Chapter 2 - Jessica Veranda

636 48 5
                                    

Udara dingin semakin pekat menusuk tulang, hujan angin bak badai, kilatan petir yg menyilaukan mata, dengan suara gemuruh mengerikan, membuat degup jantung seakan-akan berhenti berdetak. Keadaan hutan sedikit berbeda dari biasanya. Aroma terbakar semakin jelas tercium..
2 suami istri paruh baya itu masih terus menyusuri hutan dengan senternya ... sesekali Sang istri menoleh kebelakang, seperti ada seseorang yg mengikutinya. Tapi Sang Istri segera membuang jauh-jauh prasangkanya itu, dan kembali fokus bersama Sang Suami mengikuti seberkas Cahaya Kuning dari kejauhan.

"Pak, Bapak mencium ada bau-bau kebakar ndak pak ?" Tanya Sang istri karena memang aroma kayu terbakar semakin jelas tercium olehnya.

"Ia Bu. Bapak jg menciumnya. Ada apa ia Bu? Masa hutan ini kebakar? Tapi mungkin saja sekarang apinya sudah padam, karena Hujan yg sangat deras ini Bu, lihat kedepan aja , tuh -tuh banyak asap di depan bu, berarti memang benar terbakar .. Balas Sang Suami dengan mata yg masih fokus kecahaya itu, yg mulai samar-samar tertutup oleh asap tebal akibat jatuhnya Batu Meteor.

Mereka terus berjalan dan berjalan sampai akhirnya senter Sang Suami berhenti pada suatu titik. Matanya terbelalak kaget melihat suatu keanehan di depannya.

"Yaa Tuhan ! Keji sekali ! Siapa yg tega melakukannya hingga seperti ini ?" Sang Suami terperanjat kaget melihat pemandangan di depannya, Sang Istri hanya bisa menutup mulutnya seolah tak percaya dengan kejadian itu. Hampir seluruh hutan bambu terbakar habis, asap hitam masih mengebul dari bagian hutan yg terbakar.

"Pak .. itu .. coba senterin ke dpn ! Cahaya kuning itu semakin jelas pak ..!"

"Ia Bu .. " dengan menggandeng erat lengan istrinya , Sang Suami berjalan maju sambil trus mengarahkan senternya ke posisi cahaya kuning yang semakin terlihat .

"Eh .. apa ini ? " seperti Peti .. tp kok dari batu ? " Sang suami berhenti mengarahkan senternya ke posisi cahaya kuning itu . Karena cahaya kekuningan itu berasal dari peti Batu Meteor .

Merasa kebingungan dengan apa yang dia lihat pertama kalinya, sebuah peti batu keras, berwarna hitam keabu-abuan dengan ukiran lambang aneh di atasnya , mengeluarkan cahaya kekuningan yg kluar dari pori-pori batunya. Kedua suami istri itu hanya bs melongo melihat femonema yg baru pertama kali mereka lihat. Peti Batu bercahaya.

"Tapi siapa yg meletakkan batu ini disini ia pak? Kurang kerjaan sekali."

"Bapak pikir ini ndak mungkin ada orang yg melakukannya bu. Soalnya hutan ini sangat lebat, dan kendaraan besar susah masuk ke wilayah ini bu .."

"Lah .. trus , siapa yg bawa batu ini ksini ..? Masa Jin ? "

"Ehhmm .. bs jd Bu .. hahahahahaha ..."

"Ish .. bapak bukannya berpikir , malah bercanda .." Gerutu sang Istri melihat keisengan suaminya ..

OEKK ..!! OEEKKK !!

"Pakk .. denger suara ndak pak ? Kayak bayi nangis pak ... di hutan ada bayi nangis ?? Hiiii ~~~ Jangan2 bayi Setan pak !! Seremmm ..." Celutuk Sang Istri yg mendadak mendengar suara bayi menangis dengan kerasnya.

"Huss ... jangan nebar cerita hantu bu ... suara itu dari batu ini bu .. sepertinya di dalam batu ini ada bayinya .. " kata sang Suami sambil menempelkan telinganya di atas Peti Batu itu.

"Eh ia pak .. dari sini bunyinya .. tapi bayi siapa ia pak, kok orangtuanya tega nyekap dia di batu ini ? Klo dia mati gmana ? " Ucap Sang Istri .

"Ia mana bapak tau .. Sudahlah jangan ngomong trus bu .. mending kita selametin bayi ini dulu kasian " Pinta sang Suami .

"Ia pak .. maaf .. ibu cuma kasian sama bayi ini .. tp bapak mau buka pake apa ? Peti Batu ini keras sekali, dan sepertinya rapat sekali tertutupnya pak .. " Kata Sang Istri .

MALAIKAT TERAKHIR & 7 PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang