Fakta Pengubah Jalan

13 1 0
                                    

Jam pulang sekolah pun tiba, Gua yang penasaran langsung bergegas ke taman untuk menemui Anna. Ditaman Gua langsung ngeliat Anna sedang duduk di bangku taman dan Gua langsung menyapanya.

"hai!" sapa Gua dengan senyuman.

"hai juga!" sapa Anna.

"ada apa Na?" tanya Gua yang penasaran.

"Aku mau bicara masalah kakak kelas itu!" jawab Anna yang seperti orang cemas.

"jangan dekat dia Na, dia gak baik buat kamu!" ujar Gua.

"Kenapa?" tanya Anna yang penasaran.

"tadi pagi aku liat dia di parkiran lagi minum obat!" jawab Gua.

"Kenapa kan dia Cuma minum obat!" tanya Anna dengan polosnya.

"obat! Mungkin yang dia minum itu obat terlarang!" jawab Gua yang mencoba meyakinkan dia.

"sebelumnya kamu tau gak kalo dia kakak ku!" ujar Anna

"hah? Kakakmu?" ujar gua yang terkejut

"iya, kak Gera kakak ku!, sebelumnya aku minta maaf ya kalo kakak ku suka arogan sama kamu!" ujar Anna.

"nanti dulu, dia kakakmu? Lalu kamu tau kalo dia pemakai obat!" tanya Gua yang makin penasaran.

"masalah obat itu! Kakak ku mengidap kanker otak!" ujar Anna dengan muka sedihnya.

"astagfirullah, aku minta maaf ya berprasangka buruk sama kakakmu!" ujar Gua sambil mencoba menenangkan Anna.

"Dia mulai over protektif sama aku setelah dia divonis kanker dan umurnya gak lama lagi!" ujar Anna dengan berderai air mata.

"Dia over protektif karena dia gak mau adiknya, diganggu sama cowok yang kurang ajar!" ujar Anna

"tenang aja aku gak gitu!" sahut Gua.

"Dia begitu karena dia gak mau aku kaya ibu yang hidup sendiri setelah di tinggal ayah karena ayah selingkuh dengan wanita lain!" ujar Anna dengan berderai air mata

"kakak mu baik Na!" ujar Gua yang mulai kagum sama kakaknya.

"maafin kak Gera ya Den!" ujar Anna.

"iya kakak mu gak salah!" sahut Gua yang mulai meneteskan air mata.

"makasih Den!" ujar Anna.

Gua dan Anna pun pulang meninggalkan taman sekolah, dan kebetulan mobil jemputan Anna tidak bisa menjemputnya, akhirnya Gua mengantar Anna sampai ke gerbang rumahnya , setelah Gua mengantar Anna, diperjalan yang belum jauh dari rumah Anna motor Gua nyaris nabrak motor Ninja, orang yang mengendarai motor tersebut turun dari motornya dan langsung buka helm nya, dan ternyata itu kakaknya Anna, Gua yang biasanya takut sama kakaknya Anna, tapi kali ini engggak, Gua langsung buka helm Gua juga dan langsung meluk kakaknya Anna.

"kak saya udah denger semuanya dari Anna, kak saya kagum sama kakak saya janji kak gak akan nyakitin Anna!" ujar Gua sambil meluk kakaknya Anna dengan meneteskan air mata.

"Ternyata adik Gua udah dewasa, dia gak salah pilih!" ujar Kak Gera dengan wajah sangat yakin

"saya janji kak!" ujar Gua dengan sangat yakin dengan tangisan lelaki

"Gua percaya sama lu!, jaga adik Gua kalo Gua udah gak didunia ini lagi!" ujar kak Gera yang melepaskan pelukkan Gua lalu sambil memegang bahu Gua.

Gua hanya menangis mendengar kata-kata kak Gera yang 360 derajat berbeda dengan apa yang Gua tau dulu.

"jangan kebanyakan nangis, lu tuh laki, seharusnya lu jadi pengusap air mata wanita bukan penambah kesedihannya!" bentak kak Gera.

"iya kak, maaf!" jawab Gua sambil ngelap air mata.

"udah sekarang lu pulang kerumah lu!" ujar kak Gera.

"iya kak!" sahut Gua.

Akhirnya gua pulang kerumah, disepanjang jalan Gua terus berderai air mata karena kagum dengan kak Gera, sampai pengen tidur Gua masih terbayang dengan sosok kak Gera yang dari awal ketemu dengan sekarang yang berbeda 360 derajat setelah Gua mengenal nya lebih jauh, kekaguman Gua ke dia dalam menyayangi keluarga akan menjadi prinsip hidup Gua selamanya.


-_-,-_-,-_-,-_-,-_-,-_-

Kasihmu Prinsip HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang