Part 11

16.3K 751 13
                                    

"Makanannya enak Jad. Dapet rekomendasi resto darimana nih?" Kata Kara.

Jaden tersenyum manis setelah mengelap mulutnya dengan tissue.

"Lu suka?" tanya Jaden.

Kara mengangguk senang.

"Makasih ya, ini pertama kalinya gue dinner sama cowok tanpa larangan daddy" kata Kara.

"Kemana daddy lu, kok tadi gue nggak liat? Padahal gue mau pencitraan depan daddy lu"

"Ehm.. dia lagi di kamarnya nggak enak badan, mungkin kecapekan kerja"

"Dia tau lu pergi sama gue?"

Kara menatap Jaden dengan tatapan 'lu-bisa-ngambil-hati-bokap-gue-Jad'

"Tau kok, dia nggak masalah." kata Kara bohong.

Kalau Andre tau dia pergi sama Jaden udah pasti dia dimarahin abis-abisan. Apalagi ini udah malam. Waktu sudah menunjukkan jam 9 malam dan Kara tidak ingin pulang. Ini waktu termalam yang pernah ia rasakan saat pergi keluar dengan seorang cowok. Sama cowok-cowok yang sebelumnya, palingan dia cuma makan sebentar di kantin abis itu dia harus pulang sama supir, mana ada yang berani anter Kara pulang.

Cuma Jaden! Ya cuma pria itu yang berani antar dia pulang dan datang ke rumahnya tanpa rasa takut sama daddynya. Kara pikir dia benar-benar jatuh hati pada pria itu saat ini. Perasaan ini beda dari cowok-cowok yang lain, kalau yang lain dia memang dekat habis itu ketika cowoknya udah serius sama Kara, Kara meninggalkannya begitu saja.

Mau bagaimana? Daddynya nggak akan pernah setuju, so.. dia harus menahan dan menghilangkan perasaannya semudah membalikkan telapak tangan. Katakanlah Kara jahat menyakiti cowok yang mulai serius dengannya, tapi bukankah lebih menyakitkan kalau daddynya sendiri yang menendang sang cowok keluar dari hidup Kara.

"Mau tambah?" tanya Jaden.

Kara menggelengkan kepalanya.

"hm, mau pulang sekarang?" tanya Jaden

Lagi-lagi Kara menggelengkan kepalanya. Dia masih ingin menikmati malam ini bersama pria yang membuatnya bertekad untuk membantu sang pria pujaan hati meluluhkan hati daddynya.

Jaden tersenyum lebar. Dia tahu Kara tidak ingin pulang.

"Ayo kita ke taman kota. Jam segini di sana ada live music dan dansa air"

"Dansa air?" Kara mengerutkan keningnya.

Maksudnya apa itu dansa air. Batin Kara.

***

Elen menatap orang yang ada di hadapannya. Kini ia hanya berdua di kamar sang majikan setelah beberapa detik lalu ia mendengar suara pintu kamar dikunci dari luar.

"Kenapa kamu ke sini?" Pertanyaan yang membuat Elen menatap Andre jengkel.

Bukankah dia yang meminta Elen ke sini?

"Kan kamu yang suruh saya ke sini" kata Elen dengan nada juteknya.

"Kapan? Saya dikurung di sini sama Ando dan Juan tau"

"Tapi tadi mereka itu yang bilang sama saya kalau kamu panggil saya ke kamar buat minta maaf secara pribadi"

"Percaya aja sama mereka, mereka ngibul tuh" oceh Andre.

Jadi nggak mau minta maaf beneran? Setidaknya jangan blak-blakan gitu kek. Batin Elen.

Elen menatap Andre jengkel.

Andre menarik tangan Elen duduk di pinggiran tempat tidurnya.

"ehm.."

Andre menggenggam tangan Elen. Elen hanya menunduk, menyembunyikan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

My Sweety Daughter [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang