Chapter X

751 89 0
                                    

sekarang aku duduk berdampingan dengannya di kursi penonton di samping lapangan basket. Beberapa menit kami berdua hanya diam. Tidak ada satupun diantara kami berdua berniat membuka pembicaraan. Sesekali aku melirik dia melalui ujung mataku. Sedaritadi dia hanya menghela nafas berat.
"aku sudah mendengar semuanya". Kata pertama yang aku dengar dari bibirnya semenjak kami duduk berdua. Aku hanya diam. Aku tidak tahu harus berkata apa karena dia sudah mendengar semua pembicaraanku dengan baekhyun barusan. Jujur aku diam juga karena aku takut dengan apa yang dia lakukan saat mengetahui semuanya.

"kau harus tetap bersama Nayoung. Aku tahu kau masih mencintainya, perasaanmu itu hanya sementara. Sebentar lagi perasaanmu itu juga akan kembali seperti semula. Dan perasaanmu padaku itu hanya karena kau sering memerhatikanku". Aku menatap gadis berpostur tubuh mungil itu di sampingku. Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah aku dengar dari mulutnya. Seketika aku kembali ragu pada perasaanku. Omongannya juga ada benarnya. Mungkin perasaan ini hanya sementara karena akhir-akhir ini aku dan Nayoung jarang bertemu sehingga aku merasa perasaan cintaku memudar.

"aku tahu, aku tidak berhak menilai perasaanmu seperti ini karena hanya kau yang bisa menilai perasaanmu sendiri tapi yakinlah, perasaan itu hanya sementara". Aku menundukkan kepalaku sejenak lalu memberanikan diri untuk menatapnya. Aku harus mencari keyakinan akan perasaanku sendiri.
"bagaiaman jika perasaanku itu bukan hanya sementara. Bagaimana perasaan cintaku pada Nayoung benar-benar sudah hilang dan perasaanku cintaku beralih padamu, Shin Hyejin?". akhirnya aku mengatakan smeua yang ada di kepalaku saat ini. aku sangat penasaran dengan jawaban dari dirinya. Saat ini aku sudah yakin dengan perasaanku padanya. Aku memang mencintai Shin Hyejin bukan Kim Nayoung.

"jika memang kau yakin dengan perasaanmu itu, kau haru tetap memilih Nayoung. Jangan memilihku. Karena Nayoung lebih pantas untukmu dibanding diriku". Aku menundukkan kepalaku. Dadaku terasa sakit mendengarnya.

"kenapa kau sangat mudah mengatakan hal seperti itu? Apakah tidak memikirkan perasaanku sama sekali, Shin Hyejin?". Tiba-tiba saja merasa emosi saat ini. Hyejin menatapku dengan tatapan kaget.

"Chanyeol-ssi..." dia hanya bisa memanggil namaku lirih. Aku menghela nafas lalu menenangkan diriku sendiri. Aku sudah tidak tahan lagi.

"kau tahu, kau sudah membuatku hatiku sakit. Di saat aku sudah yakin kalau aku mencintai dirimu bukan Nayoung, kau malah menyuruhku memilihnya. Apakah kau benar-benar tidak memikirkan perasaanku? Aku mencintaimu Shin Hyejin dan rasa cintaku pada Nayoung sudah tidak ada lagi. hanya dirimu, aku sangat yakin itu karena ini adalah kata hatiku dan aku tidak akan salah akan hal itu".

"kau salah Chanyeol-ssi. Kau tidak mencintaiku, itu semua hanya sementara. Jadi kembalilah pada Nayoung".

Aku tidak habis pikir dengan pikiran Hyejin saat ini. kenapa dia keras kepala sekali?. apa haknya memintaku kembali pada Nayoung. Ini adalah perasaanku bukan miliknya tapi kenapa dia seenaknya mengatakan itu. Aku memandang Hyejin yang sudah berjalan menjauhiku tapi dia kembali berbalik.

"tolong jangan mengatakan hal ini pada Nayoung. Aku tidak ingin dia terluka hanya karena diriku jadi anggap saja kita tidak pernah bertemu".

Aku sudah tidak tahan lagi. aku menghampirinya lalu menarik lengannya. Entah setan apa yang ada di diriku aku menempelkan bibirku ke bibirnya. jujur, jantungku berdetak cepat saat ini. rasanya aku sangat bahagia melakukannya dan aku tidak pernah merasakan hal sebahagia ini saat bersama Nayoung. Hanya beberapa detik aku menciumnya lalu aku menjauhkan bibirku dari bibirnya tapi aku masih mencengram lengannya.

"baiklah. Aku akan tetap bersama Nayoung untuk menyakinkan perasaanku padanya. Jika perasaanku saat ini padamu tetap sama, maka aku tidak akan segan-segan menarikmu ke hadapan Nayoung dan menceritakan semuanya dan jika perasaanku pada Nayoung kembali seperti yang dulu, aku harap kau tidak akan pernah menyesal, Shin Hyejin".

Hyejin Nampak shock mendengar omonganku atau bisa aku bilang ancamanku karena omonganku itu lebih mirip seperti ancaman. Aku melepas cengkraman tanganku dari lengannya lalu berjalan menjauhnya. Aku akan melakukan apa yang dia inginkan dan di saat aku sudah yakin dengan perasaanku sendiri, aku akan menepati omonganku tadi. Aku harap aku tidak akan menyesal melakukan ini semua.

@@@

Hyejin POV
"Hyejin-ah... apa kau tidak menghubungi Nayong?". omongan oemma menyadarkan lamunanku. Sedaritadi aku hanya melamun dan tidak fokus dengan sekitarku. Omongan Chanyeol terus terngiang-ngiang di pikiranku. Apa dia benar-benar melakukannya?. Apakah perasaannya padaku benar? Ah... apa yang kau harapkan Shin Hyejin? Dia tidak benar-benar memiliki perasaan cinta padamu. dia hanya mencintai Kim Nayoung dan walaupun perasaan itu memang ada, mungkin perasaan itu hanya sementara.

"Hyejin-ah?". Suara oemma kembali masuk ke dalam indra pendengaranku.

"ne... oemma?" aku menatap oemma bingung. Oemma hanya menghela nafas dan kembali bertanya padaku.

"kau tidak menghubungi Nayoung? Sebentar lagi kita akan naik pesawat". Aku menggeleng pelan lalu menundukkan kepalaku.

"weayo? Kau bertengkar dengannya?" Tanya oemmaku penasaran. Aku kembali menggelengkan kepalaku.

"aniyo... aku hanya tidak mau melihatnya menangis di depanku karena kepergianku. Aku akan menghubunginya saat kita sudah sampai di jepang nanti". aku tersenyum menyakinkan oemmaku. Oemma hanya diam dan kembali mengobrol dengan appa.

Saat ini aku berada di bandara. Aku akan meninggalkan kota ini dan pindah di Jepang. aku pindah karena appa di pindah tugaskan di Jepang entah sampai kapan sehingga kami sekelurga harus pindah ke Jepang. aku sedikit bersyukur dengan kepindahanku ini karena setidaknya aku tidak akan berada di antara hubungan Nayoung dan Chanyeol sehingga Chanyeol bisa sadar dengan perasaan sendiri dan aku juga tidak akan melibatkan Jongin oppa lagi dalam rahasiaku yang masih aku jaga hingga sekarang. Walaupun nantinya aku akan merasakan kesepian karena Nayoung tidak berada di sisiku lagi tapi aku rasa inilah jalan yang terbaik untuk kami berempat.

Appa dan oemma mengajakku masuk ke dalam pesawat saat operator bandara mengatakan bahwa para penumpang harus menaiki pesawat sekarang juga. aku menghela nafas sebelum melakang masuk ke dalam kabin pesawat. Selamat tinggal kota kesayanganku, selamat tinggal Kim Nayoung sahabat terbaikku, selamat tinggal Kim Jongin yang selalu membantuku, dan selamat tinggal Park Chanyeol, cinta pertamaku yang harus aku relakan untuk sahabatku. Selamat tinggal semuanya.

Love and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang