Tiba-tiba Kak Kevin berjalan mendekati mejaku. Aku hanya menunduk dan merasakan getaran aneh dari suatu tempat. Entahlah. Rasanya aku takut sekali.
"Veria, angkat kepalamu,"
Aku mengangkat kepalaku takut. "A..ada apa, Mr. Kevin?"
"Apa ada lelaki lain dipikiranmu? Saat aku mengajar di depan, kau sedang melamun. Sekarang, aku mau kamu menjelaskan apa yang aku katakan di depan,"
Aku hanya terdiam dan kembali menundukkan kepalaku. Jangan buat aku seperti ini Kak!
Bel jam istirahat berbunyi kencang. Tanda surga bagi semua siswa di sekolahku. Surga juga untukku, terbebas dari jam pelajaran Mr. Kevin.
Perutku berbunyi. Aku harus mengisinya, nanti cacing-cacingku berdemo minta jatah. Dengan langkah pelan, aku meninggalkan mejaku dan juga Mr. Kevin.
"Tunggu!" Mr. Kevin langsung mencengram tanganku dan otomatis membuat langkahku terhenti.
"Ad-"
"Kamu akan kuhukum!"
"Please, jangan,"
"Kuhukum atau keluar dari jam pelajaranku selama satu semester?"
Satu semester? Otomatis aku tinggal kelas. Aku tidak mau! Lebih baik aku dihukum saja.
"Hukum."
"Baguslah, kamu memilih pilihan yang benar. Kalau begitu, setelah pulang sekolah, tunggu aku di parkiran guru. Aku akan meminta izin pada Papamu,"
"Ya."
***
Jam pelajaran di sekolahku sudah usai. Semua siswa keluar berhamburan seakan tidak ada lagi waktu untuk keluar dari kelas. Sedangkan aku, berdiri di pakiran guru seperti orang gila.
Lama sekali guru sialan itu! Ini sudah satu jam aku menunggunya! Lebih baik aku pulang saja! Tidak ada gunanya aku di sini. Pasti dia sengaja mengerjaiku.
"Heh! Sudah kubilang, tunggu!"
"Aku bukan robot yang diperintahkan untuk menunggu orang yang tidak jelas sepertimu,"
"Baiklah kalau begitu, masuk."
Aku membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi belakang membiarkan dia duduk sendiri. Wajahnya mengerut memandangiku.
"Heh! Ngapain duduk di belakang?"
"Ehm, aku senang duduk di sini," aku berbohong. Aku tidak mau duduk bersamanya. Takut jantungku akan berdisko ria.
"Kamu kira aku supirmu? Berani bayar berapa? Pindah kedepan!"
Aku hanya bisa menuruti perintahnya. Entahlah.
"Sudah."
"Baiklah. Jalani hukuman ini ya,"
Kak Kevin membawa mobilnya melesat kencang meninggalkan kawasan sekolah. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang akan dilakukannya.
"Jadi, bagaimana kabarmu hari ini?"
"Baik, sebelum Kak Kevin menghukumku,"
***
Lalala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile
Romance"Bolehkah aku bahagia? kapan aku bisa tersenyum tanpa beban? aku tahu bahwa setiap manusia memiliki masalah, tetapi bolehkah aku mendapat setitik cahaya kebahagian? aku juga manusia! aku juga mau bahagia!" -Ve "Terimakasih sudah melukiskan senyum di...