Dua

438 15 2
                                    

Sore itu Sheila yang sedari tadi menunggu kepulangan Eross berjingkat bahagia saat melihat Eross sudah duduk santai di ruang tengah.

"Bang Eross," kata Sheila menyenggol lengan Eross yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Apaan sih Sheil," kata Eross kesal dengan tingkah jahil adiknya.

"Gue mau nanya nih, ah sensian banget sih, Mbak," ujar Sheila sambil mencomot pie susu yang disediakan Mama mereka di atas meja pendek itu.

"Apaan?" tanya Eross.

"Ehm, lo--lo temen deket ya sama Kak Duta?" tanya Sheila perlahan. Eross langsung meletakkan laptopnya, lalu memandang Sheila.

"Ngapain lo nanya gitu?" kata Eross. Lalu, Sheila tampak berpikir.

"Err–itu lho bang, te–temen gue suka sama Kak Duta. Dan tau kalo lo deket sama Kak Duta, ya–dia minta bantu nanyain Kak Duta itu gimana orangnya," kata Sheila mencari alasan asal.

"Oh, Duta itu cowok ganteng nomer dua setelah gue tentunya," ujar Eross kepedan. Sheila mencibir sebal.

"Duta itu ya bisa dibilang player. Dia suka ganti cewek setiap 2 minggu sekali. Dia itu suka buat cewek baper. Ya, walaupun dia suka gonta-ganti cewek dia gak pernah nembak cewek sekalipun seumur hidup nya," jelas Eross. Rahang bawah Sheila hampir copot mendengarnya.

Gonta ganti cewek dua kali seminggu? Dan parahnya lagi, bukan dia yang nembak, tapi cewek-cewek itu yang nembak? Dan satu lagi, dia gak pernah nembak cewek seumur hidupnya? Wow! Amazing!

"Gilak, keren banget." Komentar bodoh itu terucap dari bibir Sheila.

"Ya Duta emang keren. Dia suka tebar pesona, tapi, asal lo tahu ya cewek-cewek baper kayak lo ini lah yang gampang nantinya kena perangkap Duta. Dengan bodoh nya cewek baper ini mau aja setuju jadi pacar Duta, walau mereka tau seminggu setelahnya mereka diputusin sama Duta," kata Eross. Sheila cuma diam, ini gilak! Gilak!

"Oh iya, gue sebagai abang lo. Ngelarang keras lo deket-deket sama Duta. Gue yakin, lo bakal mudah jatuh hati sama Duta. Gue gak mau lo jadi boneka mainan nya Duta," kata Eross, lalu diam sebentar menarik napasnya.

"Ya walau gue tahu, lo bukan tipe Duta sih. Jauh banget malah." Bom! Rasanya saat Bang Eross bilang gitu, serasa ada batu gede banget menghantam hati Sheila.

"Oh–ohh gitu. Emang tipe Kak Duta gimana sih? Tipe berapa? Tipe 38 atau tipe 39?" tanya Sheila ngelantur.

"Ck, ah elah. Duta itu suka cewek yang kayak Pevita Pearce, kayak Raisa, wah pokoknya cewek cewek yang diatas rata-rata sih gaya nya," kata Eross. Dan membuat Sheila sadar dia cuma, cewek bergaya di bawah rata-rata artinya gak akan bisa dapat apa-apa.

*

Ya, gue tahu, gue cuma cewek biasa yang gak dipuja-puja sama kebanyakan cowok. Gue cuma cewek yang gak punya something buat di kagumi. Huh, gue sadar. Kenapa sih gue susah banget kalau masalah penampilan? Gak pandai malah. Kenapa baru sekarang gue sadar kalo penampilan itu nomer satu? batin Sheila.

"Mungkin kau takkan pernah tahu,

betapa mudahnya kau untuk dikagumi

Mungkin kau takkan pernah sadar,

betapa mudahnya kau untuk dicintai..."

Suara merdu Duta Sheila On 7 mengalun dengan Pemuja Rahasia-nya.

Tiba-tiba ada panggilan dari Alinda Shakira dari layar ponsel Sheila.

"Apaan lo?" kata Sheila membuka percakapan.

"Gimana? Udah lo tanya sama abang lo?" Suara Linda terdengat di seberang sana.

"Ya, seperti apa yang lo bilang. Kak Duta itu player, ganti pacar kayak ganti bed cover aja. Dan lo tau, Kak Duta gak pernah nembak cewek, dia dengan pesona nya itu bakal buat cewek lupa diri dan nembak dia," jelas Sheila.

"Wah, gilak. Terus terus?" tanya Linda penasaran.

"Ya, Bang Eross ngelarang gue buat deket sama Kak Duta. Katanya, ntar gue jadi baper dan malah dengan bodohnya nembak dia. Juga kata Bang Eross, gue jauh dari tipe cewek nya Kak Duta. Kak Duta itu suka cewek gaya-gaya Pevita Pearce, atau Raisa. Ah, gue bisa apa sih Lin, dalam bahasa galaunya nih 'dah aku mau apah atuh?'" Suara Sheila melemah saat menjelaskan hal itu.

"Ah gampang Sheil, lo cuma perlu pinter dandan. Udah. Lo kan cantik," kata Linda lembut di ujung sana.

Dan Sheila bisa tersanjung dengan kata-kata nya Linda. Entah temannya itu jujur atau hanya menghiburnya.

*

Sudah satu semester Sheila menjadi anak kuliahan. Setiap hari ia harus sibuk dengan tugas-tugasnya. Dan beruntung di hari Sabtu ini ia mendapat libur. Sheila masih asyik berbaring sambil membaca novel.
"Ya ampun, gabut banget deh gue!" ia membanting novelnya. Giliran libur ia malah bosan, giliran jadwal kuliah padat ia seperti bangkai berjalan saking lelahnya. Dunia emang serba salah.

Lalu, Sheila mengambil smartphone nya, mengusap layar dan membuka aplikasi Instagram. Terlihat lah di situ, cowok yang setengah mati Sheila kagumi. Cowok yang setengah mati Sheila suka diam-diam. Duta. Cowok itu baru saja meng-upload fotonya bersama pacar barunya. Dengar-dengar pacar Duta kali ini sudah bertahan dengannya selama 1 bulan. Hebat! Ya bagi Sheila ini hebat, bagaimana bisa seorang Duta tidak ganti pacar setiap 2 minggu sekali? Berarti cewek ini pasti istimewa. Sheila membuang napas kasar, ia sudah cukup bosan selama 1 semester ini melihat Duta berkali-kali mengganti pacar. Hebatnya, kecemburuan Sheila tidak kelihatan.

"Dek, lo di dalem?" terdengar suara Eross memanggil dari luar.

"Iya, kenapa?" kata Sheila sambil membukakan pintu. Tampak Eross dengan baju kaos putih yang lusuh, dan bawahan handuk berwarna merah ngejreng.

"Apa-apaan lo gayaan gini bang?" kata Sheila shock.

Gimana gak shock, ditambah abangnya ini sedang memakai rol rambut pada jambulnya. Rol rambut itu milik Sheila yang dicuri terang-terangan kemarin sore.

"Hehe, pinjem ya rol nya, gue mau jambul gue lebih waw. Hehe, eh tuh temenin Duta di depan. Bilangin gue mandi dulu. Ambilin dia minum atau apa, gih sana," kata Eross.

Oh god! Ini cobaan apa lagi sih? Baru aja Sheila galau karena Duta meng-upload fotonya bersama pacarnya itu. Dan kini cowok mirip Maximme Bouttier itu ada di rumahnya. Di ruang tamunya. Dan sialnya lagi, abang nya ini meminta Sheila menemai Duta--cowok yang setengah mati Sheila suka, sayang, dan cin.. Oke yang terakhir mungkin enggak deh.

"Minum apa kak?" tanya Sheila yang langsung aja nanya 'minum apa?' tanpa niat untuk berbasa-basi.

"Gak usah manggil 'kak' bisa enggak? Gue bukan wanita simpenan abang lo," kata Duta santai. Ya, ini kemana nyambungnya sih? Terus Sheila manggil apa? Abang? Kok malah Sheila geli manggil abang kalo bukan ke Eross? Ew.

"Panggil Duta aja deh," kata Duta. Hah? Dia kira Sheila seumuran dia? Dia kira Sheila setua apa?

"Gue mau minum teh hangat aja deh. Lumayan, pagi-pagi gini," kata Duta nyengir. Oh tuhan, jantung Sheila berdetak kencang saat melihat cengiran Duta. Dan siapapun tolong sadarkan Sheila sebelum Duta yang...

"Sheil?" kata Duta menyadarkan lamunan Sheila. Sheila kaget, dan mengerjapkan matanya. Cowok itu tepat di depan Sheila.

"Oh--oh iya, teh ya, oke gue ke dapur dulu," kata Sheila segera meninggalkan Duta.

***

Pemuja RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang