Bab-2

1K 56 0
                                    

"Ma, tolong titip kan seseorang untuk menjaga Ve," ucapku pelan.

"Ve takut sendiri Ma, titipkan seseorang untuk Ve,"

"Aku," suara berat itu membuatku kaget dan heran. Kenapa dia bisa di sini?

"Eh, Mr. Kev, eh, Kak Kev? Ada apa ke sini Kak?"

"Aku adalah orang yang Mamamu titip kan untuk kamu,"

Aku hanya tertawa geli, "Kak, please deh, Kakak saja tidak mengenal Mamaku. Bagaimana Kakak bisa tahu bahwa Kakak adalah orang yang Mama titip untuk aku?"

"Nyonya Vallencia McGreen, lahir pada tanggal 24 Januari 1989. Mempunyai seorang putri cantik bernama Veria McGreen, dan-"

"Dan apa?"

"Dan putri cengengnya itu sekarang ada di depanku,"

Aku mendengus kesal mendengar kata-katanya. Masa aku dibilang cengeng? Aku ini anak yang kuat! Kalau pun benar apa yang dikatakannya, apa tugasnya?

"Kakak ngapain ke sini?"

"Sedang menjenguk Mamaku juga,"

"Maksudnya?"

"Mamaku juga sudah berada di surga bersama Mamamu. Mereka sudah bahagia dan bisa tertawa bahagia. Mereka juga selalu mendoakan kita agar kita juga bahagia,"

"Apa aku layak bahagia? Bisakah aku melukiskan senyumku tanpa menanggung bebanku? Bolehkah aku merasakan sedikit kebahagiaan dalam hidupku? Aku tahu, bahwa setiap manusia di dunia ini pasti memiliki masalah. Tapi kenapa tidak ada seberkas titik cahaya bahagia untukku? Aku juga ingin hidup normal seperti yang lainnya. Aku percaya, bahwa aku bisa menemukan senyumanku dan kebahahiaanku,"

"Dan satu hal yang kutahu,"

"Apa?"

"Kamu tidak bisa mencari bahagiamu sendiri,"

"Jadi?"

"Kamu harus mulai membuka diri. Juga lupakan semua masa lalu yang kelam. Kamu juga harus bisa mencari seseorang dalam hidupmu. Aku berharap, aku bisa menempati posisi itu,"

"Terimakasih sarannya Kak,"

Tanganku langsung dicekalnya dan ditarik meninggalkan tempat pemakaman umum ini. Dengan gayanya yang cool, Kak Kevin membuka pintu mobilnya untukku. Aku langsung mendaratkan tubuhku ke kursi dan melirik arah jalannya Kak Kevin.

Aku memakai sealt belt, itu membuatku merasa aman. Kulihat Kak Kevin tidak memakai sabuk pengamannya. Tanpa ijin, aku menarik sabuk pengamannya dan mulai melingkarkannya ke pinggang Kak Kevin. Aku juga ingin dia selamat.

"Ehem... modus ya, pegang-pegang pinggang aku?" Tatapan jahilnya membuatku memutar bola mataku.

"Maaf Kak, kalau kebiasaan aku naik mobil, semua harus memakai sealt belt. Demi keselamatan. Aku juga tidak bermaksud untuk modus. Maaf juga aku sudah lancang,"

"Eh, tidak apa-apa, aku seharusnya juga memikirkan keselamatanku, juga keselamatanmu,"

"Hehe, kita mau kemana Kak?"

"Kemana saja, asal ada kamu, Kakak pasti senang,"

"Ah, Kakak bisa saja,"

Kak Kevin memberhentikan mobilnya di sebuah taman bermain. Aku membuka pintu mobilnya dan keluar. Ah, rasanya aku ingin...

"KYAAAAA! lihat Kak! Ada perosotan! Ada ayunan juga! Ayo Kak! Kita main sama-sama!" Sepertinya Kak Kevin terkejut dengan tingkahku yang seperti anak-anak.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang