Pertemuan ketiga..
"Woah gila... gila lo Annela..." ucap An terengah-engah setelah berlari menjauh dari lelaki tadi.
"Lo bahkan udah bikin masalah seharian ini. Mulai dari cowok perut kotak - kotak terus ibu terus balik lagi ke itu cowok, kayaknya emang sial deh itu cowok kena nasib buruk gara - gara ketemu gue. Kasihan." Ucap An pada dirinya sendiri sambil tersenyum aneh.
"Oh My sendal Jepit. Bantulah An ini." Ucap An sambil melihat kearah sendal di sampingnya yang sudah ia lepas tadi kakinya berayun - ayun bebas di jembatan yang sama. Tempat Annela selalu menghabiskan waktunya.
"Hah..., hari ini sungguh gila." Ucap An sambil menerawang jauh memandang langit malam.
--
Di kamar hotel.
"Fix, cewek jadi - jadian." Umpat Sam setelah sampai dikamarnya.
Sam segera masuk ke kamar mandinya dan sesegera mungkin membasuh badannya yang terkena tumpahan kopi tadi dan memakai lagi kaos polo warna putih.
Sam berpikir mungkin kalau dia menenangkan diri ke balkon dia bisa sedikit lebih tenang, tapi sungguh tak terduga. Lagi - lagi Sam memandang kearah lautan luas.
"Woah beruntung sekali aku ke balkon. Disana ada bidadari yang kemarin." Ucap Sam yang Girang, moodnya kembali membaik dan menampilkan wajah tertariknya pada sebuah objek hidup disana.
Disana ia melihat seseorang sedang duduk di jembatan kayu dan rambut panjangnya melambai-lambai dengan indahnya diterpa angin laut malam.' Ini kan sudah malam, bagaimana jika bidadari itu kedinginan?' Pikir sam.
Sam segera berlari keluar kamar menyambar jaketnya yang menggantung di pinggiran ranjang dan turun menuju jembatan tadi. Tapi disana bidadari itu sudah menghilang. Sam menunduk sedih dengan muka cemberut memasuki hotel sambil menenteng jaket yang dibawanya tadi.
"Hey anak, Ayah." Sapa Ayah Sam.
"Hemmm.." Sam hanya bergumam menanggapi ayahnya.
"Ada apa? Kenapa wajahmu kusut begitu." Ucap Ayahnya menggoda Sam.
"Aku ketinggalan bidadari." Ucap Sam berlalu meninggalkan ayahnya dan masuk kedalam kamar.
Ayah Sam makin bingung dengan putranya.
"Tadi ikan duyung. Sekarang bidadari. Besok apa? Cinderella kah?" tanya Ayah Sam tepat pada dirinya sendiri.
--
"Pagi yang indah." Ucap An sambil menggerak gerakkan badannya.
"Huftttt.. Dingin.." ucap An memeluk tubuhnya yang menggigil karena udara dingin pagi hari di pantai.
"Lebih baik aku berlari-lari saja untuk mencari keringat." pikirnya. Briliant.
An berlari-lari menyusuri bibir pantai dengan bernyanyi kecil seperti anak kecil yang sedang bermain sambil berlarian.
An terus berlari menyusuri bibir pantai. Matahari sudah terbit dari timur yang terlihat semakin tinggi. Kini mentari hangat menerpa wajah An, yang agak kepucatan. An melepas sendal jepitnya di jembatan kayu yang biasa ia datangi bermain air dipinggiran pantai.
Sam hendak lari pagi dan segera keluar dari hotel setelah memakai sepatu kets-nya. Ia melewati bibir pantai yang terdapat jembatan kayu disana. Tiba-tiba ia melihat sosok yang selalu membuatnya tertarik dan ingin sekali ia lihat. Sam segera mendekati kearah gadis itu.
An merasa ada yang semakin mendekat, kemudian dia melirik kebelakang. 'O Mi Gos, O Mi Gos... itu si laki-laki perut kontrakan yang semalam. ....'gumam An mulai panik.
An panic hendak kabur. An segera berlari dari tampatnya dan An terus menerus berlari. Sampai.... Kakinya terasa dingin karena tersentuh air. Annela melupakan sesuatu. dan sesuatu itu...
"Oh Shit!! Sendal Jepit Gue.., KE-TING-GAL-AN..," teriak An syok sambil menepuk jidatnya setelah melihat kearah kakinya.
--
To Be Continue..
semoga menghibur.. :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendal Jepit Gue !!!!
Humorkisah roman dari sepasang 'Sendal Jepit'. Cerita ini : 'TIDAK DI PRIVAT' karena aku anggap kalian menggunakannya dengan bijak dan tidak merugikan orang lain. terimakasih atas kebijakannya. entahlah... jika para Good Reader penasaran atau cuma penge...