Part [2]

1.8K 93 0
                                    

*****

Hari ini cuaca cukup cerah untuk berolahraga. Seluruh siswa kelas XI-IPA 3 tampak bersemangat mengikuti pelajaran olahraga kali ini.

"ya murid-murid, materi olahraga kita kali ini adalah permainan bola volly..."ucap Pak Duta-selaku guru olahraga-.

"kok volly sih, kenapa nggak sepak bola aja.."bisik alvin.

"kalau gue lebih milih basket,"ucap Rio.

"Gue lebih milih jam olahraga kosong, cuacanya panas banget"sahut sivia.

Rio dan alvin cukup terkejut mendengar sahutan sivia. Sejak kapan sivia ada di dekat mereka? bukannya tadi sivia bilang nggak mau ikut olahraga dan bikin alesan sakit?

"mimpi apa loe mau ikut olahraga? katanya mau alasan sakit?"tanya alvin.

"gue nggak mau nilai olahraga gue jelek. Semester ini pokoknya gue pengen geser Rio dari posisi peringkat 1,"ucap sivia.

Rio mengacak poni sivia, "teruslah bermimpi,"

Sivia mengerucutkan bibirnya, merasa sebal jika poninya selalu saja kena sasaran Rio. "Lihat saja nanti,"

"baiklah anak-anak, sebelum kita mulai permainannya. Bapak mau kalian pemanasan terlebih dahulu, lalu setelah itu kalian berlari mengitari lapangan sebanyak 2 kali. Kalian mengerti...."

"mengerti pak,,"seru seluruh murid.

Rizky sebagai ketua kelas pun memimpin mereka melakukan pemanasan. Pemanasan dimulai dari gerakan kepala.

"kenapa harus lari keliling lapangan segala sih, ntar pasti gue ada di posisi belakang"ucap sivia sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"tenang aja vi, loe kan sering tuh ngejar gue, pasti kali ini loe nggak bakal ada dibelakang"ucap alvin. "Ya seenggaknya gitu, tapi melihat tubuh loe yang semakin besar, kayaknya bakalan sulit deh"

"Ihh loe rese banget sih vin, gue nggak gendut. Berat badan gue aja udah turun"

"iya turun, turun se-ons. Hahahah...."

"dasar kodok sipit..."ucap sivia lalu menyerang alvin dengan serangan cubitan.

"heh kalian, bisa diem nggak sih. Berantem mulu kerjaannya,"lerai Rio lalu menarik sivia ke sampingnya. "udahlah vi, jangan dengerin omongannya si alvin"

Alvin menjulurkan lidahnya kearah sivia sambil menjulingkan matanya. Rio yang melihat tingkah konyol alvin itu pun mengusap kasar wajah alvin, "Loe juga jangan rese, seneng banget sih godain sivia"

Sivia tertawa senang melihat muka kusut alvin. Kalau masalah begini, Rio emang selalu bisa menjadi penengah antara dirinya dan Alvin.

"gue selalu di bully kalau deket kalian berdua. Mending gue deket sama Ify aja, bye..."ucap alvin lalu beralih pergi menuju Ify.

"Hai Ify..."sapa alvin.

"Oh hai..."balas Ify.

"hari ini materinya permainan bola volly, kamu suka nggak?"tanya alvin.

"suka, gue suka semua olahraga. Olahraga kan sehat,"jawab Ify.

"kamu emang cewek yang spesial. Udah pintar, jago main piano, punya suara bagus, suka olahraga juga lagi"puji alvin.

"terima kasih atas pujiannya, tapi sepertinya loe terlalu berlebihan deh. Gue nggak se-sempurna itu,"ucap Ify.

"tapi dimata aku, kamu itu sempurna"ucap alvin.

Ify hanya tersenyum menanggapi ucapan alvin. Dirinya sama tidak tertarik dengan ucapan alvin selanjutnya yang terus memuji dirinya. Mengeluarkan kata-kata manis yang Ify rasa tidak perlu. Menurut Ify, alvin masih terlalu polos untuk mengerti arti kata cinta yang sesungguhnya.

Bukan Upin IpinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang