Mr. Maple

62 14 2
                                    

Kami membagi tim menjadi dua, tim Jimin dan Donghae, serta timku dan Kyuhyun. Kami memulai pencarian di sekitar Hyde Park, sedangkan sepasang sepupu itu pergi mencari entah ke mana. Jika kutanyai akan panjang urusannya.

***

Aku dan Kyuhyun tak lelah bertanya pada setiap orang yang kami temui di tempat ini, beberapa hotel dan flat sudah kami datangi. Tapi, Leo benar-benar menghilang tanpa jejak, tak bersisa.

"Hari semakin dingin, seharusnya kau memakai jaket!" katanya perhatian.

"Aku suka dingin!" ujarku berjalan mendahuluinya.

"Itu bisa membuatmu sakit, pakai ini!" lanjutnya melepaskan jaket yang dipakai dan menyematkan jaket itu di pundakku. Terlihat klise, tapi aku suka hal itu.

"Besok kita cari adikmu!" ucapku ringan berjalan mendahuluinya, Kyuhyun pun hanya mengangguk tersenyum.

***

Hari pun semakin sore, pencarian kami belum membuahkan hasil apapun. Kyuhyun memutuskan untuk mengantarkanku pulang ke rumah bibi Kim.

"Besok kutunggu di Hyde Park, kita akan mencari di tempat-tempat wisata!"

"Kenapa tempat wisata?"

"Adikku suka berwisata, kita bisa mencarinya sambil berwisata. Ada banyak tempat di London yang ingin aku tunjukkan padamu!" lanjutnya.

"Gomawoyo!" kataku mengantarkan kepergiannya.

Dengan langkah besarnya, membuat Kyuhyun berlalu perlahan dari pandanganku.

***

"Yak!" teriak Jimin tiba-tiba mengagetkanku. "Bagaimana? Apa kau dapat petunjuk?" tanya Ji Min penasaran.

"Tidak!" jawabku menunduk ragu.

"Kami dapat ...," ujarnya kegirangan.

"Benarkah?" kagetku.

"Hmm, kami menemukan alamat kakaknya. Dia bilang Leo tinggal di sekitar istana Buckingham," cerita Jimin terdengar sangat jujur.

"Apa? Bagaimana bisa dia tinggal di istana?" Aku terkejut mendengar hal tak masuk akal itu.

"Astaga? Nyonya, dia tinggal di se-ki-tar Buckingham, bukan tinggal di sana!" tukasnya.

"Aah ...," ucapku tersenyum malu.

"Hey, ini milik siapa?" tahan Jimin saat melihat jaket biru tua yang kupakai.

"Astaga, ini miliknya!" ujarku tersadar saat mengetahui jaket ini masih kupakai.

"Siapa? Mr. Maple?"

"Kenapa kau terus memanggilnya begitu?"

"Bukankah kau yang memberi julukan itu untuknya?" ujarnya tertawa meninggalkanku berdiri di luar.

"Kapan aku memanggilnya seperti itu? Yak, kau ini!" seruku terasa aneh.

Akhirnya aku hanya bisa tersenyum, dan mengikuti Jimin ke dalam. Semoga besok ada harapan untuk bertemu orang-orang yang kami cari. Semoga saja.


*Sedikit-sedikit jadi bukit, segitu dulu ya... Hehehe....*

Maple Secret's (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang