Seseorang membunyikan Bel pintu utama. Edward! Gumamku.
"Velle, Edward datang!" Teriakku. Tak ada jawaban. Okay, aku yang membuka pintu. "Oh my god. Kau datang! Aku sangat merindukanmu." aku langsung memeluk Edward dibalas dengan pelukan yang sangat erat. "Aku juga. Dan akan merindukanmu lagi." Kata Edward.Mata coklatnya berbinar dan kilap rambut tembaganya yang teratur itu menambah kesan kerennya. aku menyelidiki Edward dari atas ke bawah. 'Sempurna!" Gumamku dalam hati. Tak ada perubahan besar. Tetap tampan pastinya. Ia tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang putih dan rapih dan bibirnya yang merah. Dan bodohnya aku mengaguminya.
Aku mengambil koper abu-abu yang tidak terlalu besar milik Edward dan membawanya ke kamarku. Oh sial, ini berat. "Kau baik-baik saja, Anna?" Tanya Edward. Muka ku memerah. "Seberat itu kah?" Lalu aku mendengar Edward menertawaiku. Wajahku bertambah merah.
"Aku hanya membantu,kenapa?" Aku terdengar seperti berbicara kepada diriku sendiri lalu dengan pasrah aku membiarkannya mengambilnya. "Jangan merepotkan dirimu sendiri Anna." Edward mendahuluiku. Dan aku menyusul dari belakang. "Well, kau benar. Jadi, bagaimana menurutmu?""apanya?""apartemenku." Edward mengernyitkan dahinya lalu memandang seluruh ruangan. "Cukup besar,lebih besar dari punyaku, rapi dan bersih." Tukasnya dan menarik nafasnya dalam-dalam. "Dan wangi. Well, sepertinya aku betah." Aku tersenyum. Sebenarnya aku tidak minta jawaban sepanjang itu. Aku hanya ingin mendengar 'aku bakal betah'.
Edward memalingkan matanya fokus pada suatu objek di belakangku. Aku mengikuti matanya.Velle menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Lalu berlari memeluk Edward dan melakukan seperti berteriak tetapi tidak. "Oh my goshh. Aku merindukanmu." Velle berlari kegirangan dan meloncat ke sofa hanya untuk memeluk Edward."Benar-benar merindukanmu." Dia menekankan. Velle benar-benar menunjukkan betapa polosnya dirinya. "Ou, apa ada yang lapar?" Tanya Velle polos seusai memeluk Edward. Tangannya masih bergantung di punggung Edward. Edward kelewat tinggi sebenarnya. "Aku memasak enak hari ini." Kata Velle lalu menuju ke dapur. Kami menyusul. "Dia benar,aku menciumnya." Bisikku pada Edward yang sedang mengimbangi langkahku. "Dia itu koki yang hebat,kau tahu.""itu bagus, aku mulai lapar." Katanya menggosokkan jari-jarinya ke perut datarnya. Kaos merah maroon yang pas dan stunning itu menampakkan lekuk masing-masing pack nya.
Di atas meja-yang berisikan empat kursi-makanan sangat banyak. Ada dada bebek muscovy panggang-kesukaanku dan Velle-ikan salmon saus tartare dengan krim lembutnya dan beberapa roti dan keju lokal pilihan. Oh dan terakhir, daging kalkunku! Velle membuatnya menjadi campuran spageti. Benar-benar enak.
Tiba-tiba saja aku teringat hari sebelum pesta, Velle belanja sebanyak dua trolli penuh dan dia sangat kewalahan memasukkannya ke mobil dan lupa mengembalikan trolli ke tempatnya sampai-sampai di tabrak dua mobil di belakang kami.
Aku tersenyum mengingat itu. Sudah ku bilang, Velle itu bodoh dalam segala hal. "Jadi ini yang membuat kita hampir didenda puluhan dolar oleh sherrif bodoh itu?" Aku tertawa menjadi. Velle merona lalu memandangi Edward yang bingung, melihat kami bergantian. "Oh ya trolli itu bodoh, aku benci trolli." Katanya memutar matanya lalu mengambil dua garpu dan dua sendok. "Maaf." Kataku mengambil muscovy panggang dan beberapa roti kering. "Kau harus makan yang banyak,Anna. Perjalananmu cukup jauh. Pasti melelahkan untukmu." Velle mengguruiku sekarang. Ternyata Edward berefek baik untuk Velle."Yeah,aku harus membawa beberapa makanan lezat ini. Bolehkah aku meminta resepnya untuk diberikan kepada ibuku? Mereka pasti suka." "Oh tentu." Katanya mengangguk setuju. Velle mengunyah dan menelannya buru-buru. "Trims chef." Kataku diiringi dengan bungkukan kecil. Edward menyeringai sesekali menggelengkan kepalanya. Aku mendengarnya berkata "dasar wanita." Di tengah-tengah seringainya.
....
Aku memasukkan barang-barang ku ke jok penumpang. Satu koper kecil yang dulu mom berikan untukku saat aku pindah ke sini dan dua tas masing-masing berisikan barang-barang pribadiku. Tidak terlalu banyak untuk waktu musim panas.
Aku menutup pintu mobil dan saat aku berbalik Velle dan Edward sudah di belakangku. "Jadi, kemana kau akan pergi?" Tanya Edward. Dia sok keren sekarang.
"bukannya aku sudah memberitahumu tadi?" Ujar Velle cemberut. Edward menatap Velle lagi dan merangkulnya.
"Aku akan berlibur mungkin, menghabiskan waktu dengan orangtuaku. Sudah lama aku tidak melakukannya sejak Lilly..."
"okay, jalau begitu hati-hati." Kata Velle memutuskan pembicaraanku. Ia tak mau aku bersedih, aku tahu itu. Lalu ia menarikku dan memelukku. "Aku baik-baik saja." Tukasku. "Aku tahu kau akan." Katanya memengusap punggungku. Aku melihat Edward. Dia hanya melamun seperti sedang memikirkan sesuatu dengan ekspresi marah atau semacamnya. Aku melepas diri dari pelukkan Velle.
"Kau baik-baik saja?" Tanyaku pada Edward.
"Ahhh ya tentu." Edward seperti salah tingkah karena aku mengganggu pemikirannya. Aku mengangguk pelan.
"Aku akan pergi sekarang." Pamitku pada mereka. Edward membukakan pintu untukku.
"hati-hati, aku akan merindukanmu." Kata Velle dan aku melambai dari dalam."Bye."