2 Tahun kemudian
Author POV
"oppa... kenapa kau malah melamun di situ? Cepat ke sini dan pilih cincinnya?". Kata seorang wanita dengan tubuh bak model dan juga terlihat sangat cantik. Seorang pria menhampirinya lalu memeluk pinggang si wanita dengan mesra.
"bagaimana kalau kita memilih ini saja? cantikkan?" kata wanita itu saat melihat cincin yang berdesain sangat elegan di jari manisnya. Si pria hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Nayoung-ah, aku ke toilet dulu". Pria itu meninggalkan Nayoung berdua dengan penjaga toko yang melayani mereka setelah mendapat persetujuan dari Nayoung tentunya. Nayoung kembali memilih cincin untuk pernikahannya yang akan di adakan 2 minggu lagi.
"Nayoung-ah... Kim Nayoung..." Nayoung menolehkan kepalanya ke samping saat dia mendengar suara seorang wanita memanggil namanya. Matanya membulat dan berbinar saat melihat siapa yang memanggilnya tadi. Tanpa menunggu lama, Nayoung langsung memeluk wanita itu dan terisak di dalam pelukkan si wanita tadi.
"kapan kau kembali dari Jepang?" Tanya Nayoung saat pelukkan mereka terlepas. Nayoung tidak bisa membendung air mata bahagianya karena bisa bertemu dengan wanita yang ada di hadapannya sekarang.
"baru kemarin. Kau sedang apa di sini?". Tanya wanita itu pada Nayoung."aku mau membeli cincin pernikahan. Dua bulan lagi aku akan menikah". Kata Nayoung malu-malu. Dia sudah menghapus air matanya.
"jinjaro? Chukkae... akhirnya sahabatku menikah juga". ucap wanita itu pada Nayoung."gumawo. Sepertinya kita harus berbicara. Ayo kita ke café".
Nayoung menarik wanita itu meninggalkan toko perhiasan tempat mereka bertemu tadi dan berjalan menuju café yang tidak jauh adri toko perhiasan tadi.@@@
"Jadi bagaimana kabarmu selama ini? kenapa kau meninggalkan aku dan Jongin oppa tanpa berpamitan sama sekali? kau sungguh tega Shin Hyein. Selama ini kau anggap aku apa?". Tidak henti-hentinya Nayoung bergerutu tentang kekejaman sahabatnya, Shin Hyejin yang meninggalkannya ke Jepang tanpa kabar sama sekali dan sekalinya bertemu harus di pusat perbelanjaan itupun tanpa sengaja. Yang jadi pusat pembicaraan hanya tersenyum manis.
"mianhe tapi aku harus melakukannya. Aku tidak ingin melihatmu menangis di bandara. Sekali lagi mianhe". Ucap Hyejin dengan sangat menyesal. Nayoung meminum minumannya lalu kembali fakus pada Hyejin.
"Mianhe? Aku tidak akan memaafkanmu. Aku harus menghukummu Shin Hyejin". Tolak Nayoung tapi Hyejin hanya tersenyum menanggapinya karena dia tahu betul omongan sahabatnya itu hanya bualan semata. Dengan santai Hyejin juga meminum minumannya.
"Yak!!! Aku serius Hyejin-ah". Kata Nayoung lagi dengan nada merajuk. Hyejin kembali tersenyum lalu mengenggam tangan Nayoung yang ada di atas meja.
"Arraso. Aku akan menerima hukumanku". Kata Hyejin membuat Nayoung tersenyum.
"hukumanmu adalah kau harus menjadi pengiringku saat menikah nanti". Kata Nayoung. Hyejin terdiam sejenak lalu mengangguk setuju. Mereka berdua tersenyum lalu tertawa bersama.
"Hyejin-ah... aku sudah tahu semuanya". Tiba-tiba saja tubuh Hyejin nampak menegang. Jujur dia belum siap mengbahas masalah 2 tahun yang lalu yang berusaha dia lupakan selama ini. memori sebelum dia pergi ke Jepang kembali masuk ke dalam pikirannya. Nayong mengenggam tangan Hyejin yang akan menjauh dari tangan Nayoung.
"Chanyeol oppa dan Jongin oppa sudah menceritakan semuanya padaku seminggu setelah kau pergi meninggalkan kami. Jujur aku sangat terkejut dan sempat membencimu karena kau telah merahasiakan perasaanmu pada Chanyeol oppa dariku. Tapi akhirnya aku sadar jika aku tidak pantas untuk membencimu. Kau adalah sahabatku dan kau melakukan semua itu karena kau menyanyangiku. Terima kasih dan maaf karena diriku kau harus memendam perasaanmu pada Chanyeol oppa serta kau harus menderita karena harus melihatku bersama Chanyeol oppa. Aku sungguh merasa bersalah sekali padamu". sesal Nayoung. Air matanya kembali mengalir di pipinya. Begitu pula dengan Hyejin. Dia tidak bisa memendung kesedihannya saat ini.
"aniya Nayoung-ah. Aku yang salah karena aku mencintai kekasih sahabatku. Aku yang bersalah di sini Nayoung-ah. Bukan dirimu". Kata Hyejin. Nayoung menghapus air mata Hyejin dengan ibu jarinya lalu tersenyum.
"sudahlah. Aku tidak ingin melihatmu menangis. kita lupakan saja yang sudah terjadi 2 tahun yang lalu. Yang penting sekarang sudah tidak ada rahasia di antara kita". kata Nayoung. Hyejin mengangguk lalu ikut tersenyum.
"Sayang... kau disini?" suara seorang pria membuat Nayoung dan juga Hyejin menolehkan kepalanya kea rah sumber suara. Nayoung tersenyum kea rah pria itu sedangkan Hyejin menatapnya kebingungan.
"Hyejin-ah, kenalkan dia Zhang Yixing, calon suamiku". kata Nayoung saat calon suaminya, Yixing sudah berada di hadapan mereka. Yixing tersenyum ramah dan bersalaman dengan Hyejin.
"kau pasti bingungkan? Aku sudah tidak bersama Chanyeol oppa lagi. aku dan dia memutuskan untuk berpisah saat aku tahu semuanya tapi tenang saja aku dan dia tidak saling membenci kok, dia sudah aku anggap sebagai kakakku semenjak kejadian itu". Jelas Nayoung membuat Hyejin akhirnya mengerti.
"sayang, kita harus kembali membeli cincin lalu ke butik untuk fitting gaun pengantin kita".
"ah... mianhe ge. Aku keasyikan ngombrol dengan Hyejin, jadi aku lupa. Mianhe". Yixing hanya mengangguk lalu mengacak-acak rambur Nayoung dengan mesra. Hyejin tersenyum melihat tingkah romantic kedua sejoli ini.
"Hyejin-ah, ingat kau harus datang melaksanakan hukumanmu".
"ne... tidak usah khawatir aku akan datang. Kalau perlu aku akan memperpanjang liburku di sini hanya untuk dirimu".
"arraso. Kalau begitu, annyeong Hyejin-ah".
Nayoung keluar café bersama calon suaminya. Sekali lagi Hyejin tersenyum melihatnya. Akhirnya Nayoung mendapatkan cinta sejatinya berbeda dengan dirinya yang belum menemukan cinta sejatinya atau lebih tepatnya dia masih mengharapkan orang itu menjadi cinta sejatinya.
Selama di Jepang dia berusaha melupakan pria yang telah merebut hatinya. Pria yang sudah membuatnya merasa cinta secara diam-diam. Pria yang membuatnya menyimpan rahasia yang harus dia simpan untuk waktu yang cukup lama. Tapi nyatanya dia tidak dapat melupakan pria itu. Dia memang tidak melupakannya tapi harapan untuk bersama pria itu sudah dia kubur dalam-dalam karena dia tahu sampai kapanpun dia tidak bisa bersama pria itu tapi saat dia mendengar sahabatnya tidak bersama pria itu lagi, sedikit demi sedikit harapannya muncul kembali. Tapi sepertinya dia harus menguburnya kembali karena dia tidak yakin apakah pria itu masih mengharapkannya atau tidak. Ya, dia harus menguburnya kembali. Hyejin mengambil tas jinjingnya lalu berjalan keluar café. Dia harus kembali ke rumah karena tubuhnya sudah minta untuk di istirahatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Secret
Fiksi PenggemarMencintai secara diam-diam itu sungguh tersiksa, apalagi jika orang yang kau cintai adalah kekasih sahabatmu itulah yang Hyejin rasakan saat ini. Dia tersiksa dengan perasaannya sendiri Tersiksa karena harus memendam dan merahasiakan perasaannya p...