Matanya yang sayu menatap ke depan dengan tatapan kosong. Bibir pucat itu membuka sedikit. Aku yang sedaritadi memandangnya pun agak bergidik. Dia bukan lagi dia yang dulu, tetapi kedudukannya tetap sama di hatiku.
Sheila Natasha.
Nama yang indah, seindah tatapan sayangnya padaku dulu. Nama yang manis, semanis perlakuan manjanya dulu. Nama yang pasaran, tetapi tidak untuk pasarannya cintanya padaku. Nama yang membuat tenang, setenang ketika aku bersandar dan mengeluh di pundaknya. Nyatanya, dia sangat berharga untukku.
Wajah dan bibir manisnya yang dulu itu kian memucat. Mata yang dulunya selalu membuatku takluk itu kian mengerjap dan melihat ke depan dengan tatapan kosong. Pundak yang menjadi favoriteku untuk mengeluh dan bercerita itu kini melemas. Begitu pula dengan kata-kata yang dulu yang sangat membangun semangatku, sudah hilang.
Dan aku sadar, semua memang sudah berubah.
Dia terduduk lemah di atas dinginnya kasur rumah sakit. Setiap waktu, dia berada di antara bebauan obat kimia ini. Sudah dua bulan terakhir, dia terus ada di sini. Bahkan kupikir dia sudah lupa apa tujuannya ke mari.
Sakitnya sangat parah.
Perlahan aku mengusap pipinya untuk menguatkan batinnya dalam proses beberapa menit ke depan. Kemoterapi.
"Sembuh ya sayang. Aku pasti menunggumu." Air mataku keluar perlahan.
Tetapi, dia tetap menangis dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I (Event Drabble)
General FictionAntologi Drabble yang dibuat oleh member ReadersWritersClub selama satu minggu belakangan ini, kami kumpulkan menjadi satu di akun wattpad kami. semoga terhibur :) *didedikasikan untuk penulis Drabble*