part Three

45.1K 2.3K 16
                                        

"NICO...". Seorang gadis cantik dengan tubuh seksinya berlari ke arah Nico dan memeluknya tiba tiba. Membuat Marcel dan Nico kaget lalu terperangah.

"Kamu kemana aja sih,co? Sibuk banget ya?" Tanya Vera.

Vera adalah salah satu teman one night stand Nico.

Dia adalah salah satu designer terkenal di Jakarta.

Nico yang mulai risih kini membuang tangan Vera.

"Gak pake meluk - meluk,Ver. Gue risih." Ucap Nico dan Vera hanya menganga tak percaya. Nico yang biasanya akan memanjakannya kini malah menolaknya mentah - mentah.

"Co,selesaikan masalah lo. Gue masih banyak kerjaan,dan inget lo punya tanggung jawab besar sekarang." Ucap Marcel lalu meninggal Nico dan Vera.

Marcel menutup pintu dan kembali ke ruangannya.
Dia hanya berharap sahabatnya itu akan berubah total dan meninggalkan kebiasaan lamanya.

Tapi,dia yakin gadis kecil Nico akan merubahnya.

"Lo bisa pergi dari sini,ver. Gue lagi banyak banget pekerjaan yang gak bisa gue tinggal." Ucapku pada Vera.

"Oke oke,gue bakal balik. Tapi mungkin nanti malam lo bisa dong ke apartement gue." Ucap Vera genit dan justru membuat Nico semakin muak.

"NO! gue udah gak seperti dulu lagi,ver. Gue punya tanggung jawab sekarang. Lo bisa pergi dan anggep aja lo dan gue gak pernah ada apa - apa." Ucapku pada Vera sekedar hanya menjelaskan bahwa aku kini sudah berubah.

'Tanggung jawab apa Co? Siapa? Anak lo dan Ferina? Iya? Udahlah dia cuma anak kecil yang penting lo penuhin kebutuhan dia selesaikan? Mungkin gadis jalang akan mendidik putrinya juga seperti jalang." Ucap Vera sengit.

Kini rahang tegas Nico mengeras. "What the hell? Wanita jalang? Apa dia tidak mempunyai kaca dirumah? Ferina bahkan jauh lebih baik dari dia yang selalu bergonta ganti pasangan. Ntahlah sudah berapa lelaki yang sudah menjamahnya."

"Ferina lebih baik dari lo! Dan gue akan jaga putri gue. Gue akan didik dia supaya dia menjadi gadis yang hebat bukan sepertimu gadis jalang!" Kini Vera menatap tajam Nico dan tentu saja Vera membalas tatapan tajam Nico.

"Lo bisa keluar dan pintunya ada disebelah sana." Nico menunjuk pintu besar yang berasal dari kayu dan berwarna coklat tua.

Vera berbalik dan membuka pintu lalu menutupnya dengan kasar.

Dia tak menyangka bank berjalannya akan berubah hanya karena anak dari gadis jalang.

Dia berlalu dan melupakan semuanya. Dia harus mencari pelampiasaan.

-+-+-+-+-+-+-

Kini Nico telah tiba diapartementnya. Dia sangat rindu akan keadaan apartementnya. Kini dia tau mengapa banyak relasi bisnis dan clientnya menikah muda. Ini adalah alasannya.

"Nico uncle...." gadis kecil menggunakan dress putih rumahan dengan lengan setali berlari ke arah Nico.

Nico dengan tubuh yang lelahnya kini menggendong Fefe yang sangat ringan menurutnya.
Lelahnya hilang ntah kemana.
Segala perasaan yang ia rasakan tadi kini telah menghilang.

"Uncle,tadi aku main bersama bibi seharian,menonton kartun,memakan coklat lelehan buatan bibi menggunakan buah. Pokoknya hari ini aku sangat bahagia." Nico jauh lebih bahagia mendengar putrinya bercerita dengan ekspresi yang menyenangkan itu.

"Oh ya? Fefe bahagia?" Tanya Nico dan Fefe mengangguk senang.

"Fefe besok hari libur fefe mau jalan jalan dengan uncle? Kita beli segala kebutuhan fefe?" Tanya Nico dan Fefe mengangguk.

"Uncle jangan lupa aku akan masuk TK tahun ini." Ucap Fefe mengingatkan.

"Uncle gak lupa sayang." Nico mencium puncak kepala Fefe.
Lalu mencium pipinya bertubi tubi hingga Fefe tertawa kegelian.

"Eh uncle mandi dulu ya." Nico menurunkan Fefe dari gendongannya dan di dudukan di sofa empuk nan nyaman.

"Oke uncle." Ucap Fefe.

Kini Nico telah mengganti kostum kerjanya dengan kostum rumahan.

Dikantor sebagai CEO kejam dan tampan dengan penuh sejuta pesona kini telah berubah menjadi seorang HOT DADDY.

Kini kostumnya telah berubah dengan kaos tipis berwarna hitam dan celana panjang rumahan.

Kini Nico dan Fefe bagaikan seorang kekasih yang sedang menonton film bersama.

Fefe nyaman dipelukan Nico dan begitu pula sebaliknya.
Nico bahagia walaupun sebenarnya ada yang kurang didalam keluarganya.

Jika diliat Fefe sebenarnya anak yang sangat pantas dan layak.
Pakaiannya layak,kulitnya bersih,cantik. Sangat pantas menjadi anak seorang CEO yang single.

"Uncle,aku suka sekali dengan semua karakter disney terutama snow white. Dia putri yang cantik dan hatinya baik. Dia juga memiliki banyak teman." Nico tersenyum mendengar cerita Fefe.

"Fefe,mau pergi ke disneyland? Lain kali uncle ajak ke Disneyland ya? Disneyland Perancis mungkin. Karena bulan depan uncle ada pekerjaan di Perancis. Kamu mau?." Tanya Nico dan Fefe dengan wajah bahagia lalu tersenyum sumringah.

"Yeaaaah uncle. Are you serious?" Tanya Fefe dan Nico mengangguk mantap.

Kini Fefe lompat kegirangan.
Dan fefe menciumi pipi Nico.
Rasa hangat saat bibir mungil nan merah milik Fefe mencium pipi Nico. Persis seperti bibir Ferina.

"Uncle,apakah aku jadi masuk TK?."
"Sure,Fefe akan masuk ke TK manapun yang Fefe inginkan. Fefe mau yang seperti apa? TK yang mengutamakan seni atau TK yang berisi dengan anak anak seperti Fefe?."

"Memang yang seperti Fefe itu yang seperti apa?." Tanya Fefe dengan wajah bingung.

"Anak dengan baju yang bagus,mobil bagus,dan tinggal dirumah yang bagus juga. Sama seperti Fefe."

"Rumah Fefe sederhana uncle,tidak sebagus aparement uncle." Ucap Fefe dengan sedih.

"Dimanapun uncle pergi dan apapun yang uncle miliki adalah milik Fefe juga. Jadi apartement ini milik Fefe,mobil uncle juga milik Fefe." Ucap Nico.

"Fefe kan bukan keluarga uncle?." Tanya Fefe dengan wajah bingung.

Hati Nico meremas. Ingin rasanya Nico berkata jika ia adalah daddynya. Nico adalah ayah biologisnya. Namun dia harus menahan ini semua. Tidak mungkin dia berkata jika dia adalah ayahnya.

Tidak mungkin Fefe akan menerima semuanya.

"Jika saja Fefe anak uncle." Ucap Fefe dengan mata berkaca-kaca. "Fefe sayang sekali dengan Nico uncle. Dan fefe gak mau kehilangan uncle." Ucap Fefe sambil memeluk Nico.

Sangat persis dengan Ferina tak ada yang beda.

"Uncle... uncle...." ucap Nico menggantung.

-tbc-

Maafkan kalo misalnya bingung kenapa namanya Ferly jadi Nico. Tadinya Ferly cuma aku mikir kayaknya nama Ferly lebih ke cewek deh akhirnya aku ganti aja jadi Nico. Maaf ya kalo ada yang bingung. Koment dong biar aku semangat hehe vote juga ya hhe

Handsome DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang