Enam

251 14 4
                                    

Sheila berjalan bersampingan bersama Eross mereka gak banyak bicara. Eross sibuk memeriksa tugas akhirnya sambil jalan, dan Sheila sibuk dengan pikirannya--memikirkan bagaimana cara menghindari Duta nantinya.

"Hei Ross, hei Sheil." Umur panjang cowok itu. Eross hanya melihat sekilas. Lalu tatapan Duta beralih pada cewek yang sudah nyuekin dia seminggu ini.

"Bang, gue ke kantin ya. Linda nungguin gue," kata Sheila.

Sabodo teing, Linda mah sudah dua hari ini gak masuk, katanya sih balik ke Surabaya nenek nya sakit. Tapi, Sheila juga bingung mau cari alasan apa lagi.

"He-eh iya, ati-ati lo, jangan ngelamun ketabrak truk sampah ntar," kata Eross tanpa menatap adiknya. Sheila cuma mendengus sebal, ya kali ke tabrak truk sampah dalam perjalan ke kantinnya.

Sheila sebisa mungkin gak melirik Duta. Dia takut, rencana move on nya gagal cuma karena ngelirik cool nya Duta itu. Lalu dengan perasaan campur aduk, Sheila pergi.

"Cuy," kata Duta sambil menyenggol tangan Eross.

"Hm?" kata Eross masih saja sibuk membaca bagian akhir dari tugasnya.

"Liatin gue dong cuy, ah elah," kata Duta sambil menabok lengan Eross sedikit keras.

"Iyeee ah apaan?" kata Eross malas. Duta cuma menatap Sheila yang mulai hilang dari tatapannya.

"Adek lo kenapa?" akhirnya pertanyaan yang mengganjalnya seminggu ini keluar juga.

"Adek gue? Sheila? Kenapa emangnya dia?" tanya Eross balik.

"Ross, Sheila ngejauhin gue. Kenapa sih dia? Dia gak cerita-cerita apa gitu sama lo?" tanya Duta tepat sasaran.

"Kenapa? Biasa aja sih gue lihat," kata Eross lagi.

"Ross, ya--dia ngejauhin gue. Tiap kalo ketemu gak mau liat muka gue. Terus setiap gue LINE gak pernah dibac,a" kata Duta. Eross lalu menyipitkan mata curiga.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" kata Duta risih.

"Lo... mau mainin adek gue? Lo mau jadiin dia kayak mantan-mantan lo? Lo mau putusin Vionna? Astaga Dut, Vionna udah cantik gitu lo mau ninggalin dia? Udah hampir jalan tiga bulan Dut," kata Eross ngawur banget.

"Lo ngomong apa sih Ross. Gue gelisah gini karena gue--" kata Duta diam berpikir, karena apa ya? Eross menatapnya dengan sebelah alis dinaikkan.

"Ya--kan gue kan, sudah bilang, kalo gue pengen banget punya adek perempuan. Ya, gue kawatir lah adek gue marah sama gue," kata Duta. Ya, mungkin karena Duta udah terlalu jauh menganggap Sheila sebagai adiknya.

"Yakin lo? Alesan lo klise banget," kata Eross, Duta hanya mengangguk pelan. Bahkan rasanya Duta ragu, apa iya cuma karena Duta menganggapnya sebagai adik?

*

Sheila termenung dengan menyumpal lubang telinganya dengan earphone. Pikirannya sibuk, pikirannya gak rela harus ngelupain Duta. Nah, pikiran aja gak rela apalagi perasaannya. Sheila pun bingung, kok bisa sih dia jatuh ke Duta? Sejak kelas 2 SMA kemarin, Sheila bahkan gak bisa suka sama cowok manapun. Hatinya terkunci oleh satu nama. Di hatinya cuma ada nama Adam. Adam kekasihnya saat SMA, Adam cinta pertamanya. Dan Adam yang membawa kunci hatinya ke dunia yang berbeda sekarang. Adam meninggal karena ternyata cowok itu punya penyakit kelainan jantung. Akh! Sheila gak mau mikirin itu lagi. Sakit. Tapi, ini dia kenapa dengan mudahnya jatuh cinta kepada Duta. Apa karena nama cowok itu juga sama dengan nama personil Sheila On 7? Seperti Adam, nama itu sama dengan nama bassis Sheila On 7. Tuh kan, hidup Sheila kok gak jauh-jauh dengan unsur-unsur Sheila On 7 sih?

Pemuja RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang