Chapter 4

245 18 0
                                    

Author POV

Ali yang baru saja kembali dari toilet pun bingung.Pasalnya ia tak menemukan Prilly di tempat duduknya.

Akhirnya Ali memutuskan untuk kembali kekelas.Namun,didalam kelaspun Ali tak juga menemukan Prilly.
Lo dimana sih Prill ..Batin Ali.

"Anak-anak,kalian sudah dibolehkan pulang.Jangan lupa tugas yang Ibu berikan besok dikumpulkan.Selamat siang dan hati-hati dijalan" Setelah memberi tahu anak muridnya Bu Sinta pun segera melangkahkan kaki meninggalkan kelas.

Ali yang mendengar itupun bergegas mengambil hpnya untuk memberi tau supirnya untuk menjemputnya.

Ali segera melangkahkan kakinya menuju gerbang.Ia mengurungkan niatnya untuk mencari Prilly.Mungkin besok aja tanya tugas ke Prilly,pikirnya.

Sementara ditempat lain Prilly sedang duduk termenung.Ia tak ingin beranjak dari tempatnya.Yang ia inginkan sekarang adalah ketenangan.

Setelah dirasa sudah cukup lama ia berada ditaman,Prilly beranjak dari duduknya untuk kembali kekelas.

Saat melewati koridor,ia sempat bingung.Kenapa sudah tidak ada siswa yang berlalu lalang melewati koridor.
Mungkin udah dibolehin pulang kali,jadi sekolah udah sepi.. Batinnya.

Setelah sampai didalam kelas,ia langsung mengambil tasnya dan bergegas keluar.
Ia berjalan melewati lapangan basket.Ia kembali mengurungkan niatnya untuk segera pulang.
Diletakkannya tas yang ia gendong kepinggir lapangan dan berlari kecil mengambil bola basket yang berada dipinggir ring basket.

Prilly mulai mendrible bola kesana kemari dan mulai memasukan bola kering basket.Prilly melakukannya berulang kali.
Ia memang tak begitu pandai bermain basket.Tapi setidaknya ia bisa kalau hanya mendrible dan memasukan bola kedalam ring.

Tak banyak yang tau memang kalau Prilly bisa bermain basket.Ia memang hobi bermain basket.Dengan bermain basket ia dapat mencurahkan segala emosi yang sedang melanda dirinya.

Hingga akhirnya ia memantulkan bola itu dengan keras sehingga bola itu melambung dengan tinggi.
Setelah itu Prilly langsung saja pergi dengan menyambar tas yang berada dipinggir lapangan.

Sudah setengah jam Prilly menunggu bus dihalte.Tapi bus yang ditunggunya tak kunjung datang.Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki.

Sudah lumayan jauh dia berjalan hingga ada klakson mobil mengagetkannya.

Tinn...Tin....

"Prilly" Teriak suara itu.
Prilly yang mendengar namanya dipanggil pun menolehkan kepalanya kesumber suara.Hingga mobil itu mensejajarkan dengan posisinya.

"Prilly kan..?" Tanya suara itu lagi.Ya....dia Ali.Teman baru Prilly.
Prilly hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kok jalan?Lo kok keringetan banget sih,abis ngapain?Kan sekolah udah bubar dari tadi banget,kok lo baru pulang?Rumah lo disekitar sini,apa masih jauh?Kalo masih jauh bareng gue aja.Nanti gue anterin sampe rumah dengan selamat sentosa" Ali melontarkan segala pertanyaan tanpa memberi jeda.Prilly yang mendengar itu mengernyitkan dahi heran ingin menjawab pertanyaan itu dari mana.

Ali yang menyadari keheranan Prilly pun hanya menyengir kuda.

"Ehh..maaf maaf.Kebanyakan yah pertanyaan gue.Emm..Bareng gue yok.Gue anterin sampe rumah lo deh.Janji gak bakal macem-macem.Kan kita temen." Tawar Ali kepada Prilly.
Prilly tidak bersusah payah memikirkan jawaban yang akan ia berikan.

"Gak usah,makasih.Aku duluan." Ucap Prilly dengan muka datar.
Prilly langsung berjalan meninggalkan Ali.

"Ehhh..Prill..Prilly......." Panggil Ali dengan suara lumayan keras.Pasalnya Prilly sudah berjalan lumayan jauh.

KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang