She Was Pretty

379 6 0
                                    

Judul Drama: She Was Pretty
Revised romanization: Geunyeoneun Yeppeodda
BerGenre: Romance, Comedy
Stasiun Tayang: MBC
Banyak Episode: 16 Episode
Tanggal Rilis: 16 September 2015
Waktu Tayang: Rabu & Kamis Pkl.21:55 KST




Sinopsis She Was Pretty Episode 2 Part 1

Sung Joon memperkenalkan diri sebagai Wakil Pemimpin Redaksi
majalah "Most" Korea
Flash Back
Sung Joon menaiki taksi sambil menelp, pria disebrang
menanyakan keberadaanya, apakah ia sudah sampai Korea.
Sung Joon membenarkan wajahnya terlihat tegang. Pria ditelp
mengingatkan waktunya hanya 3 bulan dan hanya 3 kali
kesempatan. Sung Joon mengerti walaupun terlihat benar-benar
sangat tak nyaman.
Pengemudi taksi mendengar Sung Joon berbicara bahasa
inggris berpikir baru saja datang dari luar negeri. Sung Joon
tersenyum, menceritakan baru kembali ke Korea lagi setelah 15
tahun. Pengemudi taksi menanyakan alasan Sung Joon kembali,
Sung Joon menjawab bahwa ada urusan dan sesuatu yang
perlu dicari.
Di dalam lift
Pintu lift tak bisa tertutup karena sudah full, Hye Jin akhirnya
mengalah untuk keluar walaupun Han Sul yang terakhir masuk,
seperti sudah sadar diri kalau pasti dengan wajah yang buruk
tak akan ada yang peduli. Pundak Han Sul, ditepuk dari
belakang.
"Apa Kau sibuk ?" tanya Sung Joon yang berdiri dibagian
belakang, Han Sul terkesima dengan wajah Sung Joon
mengatakan Tidak juga.
"Kalau tidak, bagaimana kalau sadar diri sedikit ?" sindir Sung
Joon yang menyuruhnya keluar.
Han Sul dengan wajah cemberut keluar dari lift, sebelum pintu
lift tertutup Shin Hyuk menahan lalu memanggil Hye Jin
untukmasuk ke dalam. Hye Jin melonggo, lalu buru-buru masuk
karena itu hari pertamanya berkerja, tak menyadari bahwa ia
satu lift dengan Sung Joon.
Sung Joon dengan wajah tersenyum memberitahu sopir taksi
kalau ia datang untuk mencari payungnya. Denggan senyuman
manis Sung Joon memperkenalkan dirinya didepan semua
pegawai majalah Most, tapi Hye Jin langsung bersembunyi
dikolong meja sambil mengingat ucapan Sung Joon ketika di
restoran
"Aku bersyukur karena temanku Hye Jin adalah orang yang
sangat keren." ucap Sung Joon, Hye Jin masih shock karena
dirinya merasa sangat keren tapi Sung Joon dengan wajah Ha
Ri memuji kalau ia sangat keren. Sementara diseberang telp,
Ha Ri berteriak memanggil Hye Jin yang tiba-tiba menjerit lalu
tak terdengar suara apapun di telp.
Beberapa pegawai lainnya memuji ketampanan Sung Joon,
merasa seperti mendapatkan lottere, tapi Han Sul yang melihat
Sung Joon, mengumpat ternyata lelaki kasar didalam lift itu
sekarang jadi Wakil Pemimpin Redaksi yang baru.
Nyonya Kim memperkenalkan semua pegawai dalam Majalah
Most, yang pertama wanita yang menyuruh Hye Jin untuk
menerjamhkan berkas yaitu Direktur wardrobe Cha Joo Young,
lalu Kepala Redaktur Poong Ho Kim, serta tim kecantikan Joo
Ah Reum.
Kim Shin Hyuk memperkenalkan dengan bangga sering
dipanggil sebagai "ACE Man" dalam tim. Han Sul Ri
memperkenalkan diri dari tim kecantikan sambil menutup
wajahnya dan Kim Joon Woo yang paling muda menangani
masalah wardrobe. Hye Jin masih saja bersembunyi dilkolong
meja sambil mendengarkan semua orang memperkenalkan diri.
Semua tim masih memperkenalkan diri, seperti Jung Sun
Min,Park Lee Kyung dan Lee Eun Yong. Hye Jin dengan cepat
berlari keluar dari ruangan, Shin Hyuk melihat sambil
memincingkan mata heran.
"Hari ini aku cuma ingin melihat suasana kantor dan Besok baru
aku mulai kerja, kita akan mengadakan rapat sebelum makan
siang. Semuanya diharuskan hadir." jelas Sung Joon.
Hye Jin panik mondar-mandir di tangga darurat, lalu mencoba
untuk tenang agar bisa berpikir, tapi yang terjadi adalah malah
otaknya tak bisa berpikir jernih. Ha Ri kembali menelp
temannya, menanyakan siapa yang datang, wajahnya tak kalah
terkejut mengetahui Sung Joon ada disana padahal sekarang
Hye Jin berada di departemen fashion Majalah Most.
Ia teringat sebelumnya, Sung Joon memberitahu berkerja di
bidang art directing dan mengartikan sekarang Hye Jin akan
melihat Sung Joon tiap hari dan sebegaia bawahan. Hye Jin
berteriak akan gila mengingat semua itu dihari pertamanya
berkerja ini.
"bagaimana kalau dia mengenali aku ? Meskipun aku berubah,
pasti masih ada bawaan waktu aku masih kecil." kata Hye Jin
panik
"Heiii ! Jangan takut ! Kau mirip boneka waktu kecil, sekarang
tampang itu sudah musnah... maksudnya bukannya jadi aneh
atau bagaimana ...Pokoknya, tidak akan ketahuan.Jangan
takut ! " tegas Ha Ri menenangkan temanya.
"Aku takut sekali, Lebih parah lagi kalau dia tahu namaku.
Bagaimana ini ? Sepertinya dia bakal tahu. bagaimana kalau aku
ganti nama ?" kata Hye Jin benar-benar ketakutan
Ha Ri mengumpat karena nama Kim Hye Jin itu banyak bahkan
dihotelnya ada 3 nama dan mengingatkan bahwa dalam pikiran
Sung Joon sekarang bahwa Kim Hye Jin cinta pertamanya itu
adalah dirinya dan sekarang sedang ada diluar negeri. Hye Jin
membenarkan hal tersebut, tapi tetap saja masih merasa
cemas sampai lututnya lemas.
"Yah, kalau begitu solusinya cuma satu. Tarik saja Celananya
..." kata Ha Ri
Hye Jin akhirnya menarik celana Kepala Boo memohon untuk
membatalkan pemindahannya ke tim redaksi, Kepala Boo
menarik sambil menjerit meminta Hye Jin melepaskan
tangannya. Hye Jin tetap menarik celana Kepala Boo dengan
berjanji untuk setia dan langsung berbaring dilantai agar di
penuhi permohonanya.
Kepala Boo mengakui tak bisa melakukan apapun walaupun
Hye Ji berbaring atau sikap kayang karena tidak ada yang bisa
menentang kekuasaan departemen redaksi Most, Hye Jin berdiri
dengan tegap. Kepala Boo memberitahu tentang pemimpin
redaksi yang norak. Hye Jin ingat dengan wanita yang terlihat
sangat nyentrik.
"Ini sebenarnya rahasia perusahaan. Seharusnya aku tidak
...Dia itu adik bungsunya ...Ketua Grup Jin Sung." bisik Kepala
Boo membuka rahasia, Hye Jin melonggo
"Dia bercerai di Italia setahun yang lalu, dan kembali kemari
menjadi Pemimpin Redaksi. Meskipun kerjanya cuma belanja
dan pesta seharian, tidak ada yang bisa memecatnya karena
dibelakangnya itu Ketua. Dan lihat aku, Anak bungsuku saja
belum kuliah." jelas Kepala Boo
Hye Jin kembali menarik celana Kepala Boo untuk memohon,
Kepala Boo mengerti karena Hye Jin tak ingin berkerja disana
tanpa tahu alasanya, Hye Jin akhirnya bangun dan berpikir
Kepala Boo untuk membatalkan pemindahanya. Kepala Boo
tersenyum lalu melotot menyuruh Hye Jin menulis surat
pengunduran diri.
Hye Jin mengintip dari depan pintu kaca, mencar-cari apakah
Sung Joon ada didalam. Shin Hyuk yang baru datang ikut
melihat dan bertanya apa yang dilihat pegawai baru. Hye Jin
langsung membalikan badanya, malah membuat Shin Hyuk
kaget dengan berlebihan mengatakan seperti akan melahirkan.
Shin Hyuk bertanya apa yang dilihat Hye Jin dan mengajaknya
melihat bersama-sama. Hye Jin berpura-pura tak melihat
apapun Shin Hyuk menanyakan gigi depannya, Hye Jin
binggung karena tak mengingat Shin Hyuk.
"Pokoknya, selamat datang di tim redaksi. Ini bisa saja ada
hubungannya denganku, jadi kusarankan traktir aku makan."
kata Shin Hyuk masuk kedalam kantor. Hye Jin binggung
kenapa orang itu memintanya traktir dan mengerjarnya ke
dalam ruangan.
Hye Jin membahas tentang ucapan selamat datang dan tratiran
lalu menanyakan alasan yang membuatnya berkerja di tim
redaksi. Shik Hyuk memberitahu namanya lagi karena tak suka
dengan panggilang "orang itu" dan sebagainya dan menegaskan
Hye Jin harus memanggil namanya sambil sibuk dengan
komputernya. Hye Jin binggung.
"Siapa yang tahu, Saat Jackson memanggilku aku akan
langsung datang dan jadi bunga. [bait puisi dari Kim Chun Soo]"
ucap Shin Hyuk sambil membentuk tangannya seperti burung
yang terbang dan berjalan ke counter untuk membuat
minuman. Hye Jin binggung siapa sebenarnya yang dimaksud
Jackson.
Hye Jin mengejar Shin Hyuk mengajak bicara, tetapi belum bisa
memanggil dengan namanya, Shin Hyuk menyuruhnya untuk
memanggil "reporter Kim" dan merasa kata "karena" itu tak
cocok digunakan, lalu menanyakan departemen mana yang
menjadi inti dari sebuah majalah. Hye Jin menjawab tim
management service.
"Tim Redaksi, itu Benar sekali. Kami butuh perkerja Part time
dalam tim inti Jin Sung daripada memilih perkerja Part time
yang tidak jelas maka sebaiknya memilih pegawai magang
yang pernah kerja disini sekali, Aku cuma tanya sekali, dan
Direktur langsung bilang iya. Aku tahu ... kau mau berterima
kasih" jelas Shin Hyuk percaya diri, Hye Jin langsung menjerit
karena bukan itu maksudnya.
"Jadi harusnya kata yang tepat adalah "berkat aku" bukannya
"karena aku"." kata Shin Hyuk lalu memberikan segelas kopi
gratis.
"Tak perlu.... Kalau begitu, bisa minta mereka membatalkan
pemindahanku ?" ucap Hye Jin memohon.
Reporter Cha baru datang melihat Hye Jin menyuruhnya untuk
mengikutinya, Hye Jin malah mengatakan "sekarang?"
Direkturnya dengan sinis berkata "memangnya tahun depan"
Hye Jin pun tanpa banyak berkata-kata mengikuti Reporter
Direktur Cha tanpa membantah.
"Wah, hari ini Michael Jackson lagi." komentar Shin Hyuk
melihat celana Hye Jin yang mengatung dengan kaos putih lalu
kembali menari layaknya Michael Jackson.
Hye Jin melihat kearah ruangan Sung Joon, sambil
mendengarkan ucapan Reporter Cha yang melihat hasil
merevisi dokumen seperti bukan pertama kalinya berkerja. Hye
Jin menceritakan ayahnya dulu memiliki surat kabar jadi
kadang-kadang suka membantunya dan berusaha memberitahu
tentang kepindahanya, tapi Reporter Cha sudah menyela.
"Ahh itu bagus sekali, Dalam 3 bulan, karena ini merupakan
ulang tahun ke 20, pasti akan sibuk sekali untuk edisi spesial.
Kami tadinya mau menyewa pekerja paruh waktu, tapi kau bisa
menerjemah, revisi dan menyunting, selain itu kau dari Servis
Manajemen, jadi ketrampilan komputermu juga bagus, maka kau
tepat untuk posisi ini. Sampai dengan edisi spesial, tinggallah
disini selama 3 bulan." kata Reporter Cha
"Tidak. Sebaiknya kalian menyewa pekerja paruh waktu. Aku
lebih suka kalau dikembalikan ke tim servis manajemen." tolak
Hye Jin dengan nada panik
"Sebagai pegawai magang aku tahu kau tak akan lari,
sementara Pekerja paruh waktu suka keluar masuk sesuka hati
saat pekerjaan terasa berat, sulit mempercayai mereka. Bukan
berarti kau harus jadi asisten. Lakukan saja pekerjaan mudah
dan sederhana." jelas Reporter Cha
"Tidak, aku belum pernah menyentuh majalah fashion dan aku
tidak paham soal bidang itu. ,,Singkatnya, aku ini bodoh,
bodoh." kata Hye Jin merendahkan diri agar dikeluarkan.
Direktur Cha mengeluarkan beberapa majalaha Most keluaran
Korea, memberitahu bahwa 30%-40% adalah hasil terjemahan
dari kantor pusat New York, dan Sisanya dikumpulkan dari
beberapa negara dan dicetak.
"Semuanya dibagi menjadi 3 bagian - Fashion, Kecantikan dan
artikel. Fashion fokus pada tren, peragaan busana, pemotretan,
dll. Sedangkan Kecantikan, singkatnya tentang mempercantik
diri, make up, kesehatan, segalanya tentang fisik dan Artikel
lain didasaran pada membahas hal diluar fashion dan
kecantikan, seperti Film, acara kebudayaan, pameran,
permasalahan sosial, wawancara, dan berbagai gaya hidup."
jelas Reporter Cha dengan sangat padat dan singkat.
Hye Jin masih melonggo, Reporter Cha pikir sekarang Hye Jin
bis tahu sebagian besar dari majalah dan tak ada masalah. Hye
Jin langsung menegaskan bahwa ada banyak sekali masalah.
Sung Joon tiba-tiba keluar dari ruangan, Hye Jin langsung
mengumpat dibawah kolong meja, Direktur Cha binggung
melihat Hye Jin yang tiba-tiba berjongkok dikolong meja. Hye
Jin berpura-pura sedang mencari sesuatu yang jatuh.
"Reporter Cha... Aku dengar ada pemotretan siang ini , jadi Aku
ingin ikut melihat set dan hasil fotonya."ucap Sung Joon
"Ahh.... Kalau perlu aku bisa mengatur waktu khusus untukmu."
kata Reporter Cha Joo Young.
Sung Joon pikir tak perlu karena akan segera datang, Hye Jin
langsung berlari keluar dari ruangan dengan panik . Shin Hyuk
melihatnya kembali dan berpikir Hye Jin itu terkena cacingan.
Hye Jin berjongkok diatas toilet sambil mengucangkan tubuhnya
karena kesal, di depan cermin pegawai dari tim Redaksi Most
membicarkan tentang Sung Joon yang memiliki badan
proporsional dan terlihat seperti model.
"Saat dia berdiri, kharismanya luar biasa dan saat senyum
manis sekali."komentar Eun Young sambil menjerit bahagia.
"Bagaimana dia bisa jadi wakil pemimpin redaksi di usia
semuda itu ?" pikir Sun Min sirambut panjang.
"Katanya dia hebat saat di kantor pusat New York." ungkap Yi
Kyun si wanita berambut blonde.
"Kalau begitu harusnya terus hebat saja di New York. Kenapa
datang kemari ?! Tak kusangka hari ini datang juga ! Kalian
beruntung bisa senang soal ini, sementara aku" jerit Hye Jin
kesal didalam hatinya.
Ha Ri kembali ke dalam ruangannya, membaca pesan dari Hye
Jin " Rencana "memohon" gagal. Sekarang aku sedang duduk di
dudukan toilet sembunyi dari Ji Sung Joon." lalu ia mengeluh
dengan sikap temanya yang terlalu panik
" Cepat berdiri ! Sudah kubilang tidak akan ketahuan! Kau mau
terus duduk disitu seperti orang bodoh ? Mau sampai kapan
begitu ?" balas Ha Ri
Hye Jin akhirnya berjalan dengan menguatakan dirinya bahwa
tak akan ada yang bisa dihindari dan apabila tertangkat tak
akan dihindarinya, tapi saat melihat diarah depan Sung Joon
berjalan kearahnya sambil menatap tabnya, Hye Jin kembali
panik dan langsung masuk ke dalam lift.
Baru saja bisa bernafas lega, ternyata Sung Joon sudah berdiri
disampingnya, pintu lift pun tertutup. Hye Jin bergumam dalam
hati, binggung melihat Sung Joon ada didalam lift padahal tadi
melihatnya sebelum masuk lift, setelah itu merasa sebelumnya
itu hanya halusiansi karena paranoid dan berharap bisa cepat
keluar.
Tiba-tiba lift berguncang dan lampu berkedap kedip, Hye Jin
panik sambil mengedor-gedor pintu memberitahu ada orang
yang terjebak didalam lift dan meminta diselamatkan supaya
dibukakan pintu liftnya.
Sung Joon menarik tanganya, Hye Jin mencoba
menyembunyikan wajahnya tapi Sung Joon bisa menyebut
nama Kim Hye Jin, Hye Jin pun menatapnya karena ternyata
tahu namanya. Sung Joon tahu Hye Jin masih ingin hidup tapi
tidak aman kalau merusak pintunya. Hye Jin tersadar Sung
Joon bisa tahu namanya dari ID card yang dipakainya.
Sung Joon menekan tombol bantuan, memberitahu mereka
terjebak di lift. Pertugas menanyakan mereka ada dilantai
berapa, Hye Jin menjerit menyebut lantai 18, yang terdengar
seperti umpatan.
Hye Jin mengunakan tissue untuk menghilangkan keringat yang
terus mengucur, lalu seperti gigiya bergertak. Sung Joon
merasa bunyi gigi Hye Jin menganggu, saat menengok, Hye Jin
langsung mengatupkan bibirnya. Sung Joon memberitahu
bahwa ada tissue yang menempel di dahinya, Hye Jin langsung
membersihkanya.
"Astaga, aku tidak bernapas.... Kau harus Napas, Kim Hye Jin!!!
Tunggu, gimana caranya bernapas ? Kau bisa mati kalau
begini ! Ayo bernapas !!!" jerit Hye Jin panik, Sung Joon melihat
Hye Jin terlihat ikut panik.
Tiba-tiba lampu lift ikut mati, Hye Jin tiba-tiba bisa membuka
mulutnya dan bisa bernafas dari mulut. Sung Joon berteriak,
berpikir Hye Jin terkena claustrophobic (ketakutan akan
ruangan tertutup). Hye Jin mencoba mengatur nafasnya yang
terengah-engah sambil berjongkok.
Sung Joon ikut berjongkok, memasangkan earphone lagu "close
to you" terdengar. Hye Jin langsung bisa tenang, lalu menatap
cinta pertamanya. Sung Joon mengatakan hanya ingin
membantunya.
"Ada yang mengajariku soal ini. Saat mendengar lagu ini, aku
merasa baikan." cerita Sung Joon mengingat waktu masih kecil
Hye Jin yang memasangkan earphone ditelinganya
Hye Jin menatap Sung Joon dengan mata terharu, mengingat
lagu itu juga. Keduanya saling menatap seperti gambaran
waktu mereka kecil terlihat lagi, Sung Joon yang gemuk dan
Hye Jin yang cantik.
Pintu lift terbuka, terlihat sinar seperti sangat terang. Petugas
menanyakan keadaan keduanya. Sung Joon dengan cepat
menarik earphone dan meninggalkanya, Hye Jin hanya bisa
memperlihatkan wajah melas karena Sung Joon benar-benar
tak mengenalinya.
Ha Ri baru saja mengecek ke bagian receptionist tentang
keluhan para tamu yang menginap, setelah itu bertanya-tanya
apakah temanya itu masih duduk diatas closet. Ponselnya
berdering, tertulis nama "wanita itu" ia pun mengabaikannya,
saat berbalik seorang wanita yang menelpnya berdiri
dibelakangnya.
Keduanya duduk di ruang tunggu hotel, wanita itu sekarang
mengungkapkan dengan matanya sendiri Ha Ri tak mengangat
telpnya, tapi meminta lain kali mengangkat telpnya karena ia
menelp tanpa alasan. Ha Ri menyuruh untuk mengatakan saja
tanpa perlu repot-repot menelpnya.
"Kau tahu ayahmu ulang tahun minggu depan ? Setidaknya
tunjukkan wajahmu sekali disaat seperti itu. Kau masih tetap
putri ayahmu." ucap Nyonya Na Ji Sun, Ha Ri langsung tertawa
"Perkataanku terdengar lucu bagimu, Padahal tidak ada yang
lucu." komentar Nyonya Na
Tiiba-tiba salah seorang wanita datang melihat Nyonya Na yang
ingin pergi ke Spa, Ha Ri pun dengan cepat memilih untuk
pergi. Si wanita itu melihat Ha Ri itu adalah anak dari Nyonya
Na, tapi Nyonya Na hanya menatap kepergiaan Ha Ri.
Cha Joo Young sedang memeriksa pakaian yang akan
digunakan pemotretan dengan Joon Wo. Hye Jin masuk kembali
ke dalam ruangan melihat Sung Joon menaiki tangga ke lantai
atas.
"Hye Jin, kau dari mana saja ? Kami akan ke studio, Bawa
kotak itu dan ikut aku." perintah Joo Young
"Ya, sekarang ?" kata Hye Jin
"Asal tahu saja, aku tidak suka mengulang perkataanku." tegas
Joo Young
Hye Jin pun mengikutinya, Joo Young memperingatkan Hye Jin
untuk membawa kotak, Hye Jin kembali ke dalam ruangan
membawa kotak. Shin Hyuk yang melihat Hye Jin heran karena
terlihat seperti orang yang linglung.
Di ruangan Nyonya Kim Ra Ra
Nyonya Kim memint supaya Sung Joon memeriksa studio
mereka, Sung Joon memberitahu nanti siang akan melihatnya
karena ada pemotretan, Nyonya Kim memujinya sambil
memberikan penyegar ruangan agar kulitnya tak kering, Sung
Joon mengarahkan uap karena kulitnya itu tak kering.
"aku pikir kau ada sesuatu yang mau disampaikan." tegas Sung
Joon yang tak mau bertele-tele.
"Oh, oh, oke. Mungkin kau sudah tahu karena kau
mendengarnya. Di tim kami, Wakil Pemimpin Redaksi harus
berperan sebagai Pemimpin Redaksi bayangan juga. Aku di sini
karena nepotisme." bisik Nyonya Kim lalu tertawa merasa
bangga sambil menepuk paha Sung Joon
"Aku tahu...." ucap Sung Joon terlihat dingin sambil
menghentikan tangan Nyonya Kim yang ingin menyentuhnya.
Nyonya Kim memberitahu bahwa tim redaksi akan mengambil
tanggung jawab penuh.
"Pemimpin Redaksi,untuk 3 bulan ke depan, ada beberapa
persyaratan Anda harus berjanji padaku. Seluruh anggota tim
tidak boleh tahu apa yang akan kukatakan." jelas Sung Joon
dengan nada tegas.
Studio pemotretan
Beberapa model sudah melakukan make up dan mendapatkan
arahan gaya dari fotographer, Joon Woo juga memberikan
pakaian agar dicoba oleh model dalam pemotretan. Joo Young
dan Sung Joon ada didepan komputer melihat hasil dari foto.
"Dari Semua foto yang diambil sampai sekarang, yang satu ini
terlihat yang terbaik." kata Joo Young melihat hasil Foto, Sung
Jung juga setuju akan hal itu.
Hye Jin yang berdiri tak jauh dari sana hanya bisa menatap
Sung Joon dari jauh tanpa bisa mendekatinya. Joon Woo
berteriak meminta untuk dibawakan air untuk para model,
semua orang seperti tak ada mendengarnya. Hye Jin yang
mendengar langsung berteriak akan membawakan air.
"Keluar dari sana !!" teriak Sung Joon yang membuat semua
didalam ruangan terdiam.
"Siapa yang memakai sepatu di atas set pemotretan ?"ucap
Sung Joon
Hye Jin melihat ada jejak sepatunya diatas set berwarna putih
dan langsung melepaskan sepatunya sambil meminta maaf,
Sung Joon menariknya agar segara keluar dari tempat itu, lalu
melihat nama dan tersadar bahwa wanita itu yang bersamanya
terjebak didalam lift. Hye Jin hanya bisa tertunduk lalu melihat
ujung kaos kakinya yang bolong, lalu menekuk jempolnya agar
tak terlihat. Sung Joon tertawa mengejek melihatnya.
"Seharusnya aku memberitahu dia. Aku minta maaf, Dia baru
masuk hari ini, jadi tidak mengerti..." jelas Joo Young
mendatangi keduanya.
"Aku tidak lihat dia dalam perkenalan, Jadi Wanita ini masuk
dalam tim kita ?" kata Sung Joon meremehkan
Joo Young memberitahu Hye Jin bukan tim resmi dari redaksi
tapi pegawai pindahan dari Support Management selama 3
bulan. Sung Joon mengucap syukur karena wanita itu tak ada
hubunganya dengannya, lalu pergi begitu saja. Joo Young
memberikan peringatan pada Hye Jin untuk kesalahan satu kali
ini saja. Joon Woo pun memberikan semangat ada Hye Jin
yang tertunduk karena kena omelan.
Nyonya Kim datang dengan mengucapkan bahasa italianya,
beberapa orang langsung berdiri dibelakangnya dan menyiapkan
kursi, seorang wanita menyemprotkan pelembab ke wajahnya.
Joon Woo memberikan kopi dan Joo Young memberitkan
tabnya, Nyonya Kim melihat Konsepnya bagus tapi ada yang
perlu dibereskan.
Joo Youn menunjuk ember besar didepanya, Nyonya Kim
mengatakan bukan itu. Joo Young menunjuk Hye Jin yang
sedang membersihkan set yang baru saja diinjak olehnya.
Nyonya Kim membenarkan, Joo Young memanggil Hye Jin untuk
mendatanginya, Hye Jin dengan wajah bodohnya mendatangi
Nyonya Kim.
Nyonya Kim mengangkat poni yang menutupi matanya, lalu
bertanya siapa wanita itu. Joo Young sadar belum
memperkenalkanya, lalu memberitahu Hye Jin dari Manajemen
Service dan datang untuk membantu kita, lalu menyuruh Hye
Jin memberi salam, Hye Jin memperkenalkan diri sebagai tim
adim.
"Oh Mamma Mia! Rambutnya. Ampun ... aku jadi mual.
Rambutmu tidak mencerminkan "Most"" komentar Nyonya Kim
"Sebenarnya, dari lahir aku sudah keriting" jelas Hye Jin, Sung
Joon yang berdiri tak jauh dari sana mendengarnya tapi terlihat
cuek saja.
Nyonya Kim melihat pakaian Hye Jin yang tak mencolok, lalu
menyuruhnya untuk mengantinya karena tak mencerminkan
Majalah "Most". Hye Jin mengerti, tapi tak tahu bagaimana cara
mencerminkan "Most", Nyonya Kim meminta tolong dengan
jarinya, Joo Young mengerti meminta untuk Hye Jin berdiri
disampingnya. Nyonya Kim berteriak dengan bahasa italia untuk
memulai pemotretan.
Salah satu model melakukan pose untuk pengambilan gambar
seperti terkena kelopak bunga yang berguguran, Hye Jin naik
diatas tangga dengan kipas sengaja menjatuhkan bunga.
Nyonya Kim meminta untuk memberikan efek seperti terkena
angin, Hye Jin dan tim lainnya mengoyang-goyangkan kain
seperti terkena angin
Nyonya Kim melihat hasil foto dan melihat semuanya sudah
bagus untuk dikeluarkan setelah itu meninggalkan tempat. Joo
Young memberitahu bahwa sesi pemotretan sudah selesai.
Sung Joon juga meminta agar memberikan copyan foto
padanya.
Hye Jin terlihat sangat kelelehan bisa bernafas lega karena
pekerjaannya berakhir, lalu meminjat punggungnya. Sung Joon
sempat melihat Hye Jin dan acuh pergi begitu saja. Hye Jin
yang tertunduk, menatap sedih Sung Joon karena penampilanya
harus bersembunyi.
Ha Ri yang khawatir dengan Hye Jin menjemputnya, ketika
dilampu merah Ha Ri masih tak percaya mereka dipertemukan
dalam satu perusahaan dan Hye Jin dengan wajah melas tak
mengerti karena dalam tiga bulan kedepan harus terus
berhadapa, Ha Ri yakin Sung Joon itu tak mengenalinya, Hye
Jin menutup hidungna, Ha Ra menarik tangan Hye Jin dan Hye
Jin bisa bernafas kembali.
"Saat dengannya, bernapas saja aku tidak bisa. Begitu kuingat
lagi, aku jadi sesak napas. Sekarang Turunkan kacanya !" kata
Hye Jin
Hye Jin langsung mengarahkan wajahnya pada jendela, dengan
mulut menganga mencoba menarik nafas dalam-dalam dan
mengatur nafasnya. Ha Ri heran dengan temannya yang terlalu
khawatir dengan yang terjadi karena yakin pasti Sung Joon tak
mengenalinya.
Sebuah mobil berhenti disamping mereka, Sung Joon
mengendarai mobilnya dengan konsentrasi mengarah ke depan.
Hye Jin sendiri menatap keluar jendela dengan tatapan kosong
kearah spion. Ketika keduanya ingin saling bertatapan, seorang
pengendara motor pengantar bunga berhenti, mereka pun
terhalang lalu saat lampu hijau menyapa, Mobil Sung Joon lurus
dan Ha Ri membelokan mobilnya ke arah kiri.

SHE WAS PRETTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang