LIMA

38 3 0
                                    

LIMA

Lapangan olahraga out door satu yang terletak di dekat taman sekolah dipenuhi anak-anak dari kelas X IIS 7 yang sedang berolahraga. Terlihat para siswa bermain voli sedangkan para siswi sudah berpencar membentuk gerombolan-gerombolan kecil; ada yang bergosip, ada yang jadi penonton, dan berbagai aktivitas nggak penting lainnya lantaran bingung mau apa—guru olahraga memberikan free time hari ini karena kemarin mereka sudah ambil nilai.

Salah satu gerombolan kecil itu melarikan diri dari sana menuju area taman, mereka adalah Pricilla dan kedua antek-anteknya. Begitu tiba di taman, Pricilla menyipitkan matanya melihat siluet tubuh seseorang yang nggak asing. Seringai licik muncul di bibir Pricilla, lalu berbisik pada kedua temannya.

Pricilla berdeham, mengagetkan seorang cewek yang tengah memejamkan mata sambil bersandar di sebuah pohon maple. "Hayo, Kak Kara bolos, ya? Wah, Kak Kara kan udah kelas tiga, bentar lagi mau lulus, ketua Klub Karuta, pula. Kok, bisa-bisanya sih keluar pas jam pelajaran? Nggak nyangka Kak Kara orangnya suka melanggar tata tertib juga, ya." Kata Pricilla panjang-lebar, kedua matanya mengerling pada salah satu temannya, kode supaya temannya itu mengambil gambar tidur dan ekspresi kaget Kara yang baru saja sadar.

Kara melotot marah dan menutup wajahnya untuk menghindari kamera teman Pricilla yang mirip paparazzi. "Stop!" kata Kara. Cewek itu menghela napas panjang, acara tidur siangnya gagal gara-gara kehadiran Pricilla yang sok tahu. "Lo apa-apaan sih ambil gambar gue? Lagian, gue itu nggak melanggar peraturan, kelas gue jam kosong. Nggak usah sotil deh, dasar anak kecil." Gerutu Kara seraya berdiri dari tempatnya, menebah roknya yang terkena debu.

Pricilla tertawa centil, "Mana ada maling yang ngaku," ucapnya. "Gue bakal bawa foto lo ke kantor guru supaya ditindaklanjuti, masa salah satu siswi ERS sukanya tidur di jam pelajaran. Hmm, mungkin gue tambahin juga tentang...," cewek bermata bulat itu menggantung kalimatnya dengan nada misterius, kedua matanya memicing licik yang entah kenapa membuat Kara seketika was-was.

"Apa? Lo mau apa, ha?" tantang Kara. Kenapa sih kalau bertemu Pricilla bawaannya selalu jengkel? Padahal kalau dipikir-pikir lagi, waktu kecil mereka sering bermain bersama di kebun belakang rumah. Tapi sifat Pricilla yang berubah menyebalkan ketika beranjak remaja, membuat Kara jengah. Dan akhirnya Pricilla memulai perang adu mulut, melemparkan perkataan berbau ejekan, bahkan menjelek-jelekkan Kara karena iri. Sudah cukup di rumah ia bertemu dengan Pricilla dengan segala hobi pamer bandot tuanya, sudah cukup semalam ia bertemu lagi dengan tatapan Mama yang meminta penjelasan kemana saja dirinya, dan sudah cukup ia dibuat naik darah dengan kehadiran laki-laki perusak hubungan harmonis keluarganya. Sialan.

"Lihat aja besok, gue punya kejutan," Pricilla terkikik. "Ah, gue minta maaf ya, Kak, udah ganggu acara bolos lo. Kalau gitu gue pergi dulu deh, silakan lo lanjutin. Oh ya, salam ya buat Nico, juga laki-laki yang selalu ke rumah Kakak. Ganteng lho mereka," Dan Pricilla pun pergi meninggalkan Kara yang mendadak kaku.

Kara tahu apa maksud ungkapan Pricilla sekarang. Double shit.

(***)

Alyssa mengangkat alisnya heran menatap Kara yang tampak uring-uringan sejak mereka bertemu tadi. Bel pulang sudah bergema sepuluh menit yang lalu, dan Elma pulang duluan lantaran punya urusan, cewek itu sempat menyuruh Alyssa untuk menemani Kara dan menanyai perihal sikap Kara yang dinilai aneh selepas jam kosong tadi.

"Tumben lo nggak nempelin Galih," Kara melirikkan matanya pada Alyssa. Sekarang mereka tengah berjalan di salah satu koridor sekolah yang masih lumayan ramai oleh para siswa yang berbondong pulang. Sebetulnya Kara ganjil dengan Alyssa yang tahu-tahu berdiri menunggunya di depan pintu kelasnya. Dan Kara sengaja menyindir Alyssa untuk mengusirnya secara halus. Sekarang kan dia mau ketemu Nico untuk mengembalikan sapu tangannya. Sudah untung Vio nggak nongol, Elma juga nggak mengekorinya, kalau Revita dan Giana sih jangan ditanya, mereka memang sobatan namun lebih sering LDR-nya.

MISS CHOCOPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang