Chapter 1

327 20 4
                                    

"Ibu manggil saya?" tanya Alfina, selaku Wakil OSIS. Bu Wida memang sebelumnya memanggil Alfina untuk keruangannya.
"Ah, ya. Kemari sebentar?" Bu Wida memberi isyarat pada Alfina untuk duduk disebelah Andre. Tak perlu diperintah dua kali Alfina menuruti perintah Bu Wida.
"Fin. Kenalkan ini Andre. Andre, ini Alfina." ucap Bu Wida memperkenalkan keduanya.
"Hai gue Alfina." Alfina terlebih dulu mengulurkan tangannya. Andre menerima uluran tangan Alfina.
"Aku Andre, Kak."
"Andre, Alfina ini Wakil OSIS yang akan mengenalkan lingkungan sekolah ini ke kamu." kata Bu Wida lagi. Alfina dan Andre mengangguk saja.
"Sekarang bu?" tanya Alfina. Bu Wida hanya mengangguk.
"Yuk, Ndre?" ajak Alfina. Alfina dan Andre pun segera pamit pada Bu Wida.

***

"Ndre, kita dari lantai satu dulu ya baru nanti kita ke atas." kata Alfina memulai obrolan. Andre manggut-
manggut tanda mengerti. Sepanjang perjalanan, Andre tak banyak bicara, meskipun begitu Alfina tak terlihat canggung karena sudah terbiasa.
Setelah lantai satu selesai, Alfina membawa Andre naik ke lantai dua. Setelah mereka berkeliling dilantai dua, perjalanan mereka berlanjut ke lantai tiga.

"Nanti disini ada satu ruangan yang..," Alfina bergidik ngeri, "nanti deh gue jelasin. Tapi tolong ya, jangan
tanya lebih jauh?" kata Alfina yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Andre mengernyit bingung tapi menjawab juga, "iya Kak." jawab Andre.

Alfina berjalan lagi berkeliling ke lantai tiga yang berisi kelas XII IPA dan IPS.
"Nah, ini ruangan yang gue maksud!" kata Alfina pelan tapi masih bisa terdengar oleh Andre.
"Ruangan ini udah lama kosong dan gue gatau pasti kenapa ruangan ini kosong. Tapi yang gue tau, menurut cerita-cerita yang beredar, dulunya ruangan ini adalah lab bahasa. Dan katanya di lab ini dulunya pernah
ada yang bunuh diri. Sejak itu
ruangan ini jadi angker. So, ruangan ini akhirnya di kosongkan sama Kepala Sekolah." jelas Alfina sambil mengangkat kedua bahunya. Tanda bahwa dia tak tahu apa alasan pasti Kepala Sekolahnya mengosongi ruangan ini. Andre membuka mulut hendak besuara tapi segera mengurungkan niatnya setelah dia ingat apa yang dikatakan Alfina pada saat mereka menginjakan kakinya di lantai tiga tadi.

Ruangan itu memang tertutup hingga ke jendelanya. Bahkan seingat Andre, hanya ruangan ini yang tidak Alfina buka selama dia menjelaskan. Ruangan nya memang terletak agak jauh dari ruang kelas yang lain dan terletak paling ujung.
Alfina menghela nafas lega, "udah selesai! Mending lo balik ke kelas lo. Gue antar lo sampai ke kelas, karena gue harus jelasin sama guru yang ada di kelas lo." kata Alfina. Seperti biasa, Andre hanya mengangguk saja.

Tanpa sepengetahuan Alfina dan Andre, Hanum bersama Ikhsan, komplotan Erlan tidak sengaja menangkap basah Alfina jalan berdua dengan Andre.
"Eh Num, lo liat ngga tuh?" kata Ikhsan sambil menunjuk kearah mereka berdua. Jarak merek cukup jauh, sehingga rasanya Alfina dan Andre tidak mungkin melihat mereka.
"Apaan sih?" tanya Hanum bingung.
"Itu ih! Tuh!" tunjuk Ikhsan sekali lagi.
"Alfin? Eh ntar dulu deh. Itu kan cowok nerd yang tadi kan ya? Jalan sama Alfin? Wah kacau tuh anak satu! Balik ke kelas! Kita laporin Erlan!" Hanum menepuk bahu Ikhsan dan berlari disusul Ikhsan dibelakangnya.

***

"Apa?! Alfin jalan berdua bareng sama si cowok nerd tadi?!" Erlan terlihat geram begitu mendapati laporan kedua temannya. Hanum dan Ikhsan mengangguk bersamaan.
"What? Jadi si Alfin jalan sama si cowok nerd? Siapa? Andre ya? Wah ngga beres tuh Lan! Samperin Lan! Seenaknya aja dia nyamperin pacar lo!" kata Angel memanasi.
"Apaan si lo Ngel? Dateng-dateng main nyamber aja kayak api ketemu bensin!" Tukas Hanum jengkel.
Angela mengabaikan Hanum. "Udah Lan, samperin! Bikin perhitungan sama dia!" ucap Angel sambil duduk di samping Erlan.
Erlan bangkit dari tempat duduknya dan segera berlari mengejar Alfina dan Andre tentunya.

"Lan! Mau kemana lo?!" panggil Ikhsan. Erlan tak menggubris panggilan teman-temannya. Ikhsan dan Hanum saling pandang dan ikut berlari mengejar Erlan. Anggel tersenyum penuh kemenangan melihat Erlan dan kawan-kawannya menyusul Alfina dan Andre.

***

"Alfina!" teriak Erlan ketika berhasil menyusul mereka yang baru tiba di lantai dua. Mendengar namanya dipanggil, Alfina pun menoleh. Erlan menghampiri dan menarik tangan Alfina.
"Sini kamu. Ngapain sama dia?" tanya Erlan sambil menatap tajam Andre. Andre hanya menunduk.
"Aku abis nemenin dia keliling sekolah Lan, disuruh Bu Wida. Cuma keliling aja kok, nggak ngapa-ngapain lagi." jelas Alfina. Erlan diam dan melihat Andre dengan tatapan tak suka.
"Gue peringatin ya sama lo, jangan deketin Alfin. Dia cewek gue!" Seru Erlan tajam.
"Ya ampun Lan, udah lah!" kata Alfina menengahi.

"Aku ngga suka kamu deket sama cowok manapun. Apalagi sama cowok nerd kayak dia!" Timpal Erlan cepat.
"Yaudah sih Lan. Alfin juga udah jelasin semuanya kan?" balas Hanum diikuti anggukan Ikhsan.
"Yaudah lah. Cabut!" perintah Erlan. Sebelum benar-benar pergi, Erlan
berbalik dan menatap Andre yang masih terpaku ditempatnya. Menatap dengan pandangan yang amat sangat tidak suka.

***

ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang