Chapter II

1K 116 2
                                    

Hyejin POV

"Hyejin-ah, bisa aku minta tolong padamu?" Tanya Nayoung padaku. tumben dia meminta tolong seperti ini. biasanya dia langsung mengatakannya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"kenapa? Biasanya kau akan mengatakannya langsung. Ada apa?" Nayoung mengeluarkan sebuah ponsel dari tasnya lalu meletakkannya di atas tanganku. Ponsel siapa ini? bukannya ponsel Nayoung berwarna putih bukan hitam.

"tolong berikan ini papa Chanyeol oppa. Aku harus ke bandara sekarang menjemput oppaku. Dia baru saja tiba dari Paris dan terus-terus menghubungiku untuk menjemputnya". Nayoung menganglat telponnya dengan cepat lalu berjalan meninggalkanku begitu saja. Dia hanya melambaikan tangannya ke arahku untuk berpamitan. Aku menatap Nayoung yang mulai menjauh dari pandanganku sambil menghela nafas berat. mau tidak mau aku harus bertemu dengan Chanyeol untuk mengembalikan ponselnya.

Aku berjalan menuju fakultas Chanyeol yang bersebelahan dengan fakultasku. Chanyeol di fakultas bisnis manajemen sedangkan aku dan Nayoung di fakultas kedokteran. Aku mengedarkan penglihatanku ke segala penjuru fakultas Chanyeol mencari keberadaannya. Jujur saja aku bingung harus mencari CHanyeol dimana karena ponselnya sekarang ada padaku, jika tidak aku bisa lebih mudah menemukannya karena aku bisa menghubunginya. Aku berjalan menyusuri taman fakultas Chanyeol sambil melirik kiri dan kanan mencari sosok pria yang berbadan tinggi itu. Beruntungnya diriku, aku tidak perlu berjalan lama karena saat ini aku telah menemukan Chanyeol yang sedang mengobrol dengan teman-temanya di kursi taman di bawah pohon sebelah kananku. Dengan cepat aku berjalan kea rah Chanyeol. Chanyeol tidak menyadari keberadaanku karena dia membelakangiku. Ocehan Chanyeol berhenti karena dia melihat teman-temannya menatapku yang berada di belakangnya. Chanyeol membalikkan tubuhnya ke arahku. Aku hanya tersenyum canggung ke arahnya. Semula dia menatapku bingung lalu dia tersenyum manis ke arahku. Detak jantungku mulai tidak terkendali lagi saat melihatnya senyuman. Selalu saja seperti itu jika aku bertemu dengannya.

"Hyejin-ssi. Kenapa kau berada di sini? ada perlu denganku?" tanyanya. Aku menyerahkan ponsel yang Nayoung berikan padaku tadi ke Chanyeol. dia menatap ponsel itu bingung sebelum mengambilnya.

"kenapa ponselku ada padamu? bukannya Nayong yang akan membawakannya padaku". ada rasa sedikit kecewa di nada suaranya membuatku merasa perasaan aneh di dadaku, bisa di bilang aku merasa sedih.

"tadi Nayoung menitipkan ponselmu kepadaku dan menyuruhku menyerahkannya padamu. dia tidak bisa menemuimu karena dia harus menjemput saudaranya di bandara". Chanyeol menganggukan kepalanya mengerti.

"Chanyeol-ah, siapa gadis ini? pacar barumu? Bukanya kau berpacaran dengan Kim Nayoung anak fakultas kedokteran itu?". Tanya slaah satu teman Chanyeol yang sedaritadi memang memandang aku dan Chanyeol. Chanyeol menghadap kea rah teman-temannya yang berada di belakangnya.

"aniyo. Kenalkan dia sahabat pacarku, Shin Hyejin". Chanyeol memperkenalkan diriku di hadapan teman-temannya. Dengan ragu aku membungkukan tubuhku dan memberi salam perkenalan kepada mereka. Temannya ada 4 orang, satu persatu mereka memperkenalkan diri mereka. Setelah sesi perkenalan, aku pamit pada Chanyeol.

"Chanyeol-ssi, Aku pulang dulu". Pamitku lalu kembali membungkuk kea rah teman-teman Chanyeol.

"kau sudah mau pulang? Cepat sekali". kata salah teman Chanyeol yang bernama Baekhyun. Sepertinya di antara ke 4 teman Chanyeol cowok inilah yang sedari tadi berbicara dan mencoba mengakrabkan diri padaku.

"ne? jeongsonghamnida tapi aku benar-benar harus pulang sekarang. Annyeonghamsennika". Kataku lalu pergi dari tempat itu. Tapi aku merasakan seseorang berjalan di sampingku. Aku menolehkan kepalaku ke arahnya. Ternyata Chanyeol yang berjalan di sampingku

"aku juga sudah mau pulang. Jika berlama-lama bersama mereka bisa-bisa aku tidak kembali ke rumah". Katanya sambil berjalan beriringan denganku.

"kenapa begitu?" tanyaku padanya. Dia hanya tersenyum kecil.

"mereka mengajakku ke café tapi aku tidak bisa karena nanti malam aku punya janji dengan Nayoung untuk makan malam". Aku hanya ber-oh ria.

Aku dan Chanyeol telah tiba di parkiran. Aku berpamitan lagi pada Chanyeol dan melanjutkan langkah keluar dari halaman parker fakultasnya. Tapi Chanyeol memanggilku. Aku menghentikan langkahku dan kembali menatap Chanyeol yang berdiri di samping mobilnya yang terparkir.

"kata Nayoung rumah kita searah. Bagaimana kalau aku antar kau pulang". Tawarnya padaku yang jujur membuat jantungku kembali berdetak cepat. Aku ingin sekali menolaknya tapi Chanyeol mengeluarkan senyuman manisnya ke arahku membuat aku seakan-akan terhipnotis dan menerima tawarannya. Aku berjalan dengan ragu ke mobil Chanyeol lalu masuk ke dalamnya. Aku duduk di mobil penumpang di sebelah Chanyeol. aku tidak menyangka aku akan duduk sedekat ini dengan Chanyeol. aku duduk dengan tubuh yang terasa kaku. Aku merasakan Chanyeol tertawa kecil lalu mencondongkan tubuhnya ke arahku. Kini wajah Chanyeol sangat dekat dengan wajahku membuat aku berhenti bernafas. Jangan bilang dia ingin menciumku tapi itu tidak mungkin karena dia adalah kekasih sahabatku tidak mungkin dia akan mencium sahabat kekasihnya sendiri kan? Aku juga akan menolak jika dia melakukannya. Walaupun aku menyukainya, tidak... aku mencintainya tapi akal sehatku masih bekerja normal. Tidak mungkin aku akan mengkhianati sahabatku sendiri. Aku tidak boleh melakukan itu. Aku bernafas lega ketika tubuh Chanyeol berangsur-angsur menjauh dari hadapanku ternyata dia membantuku memakai seatbelt. Dia tersenyum kecil saat tubuhnya kembali ke posisi semula. Tapi tubuhku kembali menengang saat dia dengan santainya mengacak rambutku dengan gemas. Ya Tuhan, Park Chanyeol kau benar-benar ingin membuatku terkena serangan Jantung secara tiba-tiba.

//9ODN/( M


Love and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang