6

939 45 7
                                    

Aku berdiri disebuah tempat. Ku pandangi orang orang yg berlalu lalang didepanku, mereka berjalan seakan akan aku tidak ada disana . Lalu beberapa saat kemudian seseorang datang kearahku sambil menyerukan sebuah nama. Dan aku perhatikan lariannya, ia bukan berlari kearahku, tapi kearah seorang perempuan yang sedang duduk memakan lolipop sambil mengayunkan kakinya. Lalu ia menggandeng perempuan tadi menuju playground, dan aku mengikuti langkah mereka. Mereka berayun bersama di sore hari yang nan cerah. Angin yang nakal meniup niup rambut mereka sehingga berantakkan dan tak teratur. Mereka nikmati setiap hembusan angin diwajah mereka, dan bermain main didepan ku tapi mereka tak menghiraukanku seakan akan aku tidak berada disana.

Lalu ku pejamkan mataku dan saat aku membukannya, aku berada di sebuah tempat yg berbeda. Kali ini aku berada didepan sebuah rumah. Ku padangi seorang perempuan yang sedang mengistirahatkan kakinya yg mulai kelelahan akibat bermain sepatu roda. Lalu tiba tiba seseorang menghampirinya. Seorang laki laki muda yang membawa sesuatu dibelakang tangan kirinya. Mereka lalu berkenalan dan laki laki itu  memberikannya  sebuah flowercrown yg indah. Tapi perempuan itu tidak menerimanya karna saat itu ia dipanggil oleh seorang wanita dari dapam sebuah rumah.

Lalu ku ikuti anak perempuan itu. Tapi saat aku menoleh ke belakang untuk melihat laki laki tadi, aku berada di tempat yg berbeda lagi. Disebuah kamar yang luas dan indah. Ku telusuri kamar tersebut dengan pelan. Banyak foto foto yang terpampang disana, sebuah foto keluarga kurasa. Lalu ku dengar suara pertengkaran dari luar kamar. Suara pertengkaran yang amat dahsyat. Aku lalu berjalan mendekatti pintu kamar dan menempelkan telingaku pada pintu. Dan ya suara pertengkaran itu masih terdengar bahkan seperti nyata. Disela sela pertengkaran itu ku dengan sebuah isakan pelan dari luar kamarku. Dan ku beranikan diri untuk membukanya.

Ku buka pintu kamar perlahan dan ku dapati seorang anak perempuan menangis di samping pintu kamar sambil memeluk lututnya. Ia lalu mendonggakkan kepalanya, saat seorang anak perempuan berambut blonde datang menghampirinya dan memeluknya. Lalu anak tadi berdiri dari posisinya dan tersenyum seakan seakan semuanya baik baik saja. Anak perempuan berambut blonde tersebut mengandeng anak perempuan tadi ke kamar . Ku pandangi wajah mereka sambil mengikuti langkah mereka. Mereka terlihat mirip tapi disisi lain mereka tidak terlihat mirip.

Mereka mendudukkan diri mereka di kasur sambil memeluk satu sama lain seakan akan mereka akan berpisah. Aku berjalan menghampiri mereka dan lalu mereka melihat ke arahku. Tangis mereka terhenti dan saat itu juga seorang pria memanggil nama salah satu anak tersebut. Dan batu ku sadari bahwa ternyata mereka tidak melihatku tapi melihat dua orang paruh baya di depan pintu kamar mereka.

Mereka menatap dua orang anak perempuan itu sejenak lalu pria itu kembali memanggil sebuah nama sambil berjalan mendekati seorang perempuan berambut blonde tadi. Pria tersebut menarik anak itu dan membawa anak perempuan yersebut pergi dari anak perempuan yang satunya. Ia memberontak seakan akan tak mau ikut dengan org itu tapi usahanya sia sia. Ku tatap kepergian mereka berdua lalu ku alihkan lagi pandanganku ke arah anak perempuan lainnya yang saat ini masih terduduk lemas dikasur. Lalu wanita yang tadi berdiri di depan pintu itu menghampirinya dan memelukknya dan berkata"Everything will be okay".
Tanpa ku sadari air mataku menetes seakan akan aku merasakan apa yang mereka rasakan.

Ku buka mataku perlahan dan ku lihat sekelilingku. 'Mimpi...',batinku. Ku teguk air putih yang ku sediakan di samping kasurku lalu ku cek telfonku. Jam menunjukkan jam 12 malam dan aku terbangun gara gara mimpi tersebut. Ku pejamkan lagi mataku tapi itu tidak ber efek apa apa. Mimpi itu terlalu seperti nyata sampai sampai aku tak bisa tertidur lagi. Aku turun dari kasurku sambil membawa ponselku lalu berjalan mengambil jaketku dan berjalan keluar balcony kamarku. Ku biarkan angin malam ini meniup niup anak rambutku.

Ku pandangi bulan yang saat ini tergantung di langit malam. Ku rapatkan jaketku saat merasakan angin malam mulai terasa. Ku pejamkan mataku sesaat lalu terdengar bunyi dari sebrang. Aku langsung menoleh dan mendapati matthew telah berada di balconnya sambil memandangku. Ia tersenyum lalu meletakkan telfonnya ke telinganya dan pada saat itu juga ponselku bergetar.

ChloeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang