KUPIKIR TAK SPESIAL...

167 6 1
                                    

AAAAHHHHH...!!!!! teriakku dan kedua sobatku ketika menginjak kembali pesantren kami. Langkah terarah pada kamar asrama nomor 22. Dibuka pintunya, lalu.... Zzeeppp!!! Dengan cepat kami memasukki kamar. "Aku kangen kamu tauu.." ucap hanum sambil mengelus elus kasur tempat yang biasa ia tiduri. "Iya num, padahal cuman satu minggu ngga masuk, agak lama untuk ustadzah maryam kembali memulihkan keadaan setelah suaminya meninggal." jawabku sambil memasukkan baju-baju dalam lemari yang telah kami beri penghalang agar baju kami tidak tercampur. Ainun hanya tersenyum mendengar percakapan kami sambil menaruh sabun dan peralatan mandi lainnya kedalam laci meja.
"Assalamualaikum.." suara datang dari depan pintu. "Waalaikumussalam, ayoo hus masuk." jawab ku. "Lho kenapa hus? Ada masalah? Cerita aja ke kita.." tanya hanum. Memang agak heran melihat keadaannya begini. Cemberut, dan agak berat melangkahkan kaki ke dalam kamar." jangan so ngga tau, coba lihat!! Aku kaya orang asing disini. " ucap husna dengan wajah kesal."maksudmu?" tanyaku heran. Ainun diam menatap husna. "Janjinya kan di terminal? Sampai sana kenapa aku cuma sendiri? Kalian?? Udah duluan kesini?? Ohhh baguss!! Aku kaya bukan temen kalian!!" jawab husna. "Sadar dong hus, itu kan emang salah kamu, janjinya jam 7? Kemana aja kamu husnaa??" Ainun marah tak terkendali. "Kami udah nungguin kamu koq hus, tapi udah satu jam nunggu kamu ngga datang. Makanya kami duluan kesini." ucapku menjelaskan. "Dia emang gitu kan, selalu aja telat!" ucap Ainun. "Kita kan udah tau itu, jadi harus ngertiin dong." ucapku. "Ya, seperti kami ngertiin kamu yang pemarah!! Bisanya cuman ngomel tapi ngga bisa memperbaiki keadaan..." husna memaparkan kekesalannya. "Udah dehh kita ini kan temenan? Kurangku untuk lebihmu dan lebihku untuk kurangmu kan? Ngapain gini? Ini hanya masalah kecil. Lupa sama kenangan kita??" ucapan hanum membuat senyum kami mengembang dan pelukan pun menjadi penutup kejadian itu.
Yahh begitulah .. Bertengkar kemudian berbaikan. Selalu begitu.
••••••••••

"Wahhh kacamatanya itu lho yang bikin tambah cool." "iya, kemejanya juga, pas banget dia pake itu. mana kulit putih lagi, pass banget ya ngga?" "tapi senyumnya itu lho yang paling kerenn. dia kaya senyum ke ku dehhh" percakapan ketiga sahabatku mulai mengusik telinga. "udah dehh, mending diulang lagi. nanti malah ngga hafal. hari ini tuh setor kan." ucapku agar mereka berhenti melihat sesosok pria disebrang asrama. "kamu kan ngga liat ais, coba ditengokk dikiiiitt aja." ucap husna sambil menengadahkan wajahku kehadapan pria itu. kulihat sebentar, lalu kembali membaca. "tak ada yang spesial" ucapku sambil terus menghafal bacaanku. Muka mereka langsung berubah," kita gemes sama sikap kamu jadinya..!" ucap husna.
Tengg jam 14.00, semuanya menuju kelas. Dag dig dug saat melihat ustadzah maryam masuk kekelas. Diabsen semua siswa untuk setor hafalan. Dan tiba lah.. "Aisyah Zahira" yapp namaku sudah disebut. Aku maju, Bismillah...
"Taawudz dulu ais." ucap ustadzah. Dia menyebut nama panggilanku, bibirku bergerak ingin mengucap taawudz namun ketukan itu menghentikanku. "Tok tok tok.. Assalamualaikum ustadzah maryam.." ucap seorang pria yang sepertinya tak asing. Masya ALLAH, dia kan pria itu, yang selalu dibincangkan sahabatku. Kutengok sahabatku yang duduk dikursi. Mulut menganga, mata melotot, dan jari tangan digigit.. Huhh ekspresi mereka berlebihan. Kupalingkan kembali kearah nya dan.. Dia mendekat padaku. Sudah dekat, dia agak membungkuk dan menyodorkan kertas pada ustadzah. Kutatap dalam dalam, waaww dia memang setampan, tidak..., dia lebih tampan dari yang disebutkan sahabatku. Setelah selesai ditandatangani, ia me oleh padaku. Dia senyumm.. Sejuk rasanya hati dan seluruh tubuh. Kubalas pula dengan senyumku, tidak sampai situ saja. "Afwan ganggu.. Permisi." dia bicara padaku. Ditutup kembali dengan senyumannya. Aku sangat nervous saat ini. "PLAKKKK" ustadzah menghentakkan tangannya ke meja. Aku tertunduk diam. "Jangan ribuut, temannya mau setor ini!!" ucap ustadzah. Ku mulai hafalanku.. Tiga..empat..lima..enam dan... Aku tersendat. Tidak!! Aku telah mengulangnya, aku hafal! Kini hilang begitu saja. "Kalau begitu 20 kata senin depan, kembali ke tempat duduk" ucapnya. Huuhh sedihnya.. Tapi ku masih memikirkan pria tadi.
••••••••••

HI, MOUU..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang