Part 7

20.3K 727 10
                                    

Elen memasuki kamarnya dengan wajah merona. Wajah yang biasanya jutek itu berubah karena malu dan senang.

Dia teringat saat Kara memasuki mobil ketika mereka akan pulang dari pantai.

"El, lu duduk depan ya, gue cape nih pengen tiduran di kursi tengah" kata Kara.

Nih anak sengaja ya? Iya! Pasti dia sengaja! Batin Elen.

"Nggak, Kar. Gue temenin lu duduk di kursi tengah deh"

"Udah di depan aja temenin daddy gue" Kara ngeloyor masuk ke kursi tengah dan menutup pintunya.

Kena kalian!! Batin Kara.

Andre sudah nggak pusing lagi dengan panggilan Elen terhadap Kara. Tadi Kara sudah bilang, kalau dia yang menyuruh Elen berbicara non-formal terhadapnya. Andre setuju-setuju saja karena dia melihat betapa akrabnya mereka sejak tiba di pantai.

Kara tertidur di kursi tengah, dia sudah masuk alam mimpinya. Perjalanan sungguh hening. Hingga mereka sampai di garasi mobil dan Elen baru tersadar dari lamunannya.

Andre menahan tangan Elen.

Elen menoleh ke Andre.

"Kenapa nangis?" Tanya Andre yang menahan tangan Elen untuk menghapus air mata di pipinya.

"Enggak, saya nggak kenapa-kenapa, tuan"

"Bisa nggak kamu nggak usah panggil tuan? Kamu kan cuma pembantu sementara aja, dan kamu sudah akrab sama Kara, jadi kamu juga harus akrab sama aku" jelas Andre sekali lagi.

Tadi di tengah perjalanan, mereka sempat berbicara dan Andre bilang dia nggak mau dipanggil tuan lagi.

"Tapi, tuan. Saya nggak biasa" ucap Elen dengan nada keras.

"Kenapa nangis?"

"Bukan urusan kamu!"

"Jelas ini urusan aku, karena aku atasan kamu dan kalau kamu begini terus kamu bisa merusak kerjaan kamu di sini"

"Nggak akan"

Elen berusaha melepas tangannya dari cengkraman Andre. Tapi Andre tak mengendurkannya sedikitpun.

"Bilang dulu!"

"Aku nggak apa-apa, Andre. Puas?" Bentak Elen.

Andre sempat terkejut, tapi ia berusaha menyembunyikan ekspresinya. Ia mengusap air mata Elen di pipi gadis itu. Mengusapnya lembut hingga bekas air mata itu hilang.

"Aku nggak pengen pegawai aku sedih kayak gini. Kalau ada apa-apa kamu bisa cerita sama aku" ucap Andre lembut.

"Enggh.. udah sampe kok nggak bilang-bilang sih kalian?" Ucap Kara yang membuat Andre melepas tangan Elen.

Elen juga jadi kelabakan. Andre turun dari mobil dan membuka pintu Kara.

"Ayo nona cantik, lanjutkan tidurnya di kamar ya sayangku"

Kara turun menggandeng tangan daddynya.

Elen turun beberapa detik setelah Kara.

"Ayo dad, aku udah ngantuk nih"

Kejadian tadi bikin Elen terus-terusan memegang pipinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 00:15 tapi dia belum merasakan kantuk.

***

Keesokan paginya, Elen memasuki kamar Kara buat bangunin putri kecil Andre itu.

"Kar, udah jam setengah 6, ayo bangun nanti telat"

My Sweety Daughter [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang