"Apa kau tahu rasanya kehilangan?" tanya seorang lelaki di sebelahku, aku menoleh lalu mengernyit bingung.
"Kau tahu?" ia kembali bertanya, masih dalam posisi menatap bintang dan sesekali terbatuk-batuk.
Aku menggeleng, "Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Karena aku takut, Bintang. Aku takut Bintangku meredup, nantinya."
Aku semakin bingung, namun ia tidak melanjutkan ucapannya yang sepenuhnya tidak kumengerti itu. Lalu aku merasakan sepasang lengan memelukku erat, membawaku ke dalam tubuhnya yang hangat. Aku memang terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba, tapi aku tidak berniat untuk melepaskan pelukan ini. Karena ... Ya, aku menyukai pelukan ini. Rasa nyaman ini dan rasa hangat ini. Yang hanya bisa aku rasakan ketika bersama dia, Lintang, lelaki yang tengah memelukku.
***
Aku mengerti sekarang ucapan Lintang sebulan yang lalu, dan aku pun mengerti bagaimana rasanya kehilangan. Duniaku runtuh, aku frustasi dan nyaris gila. Kehilangan benar-benar mengerikan. Namun mengingat ucapan Lintang sebulan yang lalu, tentang ia tidak mau Bintangnya meredup, pun perlahan aku mulai bangkit dari keterpurukan meski sering jatuh beberapa kali, namun aku tetap berusaha. Aku harus bisa! Demi Lintang.
"Selamat istirahat, Lintang." aku beranjak, meninggalkan gundukan tanah berbau basa itu, tidak lupa aku mencium batu nisan bertuliskan nama Lintang.
Aku harus bangkit!
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I (Event Drabble)
Ficción GeneralAntologi Drabble yang dibuat oleh member ReadersWritersClub selama satu minggu belakangan ini, kami kumpulkan menjadi satu di akun wattpad kami. semoga terhibur :) *didedikasikan untuk penulis Drabble*