KUMPULAN FICLET A-Z

A

#A

Ah, sudah berapa kali kubilang? Kau sudah indah dengan menjadi apa adanya dirimu. Kau sudah luar biasa. Tak pernah aku melihat lelaki seindah kau. Kau anugerah yang telah diberikan Tuhan untukku. Anugerah yang kunistakan sebagai milikku. Bahkan aku menyalahi anugerah itu dengan ribuan khilaf.

"Mas, aku lapar mas...!" Kau masih saja merajuk. Aku menatapmu dalam diam, mengelus kepalamu sejenak dan kembali mengetik sesuatu di layar PCku.

"Minta mbok Yati bikinin, sana! Mas lagi kerja..." Aku masih fokus pada kerjaku. Tanganku kini beralih pada keyboard PCku lagi. Kau menatapku kesal, seolah tak terima tanganku berpindah dari kepalamu.

"Mas sibuk, ya?," tanyamu lagi. Aku diam. Tanpa kujawab pun harusnya kau sudah paham. Kau mendengus, lalu menyeret boneka besarmu keluar dari ruang kerjaku. Sesaat aku merasa kehilangan. Apa lagi saat punggungmu menghilang di balik pintu.

Namun sekilas, kepalamu melongok ke dalam kemudian.

"Mas, aku beli rujak aja! Nggak mau titip?"

Aku menatapmu sekilas, lalu menggeleng. Aku masih fokus dengan kerjaku, meneliti laporan keuangan perusahaan. Kau mengangguk paham, lalu kudengar suara motor di luar. Ahay, kau keluar dengan motor? Sudah kubilang berapa kali kalau kau tak diizinkan naik kendaraan roda dua bermesin itu? Kau bocah teledor, kembali!!

Nyatanya, kau memang tak pernah kembali....

Hanya motor inilah yang tersisa, dengan spion pecah, jok remuk, dan bodi yang sudah aneh bentuknya. Kau sudah pergi. Menyatu dengan dimana harusnya kau kembali.

#A