Find You 5- ketidak mampuan

23 3 4
                                    

Vanessa menegakkan tubuhnya, dan matanya bertemu dengan mata orang itu. Hal paling terakhir yang ingin dia lakukan adalah ini, atau kalau bisa Vanessa tidak ingin melakukannya.

"nessa ? kamu gakpapa kan? Sorry ya aku tadi gak liat" ucap pria itu sambil memegang lengan Vanessa.

Seakan alaram diotaknyaberbunyi, ia langsung menepis tangan pria yang ada didepannya ini. "gue gakpapa kok" balas Vanessa dingin. Raka mengerutkan alisnya, ia merasa lima menit lalu Vanessa masih bersikap biasa. Namun sekarang sikapnya berubah karena pria yang ada didepan mereka.

"ka ayo balik, gue udah dapet kado yang pas kok" kata Vanessa sambil mengambil dress yang ada didepannya secara asal.

Vanessa langsung menarik tangan Raka agar segera pergi dari tempat itu. Raka yang melihat hal itu langsung menjatuhkan pandangannya pada tangan mereka yang saling bertautan.

Sedetik kemudian Vanessa menghentikan langkahnya, ia menoleh pada raka yang ada dibelakangnya, kemudian ia melihat tangannya yang memegang tangan Raka. "eh sorry ya, gue reflek tadi. Soalnya buru-buru, biar cepet selesai terus kita langsung keruma lo" kata Vanessa salah tingkah. Raka hanya mengangguka kepalanya dan menyunggikan sedikit senyuman.

------------

Sekarang mereka berdua sedang duduk berdua ditaman yang berada dibelakang rumah Raka. Raka yang sibuk dengan gitar yang ada dipangkuaanya, sedangkan Vanessa sibuk dengan pikirannya sendiri.

Melihat hal itu Raka semakin penasaran dengan wanita yang ada didepannya ini, hatinya tergerak untuk menelusuri semua hal yang pernah terjadi pada permpuan yang baru seminggu ini menjadi temannya. Namun otaknya berkata itu semua bukan urusannya, iatidak berhak melakukan hal itu.

"ehemm, lo punyausulan lagu?" Tanya Raka memecah keheningan yang tidak sengaja mereka ciptakan.

Vanessa mengeleng, pikirannya masih melayang. Masih terbagi didua tempat.

"oke kalo begitu gue ngusulin lagu perbedaan dari Arilaso, gimana lo setuju?" Tanya Raka lagi.

Vanessa hanya menganguk, moodnya sudah rusak sejak satu jam lalu. "oke lo denger dulu instrumennya ya, soalya gue agak ngerubah dikit nadanya" ucap Raka sambil memulai memainkaaka yang memainkann gitarnya.

Kali ini Vanessa mencoba fokus memperhatiakan Raka yang sedang memetik gitarnya. Alun-alunan yang dimainkan Raka kini memenuhi telinga mereka berdua. Sedikit demi sedikit Vanessa merasakan tubuhnya yang mulai rileks dan suddah fokus dengan Raka.

"gimana? Bagus gak buat kita jadiin musikalisasi puisi?" Tanya Raka setelah mengakhiri permainannya.

"hmmm.. lo gak ada lagu lain?" tawar Vanessa. Ada banyak keraguaan yang ia pikirkan jika ia menyayikan lagu itu.bukannya ia tidak suka, tapi ia hanya takut.

"kenapa lo gak suka ya?" Tanya Raka lagi. sebenarnya ia mau jika lagunya diganti, hanya saja waktu mereka tidak banyak lagi. Tapi Raka juga takut pekerjaan mereka sia-sia pada saat tampil nanti, jika Vanessa tidak nyaman dengan lagu yangakan dibawakan.

"bukan gitu, Cuma gak dapet feel aja . gue takut nanti jadi hancur semuanya cuma gara-gara gue doang" ucap Vanessa merasa tidak enak.

"tapi ness waktu kita gak lama lagi, nah kalo ganti lagu lain gue rasa waktunya gak akan cukup." Kata Raka mencoba membujuk Vanessa.

Vanessa menghembuskan nafasnya, mau tidak mau ia harus menyanyikan lagu itu. Vanessa pun menganggukan kepalanya.

Sekarang mereka berdua sedang istirahat setelah 2 jam sudah mereka latihan. Dengan segala kekuataan yang ia kerahkan, sejauh ini Vanessa berhasil untuk tidak menunjukkan hal aneh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang