Epilog

2.1K 111 5
                                    

*****

Setelah mengahadapi ujian kenaikan kelas yang telah lewat beberapa waktu yang lalu, RioAlv sekeluarga memutuskan untuk berlibur ke pantai. Tak hanya mereka sekeluarga, Alvin dan Rio juga mengajak Sivia-Ify untuk berlibur. Karena perginya sama oma dan kak zahra, akhirnya sivia dan ify pun diperbolehkan untuk ikut oleh orang tua masing-masing.

Alvin dan sivia tengah asik bermain air, baju mereka pun sudah sangat basah akibat perang air yang mereka ciptakan.

"nih nih rasain nih....hahah"tawa alvin sembari menyerang sivia dengan air yang ia cipratkan.

"ih alvin rese..., Nih ambil nih, gue bales ya"balas sivia.

Alvin mencoba menghindar dari segala serangan sivia. Lalu ia pun berlari menuju sivia dan mendorongnya hingga terjatuh di air. Sivia yang tak siap dengan serangan dadakan alvin pun terpaksa harus menelan air laut yang asin.

"uhukkk...uhukkk..., huwekkks..."

"hahaha....rasain,"

Sivia menjitak kepala alvin yang ada disampingnya, "Dasar gila, kan gua jadinya nelen air laut"

"hehe...wajah loe lucu banget tahu, vi. Tahu gitu tadi loe gue foto, kan lucu"ucap alvin.

Sivia memukul lengan alvin, "Loe jahat ya sama gue, sebel deh..."

"iya-iya maaf, maafin ya...."ucap alvin lalu menjulurkan jari kelingkingnya ke hadapan sivia.

"iya.."ucap sivia lalu menautkan kelingkingnya dengan alvin.

Alvin menggenggam tangan sivia, "Mau main lagi?"

"gue capek,"

Alvin menunjuk punggungnya, "Sini gue gendong,"

"emang kuat?"

"kuat dong, ayo naik..."

Perlahan sivia naik ke punggung alvin. Setelah siap, alvin pun berlari menyusuri pinggiran pantai dengan sivia yang ada di gendongannya.

"ALVIN JANGAN LARI!! GUE TAKUT!!"

"hahaha....gimana vi? Seru, 'kan? Haha....yuhuuu...."

"alvin jangan gila!!"

Alvin mempercepat larinya lalu sesekali dia berhenti untuk berputar-putar. "GUE EMANG GILA!! GUE GILA KARENA LOE, VI..."

"Alvin jangan teriak-teriak..."

"GUE CINTA SAMA LOE!! GUE CINTA SAMA SIVIA!!!"

Sivia tersenyum mendengar teriakan alvin, dirinya benar-benar senang. Akhirnya penantiannya selama ini berakhir bahagia.

"I LOVE YOU SIVIA....SARANGHAEYO!!! Ayo dong vi, loe juga teriak!!"

Tak mau kalah dengan alvin, sivia pun akhirnya ikut berteriak juga. "GUE JUGA CINTA SAMA SI SIPITT!!! SIPIT...I LOVE YOU!!!

"Hahahahah...."

Sore itu, sementara Alvin dan Sivia tengah asyik bermain air dan berlarian di tepi pantai, Rio lebih memilih berbaring santai di atas pasir sembari melihat kelucuan adik dan sahabatnya bermain air.

Angin pantai berhembus membuai Rio, membuatnya memejamkan mata menikmati segarnya angin sore. Kemudian bayangan gelap menutupinya, ia pun membuka matanya dan mendapati wajah seseorang yang ia cintai.

"hai..."

"eh, hai..."ucap Rio lalu mendudukkan dirinya. "darimana?"

Ify menyodorkan sekaleng minuman, "nih ambil minum.."

"thank's..."ucap Rio lalu menerima minuman dari ify.

Ify pun mengikuti Rio duduk di atas pasir sembari melihat kegiatan bermain alvin dan sivia, "Mereka nggak ada capek-capeknya ya.."

"alvin sangat suka pantai, begitupun sivia. Mereka bisa berjam-jam main air tanpa lelah, mereka berhenti kalau mulai lapar doang"ucap Rio.

"Lucu.."

"alvin apa sivia?"

Ify tersenyum lalu memukul pelan lengan Rio, "Apaan sih,.."

"nggak ikut main air?"tanya Rio.

"aku punya trauma sama laut. Dulu sewaktu aku kecil, aku pernah tenggelam dan sejak saat itu aku nggak mau lagi deket-deket sama laut"jawab Ify.

"sampai kapanpun rasa trauma itu akan tetap ada jika kamu nggak memberanikan diri buat menghilangkannya"ucap Rio.

Ify menggelengkan kepalanya, "Aku terlalu takut buat coba,"

Rio meletakkan minumannya dan mengambil punya ify, lalu menarik ify untuk berdiri. "kamu harus coba"

"Tapi—"

"ada aku, aku yang akan menjaga kamu. Nggak akan aku biarkan suatu hal menyakiti kamu. Kamu percaya, 'kan?"tanya Rio.

Ify menatap mata rio, ada sinar kesungguhan di dalam mata cowok itu. Bukan hanya itu, genggaman tangan rio yang erat membuat rasa percaya dirinya perlahan mulai tumbuh.

"jangan pernah lepaskan tanganku,"ucap Rio.

"nggak akan, dan nggak akan pernah. Untuk bisa bergenggaman tangan denganmu bukanlah suatu hal yang mudah"ucap Ify.

Rio dan ify berjalan beriringan menuju ke bibir pantai. Genggaman ify semakin erat pada tangan Rio. Ify berjalan dengan lambat dan kaku, hatinya berdegup lebih cepat. Perlahan kaki mereka menyentuh bibir pantai, merasakan sapuan ombak menyentuh kaki mereka.

"gimana? Aman, 'kan?"tanya Rio. Ify menganggukkan kepalanya.

Rio menunjuk matahari yang mulai turun dari peraduannya. "Lihat itu, bagus, kan? Matahari terbenam terasa lebih indah bila kita melihatnya dari jarak dekat seperti ini"

"iya, dari sini terlihat lebih indah. Selama ini aku hanya bisa melihatnya dari jauh, bahkan dari sini aku seperti bisa meraihnya"ucap ify sambil mengarahkan tangannya kearah matahari terbenam.

"Tapi ada matahari yang lebih indah daripada ini, bahkan sekarang aku sedang menggenggamnya"ucap Rio sambil menggenggam tangan ify lebih erat.

Ify tersenyum menatap laki-laki yang ada disampingnya. Laki-laki yang sangat ia cintai, laki-laki yang mampu membuat jantungnya berdegup lebih kencang seperti sekarang. Ia benar-benar senang.

Merasa sedang diperhatikan, rio mengalihkan pandangannya kepada ify. "kenapa?"

"Ha? Ah—eh nggak papa kok"ucap ify sedikit malu karena ketahuan sedang memperhatikan Rio.

Rio menghendikkan bahu, ia lalu menarik tubuh Ify di depan tubuhnya. Ify tersentak kaget dan sedikit tidak siap dengan tindakan Rio. Ia merasakan Rio mengalungkan kedua tangannya ke lehernya dari belakang.

"I Love You...."bisik Rio. Ify memejamkan matanya, mencoba mengendalikan degupan jantungnya yang semakin tak karuan. Perasaannya seakan-akan ingin meledak.

Matahari mulai benar-benar tenggelam. Membuat kedua pasangan ini terhanyut dalam indahnya matahari senja yang sebentar lagi akan Hilang. Terhanyut dalam keindahan cinta yang sebelumnya tak pernah mereka bayangkan.

-tamat-

-------------------------------------------------------------------------------

Yeayy...alhamdulillah, ceritanya udah selesai :)

sebenarnya ini juga udah aku post di Fb dan blog, tapi berhubung aku belum pernah post apapun disini, jadi aku isi cerita ini deh.
Terima kasih yang sekiranya udah mau baca, ataupun sekedar hanya lewat. *tapinggakyakinadayangbaca
maklum, penulis masih amatir :)

Bukan Upin IpinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang