Rindu

93 16 0
                                    

"Kamu kemana aja sih, El?" Aku menatap El yang tersenyum kepadaku. Tanpa mengubah posisi berdirinya, ia tetap tidak mau mengatakan sepatah katapun.

"El, kamu nggak usah bikin aku marah deh, aku udah nunggu kamu berapa lama coba? Hampir sembilan hari, empat jam, duapuluh tujuh menit, sembilan detik." Bibirku mengerucut. "Kamu bener-bener tega ya sama pacar kamu?"

Samuel tetap tidak bergerak. Ia masih saja berdiri sembari melipat kedua tangannya di dada. Tersenyum, menatapku tepat di manik. Namun, tak ada satu respon pun yang ia berikan kepadaku.

"Sayang, kamu bener-bener bikin aku marah!" Mataku mulai terasa panas. Rasanya, air di pelupuk mataku ingin segera jatuh.

Aku sangat merindukanmu, Samuel Braga.

Aku menghentakkan kakiku dengan kesal menuju ke arahnya berdiri, gemas ingin segera memukul tubuhnya. 

"Jangan dateng kalo cuma buat aku nangis. Jangan dateng kalo cuma buat diem dan nggak respon aku. Aku kangen. Kamu ke mana aja, sih?!"

Aku semakin ketakutan, kemudian dengan air mata yang membanjiri pipiku, aku memukul beberapa kali lengan El. Namun yang terjadi adalah tanganku yang menembus tubuhnya.

"El, kamu jangan bercanda!!!" Tubuhku gemetaran, tangisku tak tertahankan.

Aku hendak memukulnya lagi, namun lenganku tiba-tiba ditangkap oleh temanku, Kugy.

"HILDA, BERHENTI MENGANGGAP BAHWA SAMUEL MASIH HIDUP!!!"

You and I (Event Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang