilan sayang kepadanya yaitu Ve ..

Saat ini Ayah Ve sedang disibukkan dengan sawahnya .. tanah di lahan persawahannya tumbuh subur, dan siap ditanami padi .. air di sungai pun melimpah untuk mengairi sawah .. semua ini terjadi berkat Ve .. akibat terjangan batu meteornya yg membelah awan, kepalan tangan Ve membuat Angin dan Petir, serta tangisannya yg mendatangkan hujan badai , tanpa ia sadari, ia telah membuat desa itu bebas dari paceklik panjang yg dialami selama beberapa tahun ini karena kekeringan ..

Untuk memenuhi kebutuhan Gizi Ve ., ibunya selalu memberikannya susu sapi segar, yg ia perah sendiri dari sapi perah yg biasa tetangga titipkan padanya untuk di gembalakan .. memang pada awalnya kehidupan mereka berdua morat marit, hidup berdua saja untuk makan susah, apalagi sekarang ditambah seorang anak, tp sekarang semenjak pertanian berjalan dengan baik sedikit demi sedikit taraf hidup mereka semakin membaik ..

Agar para tetangga tidak bergosip yg tidak-tidak, mereka berdua pun sudah sepakat untuk merahasiakan darimana Ve berasal .. apabila ada yg bertanya mereka kompak mengatakan bahwa Ve itu adalah Keponakannya, yg dititipkan oleh kerabat Ayah Ve karena sudah tidak sanggup lagi untuk merawatnya karena berbentur biaya ..

Waktu demi waktu pun telah berlalu ... 20 tahun sudah Veranda hidup bahagia bersama kedua orang tuanya .. walaupun hidup sederhana, Veranda selalu tampak riang dan ceria. Ia tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik, dengan postur tubuhnya yg tinggi semampai, rambutnya yg hitam pekat, ditambah senyuman yg menggoda membuat banyak teman-teman wanita sebayanya iri dan ingin terlihat seperti Veranda .. Dengan Perawakanny yg tidak seperti Gadis-gadis desa biasanya , veranda pun sering mendapat sindiran dari teman-temannya, mulai dari Veranda Bule, Orang Asing, sampai Alien kerap kali dia dapatkan dari teman-temannya. Tetapi bukannya membalas, Veranda malah selalu tersenyum dan tertawa mendengar ejekan-ejekan dari Teman-teman sebayanya .. karena sifat baiknya itu, banyak dari teman-teman yg semula menyindir Veranda, lama-lama malah Bersimpati kepadanya..

Banyak para pria desa maupun desa tetangga yg memang mengidolan Veranda, berjejer di dpn rumah Ve setiap malam minggunya. Mereka berkompetisi menarik perhatian Ve , tapi hasilnya nihil ., keburu disiram Air oleh Ayahnya Ve ., yg sangat Protektif kepada Anak Kesayangannya itu .., melihat para pria itu disiram air oleh Ayahnya, Veranda Malah tertawa lepas di dapur bersama ibunya .. karena memang Veranda masih belum berkeinginan untuk pacaran .. saat ini dia hanya fokus untuk membantu kedua orangtuanya .

Mentari telah membumbung tinggi di langit .. cuaca siang ini sangat cerah dan panas .. setelah lelah menggarap sawahnya , Ayah Ve beristirahat sejenak di gubuk sederhana yg berada tepat di tengah Sawahnya. Sambil menghalau burung gelatik yg terbang nakal mencuri makan di hamparan tanaman padi miliknya .. ini sudah waktunya makan siang, seperti hari-hari biasanya, Ayah Ve sedang menunggu Anak kesayangannya membawakan makan siang ..

" Yahh !! Ayahh !! ayo makan dulu !! "
Terdengar dari kejauhan suara lembut yg sedang memanggil Pak Hardja, ayah Ve ..

" eh... anak kesayangan ayah sudah datang .. ayo sini Ve, Ayah udah laper berat .." Canda pak Hardja kepada anak kesayangannya Veranda yg baru saja tiba membawa bekal untuk Ayahnya makan siang.

" Ayah .. cuci tangan, cuci kaki, sama cuci muka dulu .. baru boleh makan .." kata Veranda yg dengan cepat menyembunyikan bekal ayahnya di belakang punggungnya ..

" hahahaaha .. iya Ve . Iya .. Ayah bersih2 dulu kamu duduk disini aja .." tutup pak Hardja yg langsung pergi menuju mata air untuk membersihkan dirinya ..

MALAIKAT TERAKHIR & 7 PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang